Detak Kehidupan dari Balik Tenda Biru, Dukungan Ribuan Makanan Siap Saji di Masa Kedaruratan

Detak Kehidupan dari Balik Tenda Biru, Dukungan Ribuan Makanan Siap Saji di Masa Kedaruratan
Penulis :
Hamdan
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

SURABAYA (20 Juli 2021) – Enam mobil dapur umum lapangan terparkir di samping tenda besar membentuk huruf L bercat biru. Terpatri aksara ‘KEMENTERIAN SOSIAL.” Gagah dan mencolok dengan warna putih di atas warna biru.

Di dalam tenda inilah, jantung kehidupan berdetak. Dari tenda ini diracik aneka menu makanan siap saji, dan telur matang. Bantuan makanan ini dinantikan oleh para petugas yang karena dedikasinya, mereka harus fokus pada tugas. Sehingga perlu dibantu, agar tugas melayani masyarakat di masa kedaruratan, tetap berjalan optimal.

Sebagai dapur umum, di dalam tenda ini tersedia bermacam peralatan pendukung. Ada wajan dan dandang berukuran jumbo, serta kompor gas. Di sana-sini, menjuntai selang bak belalai menghubungkan tabung gas elpiji dan kompor.

Waktu menunjukan pukul 16.25 WIB para relawan dari pilar-pilar sosial berbagi tugas. Tim memasak baru saja usai bertugas dan tim pendistribusian mulai mengirimkan ribuan nasi kotak dan telur ke berbagai tempat yang telah ditentukan. Beragam peralatan memasak rehat sejenak. Proses memasak makanan baru saja berlalu.

Dari dapur umum di Jalan Arif Rahman Hakim nomor 131-133 di samping gedung Convention Hall Surabaya ini, bisa memproduksi antara 5.000-6.000-an kotak makanan siap saji, dan sekitar 300-an telur matang, setiap hari. Jelas ini bukan perkara mudah. 

Para relawan ini berasal dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta Karang Taruna. Tagana dan pilar-pilar sosial bekerja dalam tiga shift yaitu pagi, siang dan sore hari.  

Setiap shift diawaki sekitar 15 orang. “Jika sedang lengkap bisa mengirimkan 15 orang di setiap shift, jadi dalam sehari ada 45 orang bergantian. Tapi jumlahnya bisa berubah-ubah jika di antara keluarga karang taruna sedang ada yang sakit atau isoman,” kata perwakilan Karang Taruna Kota Surabaya Handik.

Toh raut wajah para relawan dapur umum itu tetap sumringah. Mereka selalu sigap dan tak tampak kesan lelah atau loyo. Semangat mereka makin terpompa oleh kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini kemarin. Tentu juga karena kesadaran bahwa tugas berat tersebut untuk membantu masyarakat terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali. 

Matahari terus menuju tempat peraduan. Sementara tim distribusi satu demi satu terus mengirimkan makanan sesuai catatan pada whiteboard kepada masyarakat. Makanan ditujukan kepada tenaga kesehatan, petugas penyekatan PPKM di lapangan seperti TNI-Polri, Satpol PP, dinas perhubungan, petugas makam, juga sebagian dari warga kurang mampu yang melakukan isolasi mandiri. 

Handik pun bercerita Karang Taruna di Surabaya ada di 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan. Karang Taruna yang terlibat di dapur umum Surabaya terdiri dari pengurus karang taruna Kota Surabaya, Karang Taruna Kecamatan se Surabaya, serta Karang Taruna Kelurahan se Surabaya.

Dari 31 Karang Taruna Kecamatan se-Surabaya yang bisa hadir ada sekitar  12 Kecamatan hal itu dikarenakan ada anggota Karang Taruna di beberapa Kecamatan yang sedang menjalankan isoman dan menjaga keluarga yang sakit. 

Ditemani secangkir kopi hitam, Handik pun menuturkan berbagai kegiatan Karang Taruna di Surabaya selama pandemi Covid-19 di lingkungan masing-masing. Kegiatannya meliputi penyemprotan disinfektan, pembagian masker serta sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan (prokes) kepada masyarakat.

“Selama pandemi Covid-19 kami bersama pilar-pilar sosial yang lainnya bergotong royong di lingkungan dan sejak 5 Juli membantu dapur umum. Kendala yang dihadapi misalnya masalah transportasi untuk pengiriman bantuan pada warga yang lokasinya cukup jauh dari Surabaya,” katanya.

Di Bandung, relawan juga bekerja tak kenal lelah. Dapur umum di Balai Wyata Guna Bandung mulai mengepulkan asap sejak pukul 03.00 dini hari ini menyediakan telur matang dan makanan siap saji. Pengelolaan Dapur Umum terbagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tim memasak nasi, tim merajang sayur dan lauk-pauk, tim memasak sayur dan lauk-pauk, serta tim pengemas.

Di bawah tim gabungan yang terdiri dari para Taruna Siaga Bencana (Tagana) baik dari Kota maupun Kabupaten di wilayah Bandung, pegawai Dinas Sosial Jawa Barat, serta para pegawai Balai Wyata Guna dengan cekatan telah menghasilkan menu makanan seperti nasi, bistik, sambal goreng kentang, disertai juga buah jeruk, air mineral ini dengan sigap mempersiapkan kotak demi kotak nasi siap saji.

Kotak nasi yang kini terisi itu mulai dirangkai dalam tas-tas plastik oleh tim pengemas. Dengan menggunakan kendaraan pick up, mobil boks, dan juga truk berukuran sedang, satu-persatu paket makanan siap saji itu dalam hitungan menit telah terisi di perut kendaraan distribusi. 

Dapur Umum Balai Wyata Guna Bandung berkapasitas menyediakan 3.641 bungkus telur matang, 2.500 nasi kotak, yang kemudian langsung disalurkan ke beberapa Rumah Sakit, Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (LKS), warga isolasi mandiri terpusat, serta petugas-petugas di lapangan yang berjaga.

Sejumlah pihak yang menerima bantuan ini menyatakan apresiasi dan rasa terima kasihnya atas bantuan-bantuan yang diberikan oleh Kemensos selama masa PPKM Darurat ini.

"Saya perwakilan dari Direktur RS. Al-Ikhsan Bandung mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementerian Sosial, yang telah banyak membantu mengirimkan telur dan makanan siap saji. Kami tidak menyangka Kemensos sangat memperhatikan Tenaga-tenaga Kesehatan di Rumah Sakit kami,” kata Wakil Direktur SDM RS. Al-Ikhsan Hari Mursid.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :