Balai "Margolaras" Berikan Akses Pendampingan dan Informasi bagi Disabilitas Netra Ingin Hidup Mandiri

Balai "Margolaras" Berikan Akses Pendampingan dan Informasi bagi Disabilitas Netra Ingin Hidup Mandiri
Penulis :
Humas Balai Margo Laras
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

PATI (26 Juni 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Margo Laras Pati memberikan pendampingan dan akses informasi kepada Joni, seorang penyandang disabilitas sensorik netra asal Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang ingin mendapatkan pelatihan vokasional agar bisa hidup mandiri.

Sebelumnya, Joni melalui channel media sosial Youtube Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, menanyakan informasi terkait balai pelatihan untuk penyandang disabilitas sensorik netra seperti dirinya (23/6).

Merespon informasi dari Humas Kementerian Sosial tersebut, Balai Margo Laras langsung menindaklanjuti dengan menghubungi Joni via telepon.

“Segera hubungi Joni, lakukan asesmen awal melalui virtual atau telepon dan analisis kebutuhan utamanya. Psikolog dan pekerja sosial Balai siap untuk memberikan pendampingan jika Joni membutuhkan dukungan psikologis, bantuan ATENSI, atau hal lainnya,” kata Kasubbag Tata Usaha Balai Margo Laras Syam Fathurrachmanda.  

Balai Margo Laras juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Sosial Kabupaten Brebes, Pendamping Penyandang Disabilitas (PPD), TKSPD, Balai Wyata Guna Bandung dan Balai Mahatmiya Bali untuk akses rehabilitasi sosial selanjutnya, tambahnya.

Melalui sambungan telepon, Humas Balai Margo Laras mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan. Nur Rokhim atau yang biasa dipanggil Joni, lahir di Brebes, 26 Juni 1990, beralamat di Desa  Kalijurang RT 005 RW 006, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (_In-depth Interview_) melalui telepon,  Joni mengalami disabilitas netra sejak tahun 2014, akibat cidera kepala setelah jatuh bermain sepak bola.Sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mencari pengobatan dimana mana baik medis maupun alternatif, tak membuahkan hasil. Hingga ketika pemeriksaan di sebuah Rumah Sakit, Ia divonis oleh dokter menderita glaukoma. Cidera kepala tersebut memperburuk penyakit glaukoma yang ia derita dan mempengaruhi syaraf mata, sehingga penglihatannya mulai menurun.

"Saya sempat pingsan, begitu membuka mata mulai kabur dan gelap,”kata Joni. Ia tinggal serumah dengan ibunya, karena ayahnya telah tiada. Cita - citanya ingin menjadi pemijat profesional agar dapat memperoleh penghasilan dan menopang ekonomi ibunya,ujar Joni penuh harap.

Menindaklanjuti hasil asesmen tersebut, tim Margo Laras menghubungi pihak Dinas Sosial Brebes, dan berhasil menghubungi Sifana, pendamping penyandang disabilitas Brebes yang  keesokan harinya mengunjungi Joni.   

"Alhamdulillah saya sudah bertemu langsung dengan Joni. Dia _humble_,_easy going_, mudah bergaul dan komunikasinya sangat baik. Yang ia sangat butuhkan saat ini adalah pelatihan pijat, dan setelah kami sampaikan beberapa informasi keberadaan Balai Netra, ia sangat antusias dan minat ingin mendaftar di Balai Wyata Guna Bandung. Sekarang sudah tahap mengisi formulir dan mengirim berkas pendaftaran," terang Sifana.

Selanjutnya, humas Balai Margo Laras menghubungi bagian penerimaan Balai Wyata Guna Bandung, dan direspon cepat dengan memberikan formulir pendaftaran dan nomor kontak petugas Balai Wyata Guna yang sudah tersampaikan ke Sifana, yang akan mengawal sampai pengantaran Joni ke Bandung.

"Terimakasih Balai Margo Laras atas respon cepatnya memberikan informasi bagi saya, dan sudah dikunjungi ibu Sifana pendamping penyandang disabilitas. Saya ingin belajar pijat, agar saya mandiri mampu membantu ekonomi ibu saya yang semakin bertambah usia,” kata Joni saat menelepon ke Balai Margo Laras. 

“Semoga ATENSI dukungan aksesibilitas berupa penyampaian informasi bagi penyandang disabilitas sensorik netra tersebut membuka jalan untuk masa depannya ditengah kegelapan yang ia alami,” pungkas Syam Fathurrachmanda.
نشر :