Kembangkan Konsep Penanganan Warga Terlantar, Kemensos Ingin Wujudkan Kemandirian

  • Kembangkan Konsep Penanganan Warga Terlantar, Kemensos Ingin Wujudkan Kemandirian
  • IMG-20210120-WA0049
  • IMG-20210120-WA0069
  • IMG-20210120-WA0055

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N

BEKASI (20 Januari 2021) – Kementerian Sosial RI tengah mengembangkan konsep penanganan warga terlantar dengan pendekatan yang komprehensif. Warga terlantar yang terdiri dari gelandangan, pengemis, pemulung, anak terlantar disabilitas berat, lansia terlantar dan lain-lain tidak hanya mendapatkan rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial tetapi juga harus mampu mandiri.

Sesuai amanat Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini bahwa Kemensos melalui Balai-balai Rehabilitasi Sosial tidak hanya memberikan layanan rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial, tetapi harus dapat memastikan warga terlantar bisa mandiri, merubah cara berfikir, merubah perilaku dan diberi pelatihan serta asistensi dengan intensif pada saat aftercare hingga warga terlantar dapat hidup layak dan mandiri.

Untuk itu Kemensos akan memfasilitasi warga terlantar dengan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang disekitarnya tersedia ruang-ruang produktif di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Rusunawa yang sedang dalam proses pembangunan ini akan difungsikan sebagai tempat tinggal bagi warga terlantar yang telah mandiri secara ekonomi setelah menjalani rehabilitasi sosial di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat meninjau ruang-ruang produktif untuk kegiatan rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial bagi warga terlantar yang tinggal sementara di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Harry mengecek persiapan untuk pembuatan pusat kuliner, kolam pancing, kandang ternak ayam, urban farming hingga showroom hasil karya penerima manfaat. 

Pusat kuliner yang akan dibangun terdiri dari 3 jenis, yaitu rumah makan, pujasera dan cafe. Harry mengarahkan untuk mempersiapakan hal-hal seperti desain pusat kuliner, leaflet menu makanan hingga pernak pernik kekinian. Selain itu juga jadwal operasional pusat kuliner juga perlu diperhatikan dan sifatnya profesional melayani masyarakat.

Pusat kuliner ini akan menjadi tempat makan baik bagi pegawai Kemensos maupun masyarakat umum. Sistem pembayaran mulanya akan menggunakan pembayaran tunai, setelah mendapat untung dari hasil penjualan, maka akan dikembangkan pembayaran dengan menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC).

Balai juga sedang menyiapkan kolam pancing seluas 13.000 meter untuk pemancingan umum. Kolam pancing ini akan diisi dengan ikan lele, mujair, nila, bawal, mas, gabus dan sepat dan sekeliling kolam akan dilengkapi dengan saung-saung. Kolam pancing ini sendiri akan dikelola langsung oleh penerima manfaat dari Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

Di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi juga sudah disiapkan untuk ternak ayam sebanyak 10 kandang. Posisinya ada di dekat kolam pancing dan masing-masing kandang berisi 2 ekor ayam.

Urban farming (pertanian perkotaan) juga menjadi salah satu wahana terapi dan investasi bagi penerima manfaat. Di lahan ini akan dibuat pertanian dengan komoditas porang, ubi kuning dan ungu serta tanaman lainnya yang memiliki nilai ekonomi. 

Selain itu, lokasi showroom juga tidak kalah penting untuk ditinjau. Showroom ini akan diisi oleh hasil karya penerima manfaat mulai dari kerajinan tangan, makanan khas hingga camilan kekinian. “Siapkan tim yang bertugas menghimpun berbagai hasil karya penerima manfaat minimal dari balai-balai rehabilitasi sosial di Jabodetabek, penataan dan desainnya harus diatur juga,” pesan Harry.

Nantinya, lanjut Harry, di dekat pusat kuliner dan showroom rencananya akan dibangun gerai Bank Himbara dan fasilitas mesin ATM. Hal ini untuk memudahkan pengunjung menjangkau layanan ATM untuk melakukan tarik tunai.

Untuk memudahkan koordinasi antara balai dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), maka akan dibuat sekretariat bersama di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Selain sebagai tempat koordinasi, sekretariat juga akan difungsikan untuk urusan administrasi LKS dan Balai.

Harry juga meminta untuk membuat desain yang baik bagi beberapa tempat seperti tempat pijat shiatsu, showroom dan pusat kuliner. Desainnya disesuaikan agar kekinian dan milenial sehingga bisa menjadi daya tarik masyarakat. Perancang khusus akan dihadirkan untuk mengidentifikasi kebutuhan di sekitar ruang-ruang produktif seperti panggung live music, tempat mencuci mobil, konveksi dan lain-lain.

Kehadiran Harry menjadi stimulasi bagi semangat para petugas maupun penerima manfaat. "Kami merasa termotivasi dan semangat. Serasa mendapat energi baru. Tentu kami akan siapkan ini semua dengan maksimal,” ungkap Kokom Komalawati, Kepala Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

Kunjungan ini juga dihadiri kepala Balai Lansia "Budhi Dharma" Bekasi, Kepala Balai Disabilitas "Tan Miyat" Bekasi,  ketua LKS Balarenik, Kumala, Swara Peduli Indonesia, ERBE, SEKAR, Bhakti Nurul Iman serta beberapa pegawai di lingkungan Ditjen Rehsos.
نشر :