Penulis :
Humas Balai Anak Rumbai Pekanbaru
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Intan Qonita N
KEPULAUAN MERANTI (24 Maret 2021) - Balai Anak "Rumbai" di Pekanbaru sebagai UPT Kementerian Sosial RI melakukan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak berbasis komunitas di Suku Akit, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Layanan ATENSI Anak di Suku Akit ini ditujukan kepada klaster anak dari kelompok minoritas dan terisolir sesuai dengan klaster AMPK Pasal 59 ayat 1 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Suku Akit merupakan salah satu komunitas adat terpencil di Provinsi Riau.
Kegiatan ATENSI Anak bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolir dilakukan melalui 7 komponen kegiatan yaitu dukungan hidup layak, perawatan dan pengasuhan sosial, dukungan keluarga, terapi, kewirausahaan dan pelatihan vokasional, bantuan dan asistensi sosial, serta dukungan aksesabilitas.
Lokus kegiatan ATENSI Anak terbagi di tiga desa yakni Desa Batin Suir, Kampung Nerlang Desa Sungai Tohor Barat, dan Desa Kepau Baru. Perjalanan dari Kota Pekanbaru menuju Kab. Kepulauan Meranti memakan waktu kurang lebih 5 jam, disambung 2 jam perjalanan dari pusat kota Kab. Kepulauan Meranti menuju kedua desa. Perjalanan harus ditempuh menggunakan speed boat dan sampan untuk dapat menjangkau titik-titik lokasi dikarenakan harus menyusuri sungai dan menyesuaikan pasang surut air laut.
Pemilihan lokus kegiatan ATENSI Anak berdasarkan hasil pemetaan permasalahan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) bersama satuan bhakti pekerja sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) daerah setempat. Sebanyak 173 orang anak Suku Akit, 32 Anak Berhadapan Hukum (ABH), dan 2 Anak Dengan HIV/AIDS (ADHIV) mendapatkan layanan ATENSI berbasis keluarga dan komunitas berupa dukungan pemenuhan hidup layak dalam bentuk bantuan paket nutrisi. Tim juga melaksanakan rapid asesmen terkait kebutuhan komponen ATENSI untuk keberlanjutan program.
"Kegiatan ATENSI Anak ini berkelanjutan, jadi saat ini kami hadir untuk tahu kebutuhan adik-adik. Selain nutrisi, apalagi kebutuhannya? Misalnya untuk ABH Korban yang masih trauma dengan peristiwa yang dialami, membutuhkan pemeriksaan psikolog atau terapi. Jadi kebutuhan anak tidak hanya berupa barang," kata Pekerja Sosial Balai, Yustisia.
Wakil Ketua Adat Suku Akit di Kampung Nerlang, Tino, menyampaikan terimakasih banyak atas paket nutrisi yang telah diberikan. Dirinya berharap anak-anak Suku Akit juga mendapatkan pendidikan sebagaimana yang didapatkan anak-anak di luar sana. Karena selama ini guru-guru yang ditempatkan banyak yang tidak betah karena sulitnya akses ke kampung mereka.
"Kami setuju dengan pak Tino bahwa pendidikan itu penting. Jika ada kesempatan bertemu, nanti kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan atau Bupati atau yang berwenang. Karena terkait pendidikan itu dari Dinas Pendidikan, kami Kementerian Sosial ini berkaitan dengan kebutuhan sosial," ujar Yustisia.
Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Kamsol, didampingi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Meranti, Agusyanto, menyampaikan, "Kami sangat berterimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini dan dengan senang hati akan mendukung dan memfasilitasi kegiatan semacam ini karena sejalan dengan visi dan misi selaku kepala daerah di Kab Kep. Meranti."
نشر :