Kemensos Jangkau Penyandang Disabilitas Penyintas Bencana Badai Siklon Seroja di Sumba Timur

  • Kemensos Jangkau Penyandang Disabilitas Penyintas Bencana Badai Siklon Seroja di Sumba Timur
  • WhatsApp Image 2021-05-01 at 22.25.19
  • 16199100799855

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

WAINGAPU (30 April 2021) - Di hari ketiga pemantauan penanganan bencana alam akibat Badai Siklon Seroja, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial  Kementerian Sosial, Harry Hikmat meninjau beberapa rumah warga korban bencana Badai Siklon Seroja di Desa Temu dan Desa Kuta Kecamatan Kanatang. Sebagian besar kondisi rumah warga tersebut rusak berat, bahkan rata dengan tanah. Mereka saat ini ada yang tinggal dengan keluarga atau kerabat, tetangga, bahkan ada yang menggelar tenda darurat didekat rumahnya. 

Salah satunya adalah keluarga Martinus Dominggus PA, yang tinggal sementara di tenda darurat di halaman rumah mereka di Desa Kuta Kecamatan Kanatang. Rumah Dominggus rata dengan tanah tersapu  angin kencang. Dominggus mempunyai 2 orang anak, dimana putri keduanya, Aprilia Meitri (21 tahun) merupakan penyandang disabilitas ganda (fisik, sensorik rungu wicara dan low vision).

Menurut Dominggus, putrinya itu lahir normal dengan pertolongan Bidan Desa. Namun, pada waktu usia 1,8 tahun pernah jatuh dan kepala bagian belakangnya  terbentur. Sejak itu, sering rewel, lidahnya tidak seperti anak normal dan jari-jari tangannya sulit diluruskan.  Hingga usia 2,2 tahun kondisinya tak kunjung membaik. Akhirnya, dia memeriksakan Aprilia ke fasilitas layanan kesehatan setempat. Dari hasil pemeriksaan, diketahui ada gangguan  syaraf di kepala. Hal itu  yang mempengaruhi tumbuh kembang Aprilia hingga saat ini.

Dominggus dan istrinya hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut, dan berusaha merawat putrinya dengan sebaik-baiknya, karena mereka yakin anak adalah titipan Tuhan yang harus mereka jaga. 

Dominggus sehari-hari bekerja sebagai penjual ikan keliling, sementara istrinya seorang ibu rumah tangga, kadang-kadang bekerja sebagai buruh tani. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Terbukti, anak pertamanya saat ini telah menyelesaikan kuliah jenjang Sarjana Strata 1 (S1) jurusan Kesehatan Masyarakat di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW).  

Menurut Pekerja Sosial (Pendamping Rehabilitasi Sosial)  Sumba Timur Mikel Presty Carlo Moata pihaknya bersama Dinas Sosial Sumba Timur sejak tahun 2015 telah melakukan pendampingan terhadap Aprilia dan keluarganya. Pihak Dinas Sosial pernah berusaha merujuk ke Balai atau Panti Disabilitas yang ada di Sumba Timur. Namun, Dominggus tidak rela dan ingin tetap mengasuh dan merawat Aprilia dalam lingkungan keluarga.

Aktivitas sehari-hari Aprilia sangat tergantung dengan bantuan orang lain, seperti kebutuhan makan, minum, mandi, buang air dan yang lainnya. Aprilia juga sering kejang, sehingga membutuhkan pengobatan rutin setiap bulannya. Namun, terkadang Aprilia masih bisa memberikan respon ketika diajak bercanda, bahkan bisa bernyanyi dan menari.

Mikel selaku Pendamping Rehsos  sering mendampingi Aprilia berobat ke Puskesmas setempat atau mengantarkan obat ke rumah Aprilia. Mikel juga menjalin kerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Bakti Luhur, Yayasan Wali Ati, pihak kesusteran dan pihak lainnya untuk memberikan pengasuhan dan pemberdayaan bagi keluaga Aprilia. 

Mikel bersama LKS memberikan penguatan keluarga dengan mengajarkan pengetahuan tentang cara-cara pengasuhan dan perawatan anak disabilitas,  membentuk  kelompok dukungan mitra sebaya dan kegiatan lainnya  untuk meningkatkan kemampuan keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam mengasuh penyandang disabilitas serta memberikan layanan kesehatan. Saat ini, ada Tenaga Kesehatan Desa (Mantri Desa) yang rutin berkunjung ke rumah Dominggus untuk  memberikan layanan kesehatan.            

Dominggus juga orang pertama yang terkena Covid-19 di Sumba Timur, tertular dari anaknya yang pulang dari Salatiga. Mereka menjalani karantina dan isolasi  selama 14 hari di Puskesmas Kambaniru. Mereka masuk daftar penerima bantuan Covid-19 dari Pemda Sumba Timur.

Sang Ibu, Elizabeth Danga sebenarnya punya harapan kedepan Aprilia bisa berdaya sendiri, mampu mengurus diri sendiri. Namun, hal ini belum dikomunikasikan dengan pihak anggota keluarga lainnya.
Dengan kondisi tersebut, Dirjen Rehsos memerintahkan jajarannya untuk melakukan asesmen lanjutan dan melakukan pendekatan dan penguatan kepada orang tua Aprilia bahwa anaknya mempunyai peluang dan potensi untuk bisa beraktivitas sendiri. Kedepan, dari hasil asesmen akan diketahui kebutuhan layanan yang tepat untuk Aprilia.

Pada peninjauan ini, Dirjen Rehsos menyerahkan paket bantuan dari Kemensos kepada keluarga Dominggus. Paket bantuan yang diserahkan pada masing-masing kepala keluarga itu berupa paket Sembako (beras, telor, minyak goreng,  biskuit, gula pasir, kopi, teh, mie instan), Matras,  Food Ware dan tenda gulung.

“Ini ada amanah dari Menteri Sosial, Ibu Risma untuk disampaikan kepada Bapak dan Ibu warga korban bencana. Paket bantuan ini mudah-mudahan bermanfaat dan bisa meringankan beban akibat musibah ini. Yang tabah ya, Tuhan YME memberkati Bapak sekeluarga,” tutur Harry Hikmat.
نشر :