515 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) di Tangerang Selatan Berhasil Graduasi
Penulis :
Annisa YH
TANGERANG SELATAN (1 Februari 2021) – Kementerian Sosial RI melakukan penanganan kemiskinan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan hal itu sejalan dengan program-program prioritas pemerintah.
Salah satunya di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada tahun 2020 sebanyak 515 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH berhasil digraduasi baik graduasi secara alamiah maupun secara mandiri.
Misalnya, Suhaeti, 40 tahun, KPM PKH yang sudah graduasi mandiri di Kota Tangerang Selatan, warga Desa Kademangan yang memutuskan untuk “mentas” dari PKH pada 2020. Ia menjadi KPM sejak pertama kali diluncurkan di Kota Tangerang Selatan pada 2013.
“Pada awalnya, saya dengar ucapan Mensos yang lalu, bahwa penerima PKH jangan sampai lebih dari 5 tahun dan saya ingin warga lain bisa menerima bantuan karena masih banyak yang lebih butuh,” ungkap ibu dengan 4 anak ini.
Saat ini, anak pertama Suhaeti sudah mendapatkan kerja di salah satu minimart di daerah BSD, sehingga sudah ada yang bisa membantu keuangan keluarga.
Ditanya apa saja yang dirasakan manfaat sejak menjadi penerima PKH, Suhaeti mengaku sangat terbantu khususnya terkait keperluan anak sekolah dan saat hamil hingga anak usia dini.
“Saya menerima bantuan anak sekolah, mulai anak pertama masuk SMP, sampai lulus SMK, juga saat hamil menerima komponen ibu hamil sampai anak usia dini, berlanjut tiap tiga bulan sekali hingga graduasi,” ungkapnya.
Suami Suhaeti memiliki pangkas rambut di daerah Puspitek. Ia sendiri hanya ibu rumah tangga dan menjadi KPM PKH sangat membantu untuk kebutuhan sekolah seperti seragam, buku, tas, serta menambah beli sembako dan makanan bergizi seperti susu, biskuit dan sebagainya.
KPM PKH graduasi mandiri lainnya adalah Nurseha, 39 tahun, warga Desa Kranggan yang menjadi peserta dari 2013 hingga memutuskan graduasi pada 2019. Ia mendapat bantuan PKH dengan komponen anak usia dini dan 2 (dua) anak sekolah.
Nurseha memutuskan graduasi mandiri, karena merasa terbantu dan sudah mengelola e-warung serta anak pertama sudah bekerja di salah satu pabrik di kawasan Tekno, Serpong, BSD.
E-warong dimulai Nurseha pada 2017, sebagai syarat dapat menjadi agen e-warung adalah KPM PKH yang sudah memiliki rintisan usaha. Ia mengelola e-warung bekerjasama dengan berbagai penyalur sembako, awalnya beras dari Bulog dan selanjutnya dari Ciledug, pamulang dan alam sutera, juga telur dari penyalur dari kawasan Viktor, Serpong.
Sebulan sekali bahan-bahan di e-warung disalurkan oleh penyalur kepada 271 KPM yang mengambil bahan pokok di e-warung Nurseha. Komponen bahan pokok diterima terdiri dari 10 kg beras, 1 kg telor, ayam satu ekor, serta tempe dan sayuran.
Untuk tahap 1 pada 2020 sudah sebanyak 214 KPM mendapat bantuan pangan melalui e-warung Nurseha, dengan situasi pandemi Covid-19 diambil bertahap selama satu hari.
Dari e-warung membantu penghasilan Nurseha dan berharap program berlanjut, kendati penghasilan awalnya Rp 200-300 ribu dan kini sedikit berkurang, disamping sudah banyak warung dan situasi masih pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, komponen di e-warung saya sudah sesuai aturan, yaitu ada beras, telur, ayam, buah-buahan, tempe dan sayuran, ” tutur Nurseha.
Peran Pendamping PKH dalam Proses Graduasi
Keberhasilan KPM PKH graduasi tidak lepas dari peran pendamping yang selalu memotivasi dan mengarahkan untuk mandiri, hal tersebut juga dilakukan salah seorang pendamping di Kota Tangerang Selatan, Ferry Ardiansyah.
Ia mendampingi 500 KPM PKH di 2 kelurahan, yaitu Kranggan dan Kademangan untuk bisa mendorong KPM bisa mandiri sekaligus berdaya. “Di kelurahan Kademangan sebanyak 179 KPM PKH di Kelurahan Kranggan 321 KPM PKH,” tandas Ferry.
Menjadi pendamping sudah dijalani Ferry mulai 2013, yaitu sejak PKH pertama kali diluncurkan di Kota Tangerang Selatan.
