Balai "Bahagia" Medan Gerak Cepat Respon Kasus Keluarga Miskin di Sidorejo

Balai "Bahagia" Medan Gerak Cepat Respon Kasus Keluarga Miskin di Sidorejo
Penulis :
Humas Balai Bahagia Medan
Editor :
David
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

MEDAN (22 Agustus 2021) - Bermula dari informasi yang beredar di kanal Youtube milik Rahmawati Wati terkait keluhan salah satu warga di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Menteri Sosial RI langsung menginstruksikan kepada balai terdekat untuk melakukan asesmen kepada yang bersangkutan. 


Tim Reaksi Cepat (TRC) Balai Karya Bahagia Medan yang terdiri dari Kepala Balai, Penyuluh Sosial dan Perawat langsung turun ke lapangan dengan mengunjungi langsung tempat tinggal atas nama Zulkifli Pane (ZPN) pada pukul 20.00 WIB hari Minggu, 22 Agustus 2021.

ZPN berusia 49 tahun dan tinggal bersama 2 (dua) orang anak di Jalan Perjuangan Gang Gereja, Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung Kota Medan. ZPN hidup tidak menetap di Kota Medan, dan saat ini tinggal di salah satu kamar sewa berukuran 3 x 3 meter dengan kondisi yang kurang layak. 

ZPN terlihat sehat namun badan terlihat kurus dengan kondisi kurang terawat. Kaki kanan mengalami gangguan persendian dikarenakan kecelakaan pada waktu muda. Namun demikian, ZPN terlihat masih bisa berjalan dan produktif untuk bekerja. 

Sehari-hari, ZPN bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menetap. Biasanya jualan gelang magnet ataupun menjadi kuli bangunan. Anak pertama telah menikah, anak kedua berusia 16 tahun dan anak ketiga berusia 11 tahun. Anak kedua dan ketiga telah lama putus sekolah karena kondisi ekonomi dan hidup yang tidak menetap. 

Saat berkunjung penyuluh sosial Balai Karya Bahagia Medan, Tama bertanya kepada ZPN mengenai istri yang bersangkutan karena pada saat kunjungan tidak menjumpai istri ZPN. "Saya sudah bercerai dari tahun 2018. Sejak saat itu kedua anak saya tinggal bersama saya," tutur ZPN.

Seperti diketahui ZPN memiliki istri yang tinggal di Malaysia sejak tahun 2014. Biasanya, mengirim biaya hidup berkisar Rp200 ribu setiap bulannya. Namun setelah bercerai tiga tahun yang lalu dan istri telah menikah kembali, ZPN dan anak tidak mendapat kiriman dari istri lagi. 

Berdasarkan hasil wawancara diketahui informasi bahwasanya keluarga ZPN yang berada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara merupakan keluarga miskin sehingga dia tidak juga berharap ada bantuan dari sanak saudara ataupun bisa menumpang hidup bersama saudaranya. 

 

Begitu juga dengan anak perempuan ZPN yang saat ini telah menikah dan tinggal bersama keluarga suaminya. Saat ini anak ketiga yang berusia 11 tahun yang bekerja serabutan di salah satu kompleks perukoan MMTC Medan yang bisa membantu kebutuhan makanan setiap hari. Sementara anak kedua berdasarkan pengakuan ZPN lebih sering tinggal di luar kontrakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Bantuan sosial yang diterima terakhir merupakan Bantuan Sosial Bahan Pangan Sembako Kepada Masyarakat Dampak PPKM Darurat dari Pemerintah Kota Medan. Selebihnya tidak ada bantuan dari Pemerintah yang diterima oleh keluarga ZPN.

Kepala Balai Karya Bahagia Medan, Lyana Siregar yang turut serta mengunjungi ZPN mencoba menggali informasi terkait kemampuan ZPN dalam berusaha termasuk menggali informasi jikalau anak yang bersangkutan difasilitasi untuk bisa melanjutkan pendidikan kembali.

"Kita akan coba berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Medan supaya anak bapak bisa kembali bersekolah," ucap Lyana pada saat berkomunikasi dengan ZPN.

 

Asesmen pada malam ini menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian bantuan kewirausahaan, pemberian akses pendidikan kepada anak ZPN yang telah putus sekolah serta pemberdayaan ZPN serta anak di Sentra Kreasi ATENSI Balai Karya Bahagia Medan.

 

"Besok tim akan turun kembali untuk memastikan kebutuhan apa yang bapak butuhkan," kata Lyana kepada ZPN.

 

Diakhir asesmen, tak lupa TRC Balai Karya Bahagia Medan memberikan makan malam kepada ZPN yang diketahui belum makan dari siang hari. 




 

 

 

نشر :