Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
JAKARTA (21 Juli 2021) - Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini menghadiri undangan Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial untuk memberikan arahan terkait peningkatan kesiagapan dalam mengantisipasi bencana di Pesisir Selatan Pulau Jawa dan Sumatera yang dilaksanakan melalui zoom meeting.
Dalam pertemuan ini Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengingat saat kejadian Gempa Tsunami di Palu pada Tahun 2018 bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan namun tidak adanya respon dari masyarakat sehingga banyak korban, "Oleh karena itu saya berharap, begitu nanti mengerti tentang dampak dan bahayanya tolong segera dilakukan langkah-langkah untuk antisipatifnya, karena selain peralatan antisipatif lah yang paling penting. Saya mohon setelah ini kita langsung melakukan langkah-langkah bagaimana untuk keefektifan warga mengantisipasinya," jelas Risma.
Selain itu Risma menyampaikan bahwa dalam bencana sangat sulit untuk berkomunikasi, oleh karena itu diperlukannya komunikasi dengan yang menguasai secara teknis, seperti ORARI, RAPI dan sebagainya. Risma berharap untuk menggandeng seluruh pihak agar dapat bekerjasama secepat mungkin. "Kita tidak boleh meremehkan ramalan yang dibuat oleh BMKG, karena itu adalah ramalan yang sudah akademis, yang diputuskan sesuai dengan kondisi-kondisi teknis di lapangan dan kebenarannya bisa diyakini," tegas Risma.
Dalam menangani kasus tersebut bukan hanya peralatan yang dibutuhkan namun perlu dilakukan peningkatan pemahaman, kesadaran dan kapasitas masyarakat wisatawan dan pekerja di area pantai, terutama dengan cara; secara rutin memberikan literasi dan edukasi publik melalui sosial media/media digital/media cetak dan elektronik, serta secara rutin melakukan gladi lapang evakuasi atau evakuasi mandiri dari ancaman bahaya tsunami melalui jalur dan tes yang disiapkan.
Dalam kesempatan ini Risma juga menyampaikan usulan agar semua masyarakat dari anak-anak, lansia dan penyandang disabilitas sensorik dapat mengerti dan mengetahui adanya bencana, "Untuk di rumah-rumah diberikan tanda untuk penyandang disabilitas sensorik, atau lansia. Misal levelnya sudah membahayakan dan harus mengungsi, maka yang bersangkutan dan kita semua tau bahwa disana ada lansia atau disabilitas," ujar Risma.
Berada disuatu tempat yang sangat rentan terhadap bencana adalah pemberian Tuhan yang tidak bisa diubah, namun dapat dihindari dengan belajar untuk mengerti cara-cara evakuasi dan menyelamatkan diri.
Risma juga meminta untuk memastikan persiapan-persiapan peralatan dan berkomunikasi dengan dinas kesehatan, dinas penanggulangan bencana, kecamatan, kelurahan dengan membentuk kelompok. "Setelah ini kita mengambil langkah-langkah untuk bagaimana manajemen bencana itu sehingga kita meminimalisir korban dan juga memepercepat penanganannya sehingga kita bisa lebih siap," ujar Risma.
Turut hadir secara daring Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat dan para Pejabat Eselon I lainnya di Lingkungan Kementerian Sosial, Kepala BMKG, para Kepala Dinas Provinsi, para Kepala Dinas Kota dan Kabupaten, serta para TAGANA.
نشر :