“Waktu itu saya ikut Diklat pada Agustus dan langsung mendapatkan data, sosialisasi, validasi dan hingga akhir 2013 pencairan awal di Keseluruhan Kota Tangerang Selatan, “ kenang Ferry.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Salah satunya di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada tahun 2020 sebanyak 515 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH berhasil digraduasi baik graduasi secara alamiah maupun secara mandiri.
Misalnya, Suhaeti, 40 tahun, KPM PKH yang sudah graduasi mandiri di Kota Tangerang Selatan, warga Desa Kademangan yang memutuskan untuk “mentas” dari PKH pada 2020. Ia menjadi KPM sejak pertama kali diluncurkan di Kota Tangerang Selatan pada 2013.
“Pada awalnya, saya dengar ucapan Mensos yang lalu, bahwa penerima PKH jangan sampai lebih dari 5 tahun dan saya ingin warga lain bisa menerima bantuan karena masih banyak yang lebih butuh,” ungkap ibu dengan 4 anak ini.
Saat ini, anak pertama Suhaeti sudah mendapatkan kerja di salah satu minimart di daerah BSD, sehingga sudah ada yang bisa membantu keuangan keluarga.
Ditanya apa saja yang dirasakan manfaat sejak menjadi penerima PKH, Suhaeti mengaku sangat terbantu khususnya terkait keperluan anak sekolah dan saat hamil hingga anak usia dini.
“Saya menerima bantuan anak sekolah, mulai anak pertama masuk SMP, sampai lulus SMK, juga saat hamil menerima komponen ibu hamil sampai anak usia dini, berlanjut tiap tiga bulan sekali hingga graduasi,” ungkapnya.
Suami Suhaeti memiliki pangkas rambut di daerah Puspitek. Ia sendiri hanya ibu rumah tangga dan menjadi KPM PKH sangat membantu untuk kebutuhan sekolah seperti seragam, buku, tas, serta menambah beli sembako dan makanan bergizi seperti susu, biskuit dan sebagainya.
KPM PKH graduasi mandiri lainnya adalah Nurseha, 39 tahun, warga Desa Kranggan yang menjadi peserta dari 2013 hingga memutuskan graduasi pada 2019. Ia mendapat bantuan PKH dengan komponen anak usia dini dan 2 (dua) anak sekolah.
Nurseha memutuskan graduasi mandiri, karena merasa terbantu dan sudah mengelola e-warung serta anak pertama sudah bekerja di salah satu pabrik di kawasan Tekno, Serpong, BSD.
E-warong dimulai Nurseha pada 2017, sebagai syarat dapat menjadi agen e-warung adalah KPM PKH yang sudah memiliki rintisan usaha. Ia mengelola e-warung bekerjasama dengan berbagai penyalur sembako, awalnya beras dari Bulog dan selanjutnya dari Ciledug, pamulang dan alam sutera, juga telur dari penyalur dari kawasan Viktor, Serpong.
Sebulan sekali bahan-bahan di e-warung disalurkan oleh penyalur kepada 271 KPM yang mengambil bahan pokok di e-warung Nurseha. Komponen bahan pokok diterima terdiri dari 10 kg beras, 1 kg telor, ayam satu ekor, serta tempe dan sayuran.
Untuk tahap 1 pada 2020 sudah sebanyak 214 KPM mendapat bantuan pangan melalui e-warung Nurseha, dengan situasi pandemi Covid-19 diambil bertahap selama satu hari.
Dari e-warung membantu penghasilan Nurseha dan berharap program berlanjut, kendati penghasilan awalnya Rp 200-300 ribu dan kini sedikit berkurang, disamping sudah banyak warung dan situasi masih pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, komponen di e-warung saya sudah sesuai aturan, yaitu ada beras, telur, ayam, buah-buahan, tempe dan sayuran, ” tutur Nurseha.
Peran Pendamping PKH dalam Proses Graduasi
Keberhasilan KPM PKH graduasi tidak lepas dari peran pendamping yang selalu memotivasi dan mengarahkan untuk mandiri, hal tersebut juga dilakukan salah seorang pendamping di Kota Tangerang Selatan, Ferry Ardiansyah.
Ia mendampingi 500 KPM PKH di 2 kelurahan, yaitu Kranggan dan Kademangan untuk bisa mendorong KPM bisa mandiri sekaligus berdaya. “Di kelurahan Kademangan sebanyak 179 KPM PKH di Kelurahan Kranggan 321 KPM PKH,” tandas Ferry.
Menjadi pendamping sudah dijalani Ferry mulai 2013, yaitu sejak PKH pertama kali diluncurkan di Kota Tangerang Selatan.
“Waktu itu saya ikut Diklat pada Agustus dan langsung mendapatkan data, sosialisasi, validasi dan hingga akhir 2013 pencairan awal di Keseluruhan Kota Tangerang Selatan, “ kenang Ferry.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :