Digembleng 9 Bulan oleh Kemensos, Penyandang Disabilitas Ini Optimistis Jemput Masa Depan

Digembleng 9 Bulan oleh Kemensos, Penyandang Disabilitas Ini Optimistis Jemput Masa Depan
Penulis :
Early Febriana
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

SURAKARTA (15 Desember 2022) - Seorang lelaki dengan satu kaki berjalan menggunakan kruk. Bersama dua rekannya sesama penyandang disabilitas, ia menghampiri tumpukan kardus dan membongkar isinya.

 

Dengan cekatan, tangan mereka bergerak merangkai bagian per bagian menjadi menjadi kursi roda yang siap pakai. Ada tiga jenis kursi roda yang mereka rakit yakni kursi roda adaptif, kursi roda elektrik dan kursi roda multiguna.

 

Kondisi fisik tak menghalangi Widia Surya  -- pria dengan kruk tadi, bergerak aktif dan produktif. Bersama dua rekannya, gerakan tangannya terlihat lincah dan penuh motivasi.

 

Surya menguasai keterampilan merakit kursi roda bukan sim-salabim. Ia digembleng di Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" di Surakarta selama 9 bulan. Pria 35 tahun itu mengikuti bimtek dan bimbingan keterampilan di Sentra tersebut pada bidang elektronik. Setelah lulus bimbingan, pria asal Madiun itu memilih merakit kursi roda.

 

Terus diasah, membuat jari dan tangan ketiga penyandang disabilitas tadi seperti punya nyawa. Bergerak kesana-kemari. Dalam sehari, Surya mampu merakit 2 – 3 unit kursi roda dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

 

Pekerjaan itu dilakukannya setiap Senin sampai Jumat, pukul 8 pagi hingga 3 sore. Kadang, sampai jam 5 sore apabila pesanan rakitan lebih banyak daripada biasanya.

 

Jangan salah, Surya dan koleganya bekerja profesional. Artinya, ada cuan di balik kerja kerasnya. Insentif diterima Surya dan para perakit kursi roda lainnya yakni berkisar Rp150.000 - Rp300.000 per unit, tergantung dari tingkat kesulitannya.

 

"Selama dibimbing di sini, saya merasa nyaman. Pembimbing dan pegawai di sini menerima dan membimbing saya dengan baik. Suatu saat, saya berharap dapat memiliki usaha sendiri," kata Surya yang kehilangan kakinya karena kecelakaan itu.

 

Ia ingin mandiri, memulai wirausaha. Namun, terkendala modal. Ia masih ingin mengumpulkan uang hasil bekerja di sentra lebih dulu.

 

Surya adalah satu dari penyandang disabilitas yang menginginkan hidupnya berarti. Sejalan dengan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah menempuh langkah nyata dalam pemenuhan dan perlindungan Hak-Hak Disabilitas dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

 

"Ketentuan ini menandai gerakan penting di Indonesia menempatkan penyandang disabilitas bukan sebagai obyek penerima bantuan, namun menjadi subyek yang memiliki hak dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebutuhan mereka sendiri," ujar Menteri Sosial.

 

Sebagai bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 bahwa penyandang disabilitas memiliki hak pekerjaan dan kewirausahaan bekerja di pemerintahan maupun swasta, Kementerian Sosial terus melibatkan peran para penyandang disabilitas.

 

Penyandang disabilitas, baik disabilitas fisik, disabilitas mental dan disabilitas sensorik memiliki kemampuan yang sama dengan manusia bukan penyandang disabilitas. Yang dibutuhkan adalah ruang untuk membuktikan mereka menunjukkan potensi yang dimiliki. Penyandang disabilitas pun akan membuktikan kemampuan mereka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berpenghasilan.

 

Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" di Surakarta, meskipun sudah menjadi Sentra yang memiliki multi layanan, dahulu menjadi tempat membimbing penyandang disabilitas fisik dan membuat alat-alat bantu untuk penyandang disabilitas, seperti kursi roda, kaki palsu dan lain sebagainya.

 

“Kini, Sentra Terpadu Soeharso juga menjadi tempat yang memiliki aksesibilitas yang baik, dengan sarana dan prasarana ramah disabilitas, seperti ram jalan, mobilitas menuju asrama dan tempat lainnya menggunakan jalan yang dapat dilalui kursi roda dan toilet ramah disabilitas,” papar Muchtar salah seorang pembimbing di Sentra Soeharso.

 

Dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2022, Surya berpesan kepada teman-teman penyandang disabilitas untuk tetap semangat, tidak mudah menyerah dan berputus asa. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" di Surakarta yang telah membimbingnya sehingga bisa berdaya, berdikari dan mandiri.

 

“Rencana ke depan, tentunya, saya ingin menjalani hidup seperti orang pada umumnya, seperti menikah dan memiliki keturunan,” pungkasnya.

Bagikan :