Kewirausahaan Sosial Sederhana, Tidak Rumit dan Mudah Diukur
03-07-2020
BaANDUNG (3 Juli 2020) -
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menjadi salah satu narasumber
pada kegiatan Rapat Koordinasi Teknis dan Peningkatan SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) Tahun 2020 di Hotel Mason Pine, Bandung Barat. Beliau memaparkan
tentang Program Kewirausahaan Sosial di hadapan 55 orang peserta kegiatan.
Peserta kegiatan
berasal dari Koordinator PKH Wilayah Jawa, Lampung, Riau, para koordinator PKH
se kab/kota Bandung, dan Koordinator Karawang. Usai paparan, dilanjutkan Focus
Group Discussion (FGD) dengan moderator Direktur Jaminan Sosial Keluarga (JSK),
Rachmat Koesnadi.
Direktur
Jenderal pemberdayaan sosial mengatakan, peran pendamping PKH selama ini sangat
lah penting. Saat ini, jumlah pendamping PKH sebanyak 39.000 ribu yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Pendamping PKH memiliki peran sangat strategis
untuk mendorong, mengedukasi dan mengantarkan KPM PKH agar lebih sejahtera dan
tergraduasi secara mandiri.
"KPM PKH
Graduasi kedepannya akan kita buatkan program Kewirausahaan Sosial. Di dalam
program ini, ada yang namanya triple track (3T). Program ini harus dibuat
simple, tidak rumit dan mudah mengukurnya," jelas Edi Suharto.
Triple Track
(3T) atau 3 tahap program Kewirausahaan Sosial ini dibuat sederhana. Dimulai
dengan memberikan Bantuan Sosial insentif Modal Usaha (BSiMU). Selanjutnya ada
Mentoring inkubasi Bisnis (MiBi). Mentoring dilakukan oleh seseorang yang
memiliki kemampuan tertentu untuk mentransfer kemampuannya kepada masyarakat.
Kemudian dilakukan pendampingan sosial oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK).
"Kewirausahaan
Sosial merupakan kombinasi bisnis dengan isu-isu sosial. Tidak hanya konsen
dengan profit, namun juga pada peningkatan kehidupan society. Tetap ada
keuntungan didalam kewirausahaan. KPM Kewirausahaan Sosial adalah mereka yang
memiliki potensi usaha atau rintisan usaha," lanjut Edi.
Salah satu
Koordinator PKH Wilayah Jawa Timur, Agus, menyampaikan dukungannya terhadap
program kewirausahaan sosial.
"Program
ini sangat menarik untuk saya adopsi, kolaborasi bahkan laksanakan. Di Jawa
Timur itu ada KPM PKH Graduasi yang penghasilan usahanya bisa mencapai ratusan
juta. Dia bisa kita jadikan mentor kedepannya," kata Agus.
Diakhir diskusi,
para peserta sangat menyambut baik bantuan usaha yang diberikan kepada KPM PKH
yang sudah tergraduasi.
BaANDUNG (3 Juli 2020) - Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Rapat Koordinasi Teknis dan Peningkatan SDM Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2020 di Hotel Mason Pine, Bandung Barat. Beliau memaparkan tentang Program Kewirausahaan Sosial di hadapan 55 orang peserta kegiatan.
Peserta kegiatan berasal dari Koordinator PKH Wilayah Jawa, Lampung, Riau, para koordinator PKH se kab/kota Bandung, dan Koordinator Karawang. Usai paparan, dilanjutkan Focus Group Discussion (FGD) dengan moderator Direktur Jaminan Sosial Keluarga (JSK), Rachmat Koesnadi.
Direktur Jenderal pemberdayaan sosial mengatakan, peran pendamping PKH selama ini sangat lah penting. Saat ini, jumlah pendamping PKH sebanyak 39.000 ribu yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Pendamping PKH memiliki peran sangat strategis untuk mendorong, mengedukasi dan mengantarkan KPM PKH agar lebih sejahtera dan tergraduasi secara mandiri.
"KPM PKH Graduasi kedepannya akan kita buatkan program Kewirausahaan Sosial. Di dalam program ini, ada yang namanya triple track (3T). Program ini harus dibuat simple, tidak rumit dan mudah mengukurnya," jelas Edi Suharto.
Triple Track (3T) atau 3 tahap program Kewirausahaan Sosial ini dibuat sederhana. Dimulai dengan memberikan Bantuan Sosial insentif Modal Usaha (BSiMU). Selanjutnya ada Mentoring inkubasi Bisnis (MiBi). Mentoring dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan tertentu untuk mentransfer kemampuannya kepada masyarakat. Kemudian dilakukan pendampingan sosial oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
"Kewirausahaan Sosial merupakan kombinasi bisnis dengan isu-isu sosial. Tidak hanya konsen dengan profit, namun juga pada peningkatan kehidupan society. Tetap ada keuntungan didalam kewirausahaan. KPM Kewirausahaan Sosial adalah mereka yang memiliki potensi usaha atau rintisan usaha," lanjut Edi.
Salah satu Koordinator PKH Wilayah Jawa Timur, Agus, menyampaikan dukungannya terhadap program kewirausahaan sosial.
"Program ini sangat menarik untuk saya adopsi, kolaborasi bahkan laksanakan. Di Jawa Timur itu ada KPM PKH Graduasi yang penghasilan usahanya bisa mencapai ratusan juta. Dia bisa kita jadikan mentor kedepannya," kata Agus.
Diakhir diskusi, para peserta sangat menyambut baik bantuan usaha yang diberikan kepada KPM PKH yang sudah tergraduasi.