Balai Anak "Naibonat" Beri Layanan Psikososial bagi Anak Korban Bencana Banjir Bandang
Penulis :
Humas Balai Anak Naibonat Kupang
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Intan Qonita N
KUPANG (10 April 2021) - Balai Anak “Naibonat” di Kupang sebagai UPT milik Kementerian Sosial mengambil langkah cepat dalam merespon kasus anak korban bencana banjir bandang akibat dampak dari badai siklon tropis seroja yang terjadi di beberapa wilayah di NTT. Pada situasi pascabencana, anak korban bencana alam tergolong kedalam kelompok rentan dan juga sebagai sasaran yang membutuhkan Layanan Dukungan Psikososial sebagai salah satu bentuk pemulihan bagi korban yang terdampak bencana alam.
Balai Anak Naibonat di Kupang pada hari Sabtu, 10 April 2021 sekitar pukul 09.00 - 13.00 waktu setempat melakukan kegiatan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bersama dengan hadirnya perwakilan dari Tim Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak melakukan kegiatan ini di posko 2 korban banjir bandang, Gereja Elim Naibonat. Sebanyak 103 anak mengikuti kegiatan ini.
Kepala Balai Anak "Naibonat" di Kupang, Supriyono mengatakan sebanyak 11 Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial Balai Anak Naibonat di Kupang berkolaborasi dengan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kabupaten dan Kota Kupang yang total berjumlah 5 orang memberikan LDP di Kelurahan Naibonat, Kabupaten Kupang kepada 200 anak korban banjir. Kegiatan pun berjalan dengan mengutamakan protokol kesehatan karena sebelum kegiatan di mulai anak telah di bagikan masker oleh tim LDP dari Balai.
Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai permainan dan dinamika kelompok, bermain bola dan balon, bernyanyi, serta menggambar bersama sebagai art therapy bagi anak, tebak-tebakan bersifat edukatif yang dibawakan oleh pekerja sosial dari Balai Anak Naibonat dan Sakti Peksos setempat.
Salah satu pengungsi anak A (9 Tahun), bercerita sambil menahan tangis saat banjir masuk ke rumah nya semua anggota keluarga merasa panik dan ketakutan karna banjir sangat deras airnya dan menghanyutkan barang-barang dalam rumahnya termasuk merusak sebagian dinding rumah mereka, saat itu ia beserta orangtua dan saudara-saudaranya menangis sambil berteriak minta tolong, dalam keadaan panik dan ketakutan mereka sempat berkumpul, saling berpelukan dan berdoa mohon pertolongan Tuhan.
Menurutnya saat kejadian, banjir semakin deras dan mereka masih tetap bertahan dalam rumah Karena terjebak tidak bisa keluar rumah, dan saat itu mereka juga sudah lapar, beras sudah terbawa oleh arus banjir, tidak ada makanan yang bisa dimakan lagi. Sehingga terpaksa ayahnya mengambil buah pepaya dari pohon yang berada di samping rumah untuk dimakan agar tidak kelaparan.
Dia mengatakan sangat ketakutan dengan banjir yang dilihat dan dirasakannya, Ia pun berdoa. "Semoga Tuhan jangan kasih banjir lagi karena banjir bisa mematikan manusia". Ia juga berharap ada orang yang menolong untuk membantu memperbaiki rumahnya kembali, karena menurutnya rumahnya sudah porak poranda tidak bisa untuk berlindung lagi sekarang. Untuk sementara, A (9 tahun) tinggal di rumah keluarga mamanya.
Tidak hanya memberi layanan dukungan psikososial, Balai Anak Naibonat juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada 200 anak. Bantuan kebutuhan dasar ini per paketnya terdiri dari beras premium 5 kg, 10 buah mie instan, pasta gigi, 2 buah sabun mandi, 1 renteng susu Dancow (10 sachet), biskuit Regal bungkus besar dan masker serta bantuan berupa Recreational Kit yang terdiri dari Buku Gambar (40 Buku), Buku Mewarnai (100 buku), Krayon (20 Paket), Kertas Origami (20 bungkus), Lilin Mainan (20 bungkus), Lem Kertas (2 buah), Buku cerita Rakyat (30 buku), Buku Novel (10 Buku), Boneka Tangan (16 set), Balon tiup isi 24 per bungkus (20 bungkus), Spidol warna isi 12 (10 Set), Masking tape (2 Buah), Bola Tendang (4 buah), dan Pompa Bola Manual (2 buah).
نشر :