Penulis :
Humas Balai Anak Paramita Mataram
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
LOMBOK TENGAH (18 Maret 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Anak "Paramita" di Mataram memberikan pelatihan workshop kepada pengurus forum LKSA, santriwan dan santriwati di Lombok Tengah bertempat di Pondok Pesantren Al Irsyad.
Workshop diberikan kepada santri dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi dan keterampilan lifeskill pengolahan barang yang dianggap tidak berguna menjadi barang bernilai ekonomis.
Fathurahman selaku Ketua Forum Komunikasi LKSA (FKLKSA) Kabupaten Lombok Tengah dalam sambutannya menyampaikan, "Semua keterampilan memiliki guna dan manfaat bagi kita semua, sekecil apapun keterampilan itu pasti memiliki fungsi bagi diri kita maupun orang lain, oleh karenanya kami forum LKSA Se-Lombok Tengah mengundang Balai Anak Paramita Mataram untuk melatih kita mengolah eceng gondok menghasilkan karya bernilai ekonomis tinggi."
I Ketut Supena dalam pembukaannya mengatakan, "Desa Sengkol Kecamatan Pujut ini berada pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, tentu hal ini harus dijadikan potensi sumber peningkatan ekonomi anggota dan anak-anak di LKSA dengan menghasilkan karya-karya berkelas premium yang diminati pasar."
Supena memaparkan langkah-langkah pengolahan eceng gondok mulai dari pemanenan, pengeringan, pengulatan, pengolahan menjadi produk-produk bernilai ekonomis sampai dengan strategi pemasarannya.
"Di daerah Sengkol sini nampaknya terdapat banyak Sumber Daya Alam melimpah seperti Eceng Gondok dan Pandan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pengolahan barang bernilai produktif." Tambah Supena.
Pada kesempatan tersebut Supena menjelaskan bahwa Eceng Gondok yang dianggap sebagai Gulma dan menyusahkan petani karena menyerap nutrisi tanaman namun dapat diolah sedemikian rupa sesuai dengan kreativitas sehingga mampu bernilai jual tinggi dan produk yang dihasilkan mampu bersaing dipasaran.
Selanjutnya, Supena juga memaparkan varian olahan Eceng Gondok yang bernilai ekonomis tinggi, antara lain: Sandal Eceng Gondok (SAEGO), Nampan, Gantungan Kunci, Kursi Kayuh "Ngober", Jam Dinding Eceng Gondok (Jadi Ego), dan Kotak Tisu.
Tidak hanya sekedar paparan, tim juga memutarkan video pengolahan eceng gondok mulai dari panen hingga menjadi barang siap pakai.
Selanjutnya, tim mengajak peserta workshop untuk praktik langsung mengolah eceng gondok menjadi sandal. Dewa Made Arjana selaku instruktur dalam kegiatan tersebut memulai praktik dengan memipihkan tanaman eceng gondok yang sudah kering.
Eceng gondok yang sudah pipih selanjutnya dianyam sesuai dengan motif dan pola yang barang yang akan dibuat. Usai mahir dalam memipihkan dan menganyam, Made melanjutkannya dengan menempelkan dengan spon alas sandal dengan menggunakan lem.
Baiq Sri Wahyuni, salah satu peserta kegiatan workshop mengatakan "Terima kasih Balai Anak Paramita yang telah mengajarkan kami membuat barang-barang dari eceng gondok. Semoga ilmu yang kami dapat bermanfaat bagi kami ke depannya."
Lalu Suparlan Ketua Panitia Pelatihan mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka sehingga selesai pelatihan ini mereka akan teruskan untuk mengajarkan kepada santriwan santriwati di LKSA Se-Kabupaten Lombok Tengah yang berjumlah ribuan.
Di akhir sesi Fathurrahman menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini tidak akan berhenti sampai disini, namun akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa bertempat di LKSA lain di Lombok Tengah ini.
Supena menyambut baik optimisme Ketua FKLKSA untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di tempat lain. "Paramita juga selalu membuka pintu bagi LKSA yang mau berkunjung ke balai untuk belajar. Kami senantiasa siap untuk berbagi ilmu dengan semua." pungkas Supena.
نشر :