Abel: PM “Dharma Guna” Tampil Percaya Diri di Lomba "Fashion Show"

Abel: PM “Dharma Guna” Tampil Percaya Diri di Lomba "Fashion Show"
Penulis :
Humas Ditjen Rehsos
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N

BENGKULU (1 Desember 2020) - Dalam rangka merayakan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2020 di Provinsi Bengkulu, Balai Mental “Dharma Guna” bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Organisasi Non Pemerintah Pemerhati Penyandang Disabilitas Provinsi Bengkulu menyelenggarakan beberapa kegiatan bagi para Penyandang Disabilitas yang ada di Provinsi Bengkulu. 

Rangkaian selanjutnya setelah turnamen Bulutangkis dan Catur yang dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 November 2020 adalah perlombaan mewarnai dan fashion show. Lomba dilaksanakan di auditorium RRI Bengkulu. 

Abel salah satu Penerima Manfaat (PM) Balai Mental “Dharma Guna” di Bengkulu mengikuti lomba fashion show untuk kategori dewasa. 20 orang peserta dari 2 kategori anak dan dewasa tampil berbusana sesuai dengan tema yaitu “Aku dan Bengkulu” 

“Saya sangat senang sekali ikut lomba seperti ini, saya jadi lebih percaya diri, dan bisa bertemu teman-teman lainnya disini,” Ungkap senang Abel. 

Abel tampil dengan sangat percaya diri di atas panggung dihadapan para juri dan para penonton. Pakaian adat tradisional Bengkulu yang dikenakan oleh Abel berupa jas berwarna hitam yang dihiasi dengan sulaman emas. Lalu mengenakan celana panjang yang punya warna sama yaitu hitam. Pada bagian bawahan dilengkapi dengan kain songket yang diikatkan pada pinggang dengan panjang sampai selutut. Kemudian ditambahkan penutup kepala yang bentuknya runcing, dan alas kaki yang berupa sepatu hitam. 

Peserta fashion show lainnya juga tampil dengan sangat memukau dengan pakaian adat bengkulu yang dikolaborasikan secara modern. Para peserta terdiri dari 4 jenis disabilitas, yaitu Rungu Wicara, Intelektual, Mental dan Fisik/Daksa. 

Meskipun memiliki keterbatasan, tapi tak menjadi penghalang bagi mereka untuk bersinar. Para peserta tampil gemilang berlenggak lenggok di atas panggung tanpa keraguan. 

Hal ini menunjukkan bahwa disabilitas bukan menjadi suatu penghalang dan batasan bagi mereka untuk menyalurkan bakatnya. Lomba dilaksanakan dengan tetap menaati protokol kesehatan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Daerah, seperti jumlah peserta maksimal dalam satu kegiatan untuk menghindari kerumunan.
نشر :