Penulis :
Humas Balai Budhi Dharma Bekasi
Editor :
David
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
JAKARTA (7 Agustus 2021) - Asesmen Cepat Kementerian Sosial melalui Balai Lansia "Budhi Dharma" Bekasi atas laporan seorang lansia bernama H.Abimanyu LV. Gohhen di Kemayoran, Jakarta Pusat, tak disangka membuat hati lansia tersentuh, haru, bahagia, dan lega, pasalnya setelah menulis surat yang diposkan itu telah pasrah dengan keadaannya.
"Segera lakukan asesmen cepat ke lokasi untuk merespon lanjut usia yang mengalami masalah mendesak, cek kondisi kesehatan dan kelayakan hidupnya" arahan Pujiyanto Kepala Balai Budhi Dharma Bekasi pada Tim yang terdiri dari Penyuluh Sosial, Perawat dan Admin Balai.
Koordinasi dan sinergi dilakukan Tim Balai dengan Kepala Seksi Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial Suku Dinas Sosial Kota Administratif Jakarta Pusat Hendri, Satuan Pelayanan (Satpel) Kecamatan Kemayoran,TKSK Kemayoran dan Ketua Pusaka 49 Jakpus serta Ketua RT setempat.
Secara umum kondisi fisik kakek Abimanyu cukup baik, masih bisa berjalan dan beraktifitas, namun jika berjalan lama kaki kanan sakit. Setelah di cek kesehatan oleh perawat, lansia masih merasakan dampak penyakit diabetes melitus dan stroke yang dialami sejak tahun 2017, kista di ginjal kiri, dan pernah jatuh pasca stroke, asam urat dan kolesterol tinggi. Kini kondisinya sudah lebih baik berkat semangatnya untuk sembuh dan periksa rutin ke Rumah Sakit dengan modal kartu BPJS PBI, namun sudah tiga bulan ini terhenti karena tak lagi memiliki ongkos. "Jangankan periksa bu, untuk makan saja saya tak sanggup, menunggu uluran tangan tetangga dan teman-teman yang masih ingat saya." Keluh Abimanyu.
Untuk antisipasi terpapar covid juga dilakukan swab antigen dengan hasil negatif serta diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tetap bisa beraktifitas secara mandiri, terlebih harus berjuang untuk naik-turun tangga di kontrakan kamar sempit berukuran 2x3 meter dan tidak ada akses pegangan.
Kakek Abimanyu tidak memiliki sarana kamar seperti kasur, selimut, alas tidur hanya karpet plastik, baju bergelatungan di dinding, tanpa lemari baju dan tak ada peralatan memasak maupun peralatan makan dan minum, hanya mengandalkan botol-botol air mineral dari belas kasihan.
Setelah ditinggalkan istrinya lantaran sakit-sakitan dan tak memiliki penghasilan membuatnya tertekan. Semangatnya untuk mempertahankan hidup membuatnya bangkit dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT di masjid terdekat dengan rajin berdo'a dan dzikir. ''Alhamdulillah Allah masih melindungi saya dan saya sangat berterimakasih ibu Menteri Sosial telah memperhatikan surat yang saya kirim karena saya tidak pernah menerima bantuan apapun. Saya berharap masih bisa sembuh, bisa mandiri dan kepingin punya usaha, agar usaha itu meskipun kecil bisa untuk bertahan hidup dan bisa ninggalin usaha untuk anak laki-laki saya yang saat ini usia 18 tahun, putus sekolah dan sedang cari kerja", Ucap Abimanyu penuh harap.
Kakek Abimanyu masih ingin hidup mandiri dan memiliki usaha sendiri sehingga masih berfikir jika tinggal di dalam Balai. Program ATENSI berbasis Komunitas dengan pembinaan lansung Pusaka 49 Jakarta Pusat agar terpantau dan terpenuhi kebutuhan hidup layak, dan program penanganan lanjut usia di wilayah Sudinsos Jakarta Pusat dengan jaminan hidup berupa Kartu Jakarta Lansia (KJL)
Balai Budhi Dharma berharap kerjasama dengan TKSK setempat untuk memastikan bantuan pemerintah yang selama ini diambil oleh mantan isterinya dapat diterima langsung oleh kakek Abimanyu dengan mengoptimalkan pendampingan pada lansia. Pemerintah Daerah setempat/Sudinsos Kotatif Jakarta Pusat juga sangat diharapkan untuk memastikan ID-DTKS kakek Abimanyu dan Bantuan Sosial Tunai (BST) serta bantuan lainnya sampai ke penerimanya.
Bagikan :