Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
David
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
Semarang (3 September 2021) - Kementerian Sosial bersama Komisi VIII DPR RI terus memberikan dukungan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di berbagai daerah, salah satunya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dukungan ATENSI ini sebagai upaya pemulihan dampak Pandemi Covid-19.
Total dukungan ATENSI yang diberikan sebesar Rp. 1,4 miliar dengan jenis bantuan yaitu santunan bagi 514 Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, bantuan kewirausahaan bagi 142 orang, dukungan aksesibilitas bagi 190 penyandang disabilitas dan kebutuhan dasar bagi 665 orang.
"Data masih kami kumpulkan sampai akhir Desember 2021, Itu data anak yatim karena Covid-19. Selanjutnya anak yatim pada umumnya yang akan di data di tahun depan. Data itu juga akan kita kirimkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar anak-anak dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP)," kata Mensos Risma.
Selain itu, Mensos Risma juga menyampaikan bahwa bantuan kewirausahaan yang diberikan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penerima manfaat. "Jika passion-nya di bidang kuliner gak bisa kita paksa usaha menjahit, jadi harus sesuai keinginan mereka," jelas Mensos Risma.
Dukungan ATENSI ini juga diberikan dengan tetap memberikan asistensi berupa pelatihan pengembangan usaha setiap Sabtu dan Minggu melalui webinar Pahlawan Ekonomi. Pelatihan itu meliputi bagaimana cara memasarkan produk dan lain-lainnya terkait usaha.
Mensos Risma bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, Buchori menyerahkan secara simbolis dukungan ATENSI ini di Rumah Dinas Bupati Semarang. Bantuan akan disalurkan kepada penerima manfaat di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pati.
Buchori mengapresiasi gagasan pemberian bantuan bagi anak yatim yang dilakukan pemerintah. "Kita dukung, karena program ATENSI ini program yang langsung menyentuh masyarakat, salah satunya bantuan untuk anak yatim, piatu dan yatim piatu yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19. Ini menyelamatkan generasi bangsa," tuturnya.
Selain menyerahkan bantuan secara simbolis, Mensos Risma juga berdialog dengan para penerima manfaat yang menerima bantuan. Mensos Risma ingin memastikan bahwa bantuan yang diberikan memang sesuai dengan kebutuhan dari penerima manfaat.
Bagi penerima manfaat penyandang disabilitas sensorik netra yang mendapatkan Tongkat Penuntun Adaptif, Mensos Risma meminta langsung menguji cobanya, dilakukan oleh penyandang disabilitas sensorik netra secara langsung.
Salah satunya Dede, penyandang disabilitas sensorik netra yang mengaku semakin nyaman setelah menggunakan Tongkat Penuntun Adaptif. "Saya bersyukur mendapat bantuan ini. Saya nyaman menggunakannya karena dilengkapi berbagai sensor seperti sensor asap, jarak, api dan air," sebut Dede.
Di sisi lain, ada juga penyandang disabilitas sensorik netra yang mendapat bantuan seperangkat perlengkapan usaha warung soto. Ia adalah Moh Agus Yusuf (49 tahun) yang telah mengalami kondisi netra sejak tahun 2008 akibat virus yang menyerang saraf matanya.
"Saya bersyukur, terima kasih bantuannya dari Kemensos. Semoga teman-teman saya (penyandang disabilitas) yang lain juga bisa dapat bantuan seperti saya," ungkapnya.
Ada juga korban penyalahgunaan Napza yang kini telah pulih dan ingin mulai menekuni usaha steam cuci kendaraan. Syamsul Arifin asal Demak mendapat bantuan seperangkat perlengkapan cuci steam kendaraan untuk menunjang usahanya.
Bantuan ini merupakan kolaborasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian Sosial, yaitu Balai Margo Laras Pati, Balai Antasena Magelang, Balai Besar Kartini Temanggung, Balai Besar Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Balai Satria Baturraden, Balai Melati Jakarta, Balai Budhi Dharma Bekasi, Balai Tan Miyat Bekasi, Balai Wyata Guna Bandung, Balai Literasi Abiyoso Bandung dan Balai Galih Pakuan Bogor.
Acara penyerahan dukungan ATENSI ini dihadiri juga oleh Bupati Semarang Ngesti Nugraha dan para pejabat eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Sosial.
نشر :