Kemensos Lakukan Kajian Pemetaan dan Pengembangan Model Layanan Disabilitas

Kemensos Lakukan Kajian Pemetaan dan Pengembangan Model Layanan Disabilitas
Penulis :
OHH Ditjen Rehsos
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Yusa Maliki; Karlina Irsalyana

BEKASI (21 November 2019) – Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Margowiyono memberikan arahan pada kegiatan Workshop Draft Kajian Pemetaan Dan Pengembangan Model Layanan Disabilitas di Hotel Horison.

”Permasalahan disabilitas merupakan cross cutting issue, perlu penanganan yang komprehensif, terpadu, terarah, berkesinambungan dan multisektoral. Tanggung jawab bersama pemerintah, komponen masyarakat dan dunia usaha dalam penanganan pemberdayaan penyandang disabilitas memiliki peran yang penting,” kata Margowiyono.

”Pergeseran paradigma pendekatan penanganan masalah disabilitas, dari pendekatan belas kasihan (charity based approach), ke pendekatan yang mengutamakan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas (right based approach), akan kita perjuangkan bersama-sama. Ini sebagai wujud tanggung jawab kita bersama untuk terus bersatu langkah dalam mewujudkan implementasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” tegas Margowiyono.

Pada Kegiatan Workshop Draft Kajian Pemetaan dan Analisis Pengembangan Model Layanan Disabilitas tahap 2 ini dibahas 3 tema kajian, yaitu Perlindungan bagi Perempuan Penyandang Disabilitas; Peningkatan dan Pengembangan Literasi Keluarga Penyandang Autisme; Edukasi Keluarga bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa.

“Hasil kajian yang disusun ini harus disebarkan atau disosialisasikan kepada Kementerian/Lembaga lain yang berkompeten, agar bisa diimplementasikan. Kajian ini juga harus disinkronisasikan dengan rencana-rencana aksi kita dan kebutuhan-kebutuhan PP yang sedang berjalan,” ujar Margowiyono. 

Hasil draft kajian tesebut akan digunakan sebagai landasan pengembangan kebijakan yang bersifat inklusif, terutama bagi penyandang disabilitas, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama di hadapan hukum untuk menikmati hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

“Semangat sinergitas berbagai pihak yang hadir dalam workshop ini diharapkan menjadi titik temu untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan mewujudkan masyarakat inklusif. Sangat penting untuk membangun kesetaraan dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan bagi para penyandang disabilitas, dengan terus bertekad untuk menyuarakan “tidak ada satu pihakpun yang tertinggal” (no one left behind) dalam kerja-kerja pembangunan dan merasakan hasil pembangunan,” pungkas Margowiyono.

Kegiatan Workshop Draft Kajian Pemetaan dan Analisis Pengembangan Model Layanan Disabilitas ini dilaksanakan pada  21 – 24 November 2019 di hotel Horrison Bekasi  dan diikuti 90 orang peserta dari perwakilan Organisasi Penyandang Disabilitas, Dunia Pendidikan, Kementerian/Lembaga, Balai RSPD Kemensos, Panti Pemda, Organisasi Kemasyarakatan, dan Yayasan/LKS.
نشر :