Jalin Kolaborasi dengan Kemensos, Bupati Ponorogo Yakin Temukan Solusi Atasi Masalah Disabilitas Intelektual

Jalin Kolaborasi dengan Kemensos, Bupati Ponorogo Yakin Temukan Solusi Atasi Masalah Disabilitas Intelektual
Penulis :
Koesworo Setiawan

PONOROGO (15 Juni 2021) - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yakin bisa mengatasi kasus penyandang disabilitas intelektual di beberapa desa di Kabupaten Ponorogo. Ia akan menemui Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam waktu sesegera mungkin, merumuskan kerja sama yang baik.

“Saya akan ke Jakarta menemui Ibu Mensos. Saya akan membawa konsep kebijakan bagaimana memutus masalah tersebut selama satu generasi. Saya akan sowan ke Bunda (Mensos) memaparkan konsep saya dan kemudian terjadi kolaborasi dengan Kemensos,” kata Sugiri, saat bertemu Mensos di pendopo Kantor Bupati Ponorogo (14/06).

Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga menyinggung perlunya mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Kemensos siap bekerja sama dengan Pemkab Ponorogo,” katanya.

Sugiri berharap dengan kolaborasi tersebut, dapat segera mengatasi masalah yang sudah bertahun-tahun menjadi PR. Sugiri tidak mau bereaksi dengan berbagai pandangan dan hasil studi yang menyatakan masalah  tersebut muncul karena adanya inses, airnya jelek, atau kurang gizi.

“Semuanya saya anggap benar. Yang belum adalah bagaimana kita mengatasinya dengan langkah nyata. Nah mengatasi ini bersama Bu Mensos kita carikan solusi, sehingga masalah ini bisa diatasi,” katanya.

Sedikit buka kartu tentang konsep yang akan dipaparkannya di hadapan Mensos, Sugiri mengungkapkan, akan lebih “menertibkan” masalah keturunan atau nasab dari warga setempat. Sebelum mereka menikah, akan dipastikan lebih dulu pasangan calon pengantin tidak berasal dari kekerabatan yang dekat.

“Bisa ditelusuri. Si A keturunan siapa, bin siapa. Si B anak siapa binti siapa. Akan lebih terdeteksi,” katanya. Ia tidak menolak hal ini dilakukan dengan mendirikan semacam asrama. Di dalamnya juga akan diajarkan membaca, berhitung, mengaji dan keterampilan.

“Dengan begitu mereka terpancing untuk berpikir, berkreasi dan berkarya. Diajari berkarya bikin tasbih atau apa saja, sehingga otak biasa berpikir,” ujarnya. 

Ada dua desa yang kerap disebut sebagai kampung idiot. Yakni Desa Krebet Kecamatan Jambon dan Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong Ponorogo. Setelah dilantik menjadi Menteri Sosial, Tri Rismaharini telah melaksanakan kunjungan kerja di dua desa tersebut. 

Dalam kunjungannya, Mensos Risma menyerahkan bantuan berupa sembako, kursi roda, APD, alat pembuat keset serta bahan batik ciprat dan uang tunai. Warga berkebutuhan khusus (disabilitas) di Jambon dan Balong itu dapat dilatih untuk menerima program pemberdayaan sosial.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :