Usai Tinggal di Balai Lansia Bekasi: Nenek Kusmiati Lebih Bahagia Tinggal Bersama Keluarga

Usai Tinggal di Balai Lansia Bekasi: Nenek Kusmiati Lebih Bahagia Tinggal Bersama Keluarga
Penulis :
Sarah Utami

KOTA BANDUNG (24 Mei 2021) - "Harta yang paling berharga adalah keluarga," itulah sepenggal lagu dari  Keluarga Cemara, dan seperti itulah yang dirasakan oleh Nenek Kusmiati, 82 tahun. 

Sabtu siang itu, sang mentari sudah tergelincir ke arah barat dengan terik lembut menuju rumah bercat putih  yang tidak terlalu besar di bilangan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung menemui Nenek Kusmiati.

Wajah beringsut usai bangun dari tempat peraduaan, menyambut dengan senyuman manis nan teduh dari  guratan keriput tanda perjalan hidup dari wanita kelahiran 1939 ini.

Berbagai persoalan hidup di tengah keluarga memutusakannya memilih tinggal di Balai Lanjut Usia “Budhi  Dharma” di Bekasi. Memang, tidak mudah tapi pilihan yang paling masuk pada saat itu. 

“Jadi, tinggal di balai mulai 2007 hingga 2017 dan keputusan tinggal selama 10 tahun atas kemauan sendiri,”  ucap Kusmiati, sambil mengenang pada saat pertama kali tinggal di balai.

Selain pilihan sendiri, Kusmiati mengaku betah tinggal di balai karena memiliki banyak teman sebaya dan bisa  beraktivitas untuk mengisi hari-hari yang kosong. 

"Di balai itu banyak teman sebaya dan bisa mengisi hari-hari kosong dengan beragam aktivitas, sehingga itu  yang membuat betah di sana," ungkapnya.

Pada 2017 ada kebijakan balai untuk memulangkan lanjut usia (lansia) yang memiliki keluarga untuk kembali ke  rumah masing-masing dan ia dijemput oleh anak tertuanya dan memutuskan tinggal bersamanya hingga hari ini.

“Tempo hari penah ditawari ambil rumah dinas, karena saya mantan pegawai di Kemaritiman. Saya  bingung,  kalau tinggal sendiri nanti tidak ada yang ngurus dan lebih baik tinggal di rumah anak bisa lebih nyaman,”  akunya.

Saat ini, kegiatan tidak sebanyak di balai setidaknya lebih nyaman tinggal di rumah bersama keluarga. Terlebih  keadaannya tidak memungkinkan untuk tinggal sendirian. 

“Di rumah anak bisa main dengan cucu, biasanya pagi-pagi ajak jalan ke rumput-rumput dilanjutkan siram-siram tanaman hingga agak siang baca Al-quran dan istirahat,” ucap Kusmiati. 

Hari pun terus berlalu, semangat Nenek Kusmiati yang tinggal bersama keluarga banyak nilai lebih  dibandingkan di balai, kehangatan, cinta kasih dan kebersamaan tidak ia dapatkan di tempat lainnya.

Di usia 82 tahun itu, ia membagikan resep sehat bugarnya dengan selalu bersikap ikhlas dalam bertindak, berlapang dada terhadap semua hal yang dihadapi, serta menikmati masa tua dengan bahagia berkumpul di tengah-tengah keluarga.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :