PATI (23 Desember 2024) – Suasana asri, begitulah kesan setiap pengunjung saat memasuki gapura Sentra Margo Laras di Pati yang memberikan layanan bagi penyandang disabilias mental. Kegiatan rutin dimulai dengan apel pagi, para residen pun berbaris rapi yang dipandu oleh pendamping dengan memberikan beberapa instruksi. Wajah-wajah kosong pun sudah mulai bisa bersosialisasi dan nyambung saat diajak berkomunikasi tentang kegiatan sehari-hari di sentra. 

Salah seorangnya adalah Fery Wijayanto (40) yang sudah tiga tahun menghabiskan waktu dan hari-harinya bersama sesama residen lainnya.  “Setiap hari bersih-bersih di SKA,” ucap warga Pati itu, pendek. Ia tercatat masuk sentra di pengujung November 2021 disebabkan konflik internal keluarga menjadikan pikiran dan mentalnya terganggu.  Fery bercerita memulai hari bangun, beribadah, membereskan tempat tidur, mandi, sarapan dan apel pagi lalu kegiatan sesuai yang dipilih. 

Bersama teman-teman residen, selain bersih-bersih ia juga menyapu di sekitar lingkungan Sentra Kreasi Atensi (SKA).  “Juga melihara kambing delapan ekor,” katanya.  Waktu berputar selang tiga tahun, Fery pun merasa kerasan tinggal di sentra, karena banyak teman-teman sebaya yang bisa diajak ngobrol. “Iya, saya betah karena banyak teman,” ungkapnya.  Di Sentra Margo Laras, setiap residen berkegiatan di SKA terdiri dari Laras Café, Laras Galery dan Laras Workshop, serta Laras Farming.

Selain menjual aneka makanan dan minuman, juga terdapat galeri batik eco-print yang menjual beragam batik dan pernak-pernik lainnya.  Hingga tahun ini, terdapat 47 residen terdiri dari 14 wanita dan 35 pria. Di mana, sebelumnya banyak tapi sudah dikirim ke sentra lainnya.  Dalam berbagai kesempatan, Gus Mensos menyitir pesan Presiden bahwa tugas Kementerian Sosial bagi ‘wong cilik’ agar bisa tersenyum, termasuk bagi penyandang disabilitas.  Hingga suatu saat nanti, mereka bisa kembali ke masyarakat sekaligus mandiri dan produktif sesuai dengan minat dan usaha yang dijalankan.