Hijab Ciwitan dan Tas "Decoupage" Balai Disabilitas "Ciungwanara" Meriahkan Koordinasi Nasional Hak Penyandang Disabilitas

Hijab Ciwitan dan Tas "Decoupage" Balai Disabilitas "Ciungwanara" Meriahkan Koordinasi Nasional Hak Penyandang Disabilitas
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Ciungwanara Bogor
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (15 April 2021) - Hasil karya Penerima Manfaat (PM) Balai Disabilitas Ciungwanara yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Sosial RI turut serta memeriahkan pameran di acara Pertemuan Tim Koordinasi Nasional Upaya Penghormatan Perlindungan Dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Dan Penyerahan SK Presiden Tentang Satya Lencana Perintis Kemerdekaan. 

Pameran ini diikuti oleh 2 balai yaitu Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung yang menampilkan hasil karya Batik Ciprat dan Kue Kering karya penerima manfaat, dan Balai Disabilitas Ciungwanara Bogor yang menampilkan hasil karya penerima manfaat berupa Hijab Ciwitan dan Tas Decoupage

Hijab Ciwitan merupakan kreasi hijab dengan metode tie dye (Teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain sebelum dilakukan pencelupan). PM di Ciungwanara memanfaatkan potensi bisnis yang sedang marak di kalangan masyarakat ini dengan teknik cubitan (dalam bahasa sunda ciwitan) sehingga menghasilkan produk bernilai ekonomis.

Kepala Balai, Siti Sari Rumayanti, turut hadir dalam pameran tersebut. Ia mendorong pengembangan dan pemasaran Hijab Ciwitan ini.

"Kami terus mengembangkan Hijab Ciwitan agar dapat mengikuti tren saat ini, dengan penggunaan bahan dan motif warna kekinian, kami harap Hijab Ciwitan dapat semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Upaya ini kami lakukan agar terasah jiwa kewirausahaan PM dan menjadikan produk ini sebagai sumber penghasilan bagi mereka," tutur Sari.

Tak hanya hijab, stand Balai Disabilitas Ciungwanara juga menarik perhatian para tamu undangan dengan produk tas decoupagenya. 

Decoupage yang berasal dari bahasa Prancis découper atau berarti memotong, merupakan kerajinan menghias objek yang memerlukan potongan-potongan bahan (biasanya kertas tisu bergambar) yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan pernis atau pelitur layaknya stiker, namun lebih tahan lama. 

Indah, pekerja sosial yang juga merupakan koordinator Sentra Kreasi Atensi Balai Disabilitas Ciungwanara menjelaskan objek yang dapat diaplikasikan decoupage bervariasi, mulai dari tas, clutch, dompet hingga talenan. 

"Kesenian decoupage merupakan kesenian yang cukup mudah diterapkan bagi penyandang disabilitas intelektual. Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana, diantaranya lem, kertas tisu bergambar, kuas dan objek yang akan ditempeli," jelas Indah.

Tak ketinggalan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dan Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat, turut mengapresiasi hasil karya PM.

"Hijabnya bagus- bagus, tapi akan lebih bagus dan bersaing apabila packagingnya juga dipercantik, begitu juga dengan tas decoupagenya, sekarangkan ada model - model tas kekinian yang besar - besar, itu akan lebih banyak lagi peminatnya," tutur Risma. 

Melalui Pameran yang berlangsung kurang lebih selama 4 jam ini, Balai Disabilitas Ciungwanara telah berhasil menjual 14 buah produk dengan total pendapatan sebesar Rp. 900.000.

"Bagi para ibu bapak yang berminat untuk memesan produk Ciungwanara dapat melihat koleksinya di e-commerce Shopee ciwaproduction_official," tutur Indah menutup stan pameran Ciungwanara.
نشر :