Kemensos Berkomitmen Wujudkan Kewirausahaan Sosial

  • Kemensos Berkomitmen Wujudkan Kewirausahaan Sosial
  • be33cc7e-6632-4931-b923-ef1f6643d1a9
  • cc9e5437-b449-4a89-8523-3590cb0baf7d
  • e3e4238f-551b-4b1a-ab93-414bd2cdbde7
  • 650c9109-65ed-4e13-9387-d80eaa3aca8a

Penulis :
Alfian Anugrah P
Editor :
Shintami Praborini; Annisa YH
Penerjemah :
Lingga Novianto; Karlina Irsalyana

JAKARTA (20 Februari 2020) - Komitmen Kemensos untuk mewujudkan kewirausahaan sosial dalam penanganan masalah kemiskinan semakin gencar. Sebelumnya Kementerian Sosial dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI diberikan target untuk menggraduasi 1 Juta KPM PKH. KPM yang sudah tergraduasi akan diberdayakan dengan program kewirausahaan sosial.

Hal ini juga sejalan dengan arahan Menteri Sosial, Juliari P Batubara agar selain fokus dengan social protection, Mensos juga meminta perkuat social empowerement (pemberdayaan sosial).

Terkait dengan itu semua Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Kemensos bergerak cepat. Kali ini BP3S menjajaki kerjasama dengan World Bank Indonesia.

“Diskusi ini dimaksudkan untuk menerima masukan-masukan terutama dari World Bank Indonesia tentang langkah-langkah untuk menjalankan kebijakan Social Enterpreneurship atau Kewirausahaan Sosial,” kata Sekretaris BP3S Harapan Lumban Gaol dalam keterangan tertulisnya. Kamis, 20/2/2020.

BP3S sesuai dengan tugas dan fungsinya terutama dalam Bidang Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesejahteraan sosial (Kesos) juga akan menyediakan diklat bagi pendamping sosial seperti diklat Training Of Trainer (TOT) bagi Widiaiswara dan Pendamping Sosial.

World Bank Indonesia yang dalam hal ini diwakili Senior Economist of World Bank Indonesia Mr. Changqin Sun menyampaikan kesediaannya memberikan social assistance khususnya dalam penyiapan SDM Kessos untuk mewujudkan kewirausahaan sosial tersebut.

World Bank memahami kebutuhan kementerian sosial untuk membangun social entrepreneurship dan untuk membangun modul e-learning yang baru perlu pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan apa yang ingin dibangun serta tujuan apa yang ingin dicapai dari social entrepreneurship.

“Ada 2 macam KPM graduasi yaitu pertama KPM sudah selesai program PKH atau tidak ada komponen bantuan sosial lagi dan  KPM sudah meningkat kesejahteraannya,” kata Changqin.

Keduanya, lanjut Changqin, memerlukan pendekatan yang berbeda dalam penanganannya dan pendampingan untuk melakukan pelatihan social entrepreneurship dalam upaya meningkatkan kesejahteraan KPM.

Pada kesempatan ini, Hadir juga para Kepala Pusat yang ada di lingkungan BP3S antara lain Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesos, Pusat Penelitian Pengembangan Kesos, Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial dan Pusat Penyuluhan Sosial. Pertemuan di laksanakan di ruang rapat lantai V gedung Kementerian Sosial RI.

نشر :