Gerakan Cepat Balai Lansia ''Budhi Dharma'' Bekasi, Bahagiakan Nyai Sopia dengan Kursi Roda

  • Gerakan Cepat Balai Lansia ''Budhi Dharma'' Bekasi, Bahagiakan Nyai Sopia dengan Kursi Roda
  • 16100178124581
  • 16100178166445

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N

TANGERANG (6 Januari 2021) - Tepatnya di Kelurahan  Pondok Bakar RT 09/RW02, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Tim Reaksi Cepat Balai ''Budhi Dharma'' Bekasi tepat waktu melakukan tindak lanjut dari pengaduan masyarakat tentang adanya lanjut usia yang membutuhkan bantuan aksesibilitas berupa kursi roda untuk mobilitas dalam kesehariannya. 

Kepala Balai "Budhi Dharma" Pujiyanto perintahkan secepatnya agar tim segera menuju lokasi. 

''Kita berikan layanan cepat, tepat dan terbaik untuk lanjut usia, lakukan dengan penuh pengabdian seperti kita memberikan yang terbaik  untuk orang tua kita," ungkap Puji.

''Nyai Sopia (77 tahun), sejak  4 tahun mengalami sakit yang mengakibatkan kedua kakinya tidak dapat lagi berjalan karena terkena osteoporosis sehingga  harus ngesot ke kamar mandi dan tidak bisa keluar rumah apabila tidak dibantu,'' ujar Bodas, cucu yang selalu merawatnya.

''Setiap hari Nyai hanya berada diatas kasur busa ini untuk tidur, makan hingga  nonton televisi, sesekali ke kamar mandi dan ke depan pintu tapi tidak pernah keluar rumah,'' lanjut Bodas.

"Kami sekeluarga kuatir kalau banjir tiba-tiba datang, seperti tahun lalu, saya prihatin karena Nyai berada di lantai sedang banjir bisa setinggi pinggang, sehingga kami kesulitan untuk membawa Nyai mengungsi ke tempat  yang lebih tinggi. Kalau ada kursi roda kita bisa naikkan di kursi roda dan cepat dibawa ke atas," tambah Bodas

Ketua RT Muradi menambahkan bahwa lokasi tersebut termasuk daerah rawan banjir, karena tidak ada kursi roda maka sering merasa kesulitan untuk mengevakuasi warga khususnya lansia, seperti Nyai Sopia ini. 

''Dalam kondisi seperti ini kami mengutamakan anak-anak dan lansia, namun apabila geraknya atau mobilitasnya terbatas dan harus dibantu seperti digendong, dibopong, maka kami memerlukan waktu yang cukup lama untuk membawanya ke atas atau ke jalan yang datarannya lebih tinggi dr rumah Nyai Sopia," jelas Muradi.

Untuk memenuhi  kebutuhan sehari-hari Nyai Sopia mengandalkan Bodas cucunya yang bekerja sebagai tukang ojek online yang  harus menafkahi istri serta anak-anaknya yang masih kecil dan balita usia 1 tahun dan sering tidak ada di rumah karena harus bekerja.

Meskipun kesulitan ekonomi Bodas dan cucu lainnya tetap merawat Nyai Sopia  dengan ikhlas, sehingga Nyai merasa betah tinggal bersama mereka meski dalam kondisi serba terbatas. Rumah yang ditempati saat ini rumah nyai Sopia sendiri, Bodas dan istri ikut tinggal disitu sambil merawatnya.

Menurut Ika cucu Nyai Sopia yang lain, ''Nyai orangnya  tidak rewel, nurut, menerima apa adanya serta mandiri, karena dulu sebelum sakit, pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual sayur keliling, dan oleh karena itu meskipun sekarang tidak bisa kemana-mana, Nyai masih berusaha untuk mandiri misal ke kamar mandi sendiri meskipun ngesot." 

Dengan melihat Nyai Sopia dan keluarganya yang masih mau merawatnya Tim dari Balai, segera menyerahkan kursi roda, dan membujuknya untuk dapat dan mau menggunakan kursi roda tersebut. 

"Nyai bagen, jangan dibawa, disini saja ya," ujar Nyai ketika petugas mengajak untuk mencoba duduk di kursi roda, yang dikiranya akan membawanya ke Balai. 
 
Setelah dibujuk petugas untuk mencoba duduk di kursi roda agar bisa keluar rumah untuk menghirup udara segar dihalaman, akhirnya nyai mau diangkat dan mencoba kursi roda  dengan senang hati dan tersenyum bahagia penuh haru.
نشر :