Ketua Dekranasda Sigi Dukung Pengembangan SKA Balai Disabilitas “Nipotowe"

Ketua Dekranasda Sigi Dukung Pengembangan SKA Balai Disabilitas “Nipotowe"
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Nipotowe Palu
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Intan Qonita N

SIGI (26 April 2021) - Untuk meningkatkan promosi karya disabilitas intelektual melalui Sentra Kreasi Atensi (SKA), Kementerian Sosial RI melalui Balai Disabilitas “Nipotowe” yang beralamat di Kalukubula Kabupaten Sigi, melaksanakan penjajakan kerjasama dengan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kabupaten Sigi, Hj. Hazizah M. Irwan Lapata, yang juga merupakan istri Bupati Sigi serta menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Sigi Periode 2019 – 2024. 

Sesuai arahan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, penjajakan kerjasama dilakukan agar dapat memberikan dampak positif terhadap hasil karya disabilitas intelektual dan mendorong lahirnya komunitas disabilitas yang berdaya di Kabupaten Sigi. 

“Disabilitas intelektual yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata pada umumnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat diperlukan agar mereka dapat berdaya dan terlepas dari jerat kemiskinan,” jelas Syaiful Samad, selaku Kepala Balai Disabilitas “Nipotowe”. 

Hj. Hazizah M. Irwan Lapata, Ketua DEKRANASDA Kabupaten Sigi, yang ditemui langsung di rumah kediamannya di Petobo, memberikan apresiasi atas karya disabilitas intelektual, yang menjadi penerima manfaat di Balai Disabilitas “Nipotowe”. Bahkan Salah satu jilbab eco print hasil karya disabilitas intelektual langsung dipakai saat itu juga.

“Saya selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Sigi, siap bantu promosikan bahwa di Kabupaten Sigi, kita memiliki batik eco print dan kertas daur ulang hasil kerajinan anak-anak disabilitas yang mengikuti kegiatan rehabilitasi sosial di Sigi, apalagi kerajinan ini pertama kalinya di Sigi,” kata Hj. Hazizah M. Irwan Lapata. 

Ia juga berinteraksi langsung dengan dua orang disabilitas intelektual yang berasal dari Sigi, yang bernama  Fitriani dan Alfian, yang turut hadir pada pertemuan tersebut. 

“Bagaimana cara membuat kertas daur ulang?” tanya Hj. Hazizah kepada Alfian, disabilitas intelektual.

Alfian, penerima manfaat yang ditanyakan, sejenak terdiam dan merasa gugup menjawabnya. 

“Pertama-tama buatnya bagaimana?” tanya Hj.Hazizah kembali dengan lembut.

“Pertama-tama kertas diblender” kata Alfian dengan terbata-bata. “Setelah itu, nanti dicetak dan dijemur,” jelas Alfian. 

Interaksi langsung dengan disabilitas intelektual tersebut membuat Hj. Hazizah M. Irwan Lapata merasa kagum. “Ternyata mereka bisa jika dilatih,” ujarnya. 

Ia juga berbagi oleh-oleh dan   bekal berbuka puasa kepada Fitriani dan Alfian.
نشر :