Bermain Sendok Kelereng dan Tebok Celeng, Bangkitkan Kepedulian Sesama Anak
LOMBOK TIMUR (31 Juli 2022) – Sinar matahari sudah terasa garang, meskipun jarum jam belum menunjukkan pukul 08.00. Toh ratusan anak-anak yang berkumpul di Lapangan Kecamatan Pringgabaya tak kehilangan keceriaan.
Sebabnya tak lain karena ada momen yang mereka tunggu. Mereka akan mengikuti berbagai perlombaan seperti makan kerupuk, balap karung, memasukkan pensil dalam botol dan membawa sendok kelereng, hingga permainan tradisional khas Lombok Timur yaitu Tebok Celeng (Pecah Celengan).
Lomba-lomba ini bertujuan untuk melatih kemampuan motorik dan sensorik anak serta membangun koneksi interpersonal anak dengan orang lain.
Setiap lomba dimulai dan diakhiri dengan tiupan peluit sang wasit. Gelar perlombaan ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022.
Sebanyak 150 peserta anak-anak usia 6-11 tahun, menyambut antusias kegiatan yang mengambil lokasi di Lapangan Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/7).
Sorak sorai para pendamping PKH Lombok Timur dan guru sekolah di Kecamatan Pringgabaya menyemangati para peserta yang berkompetisi. Diiringi alunan lagu-lagu jaman now dari pengeras suara, perlombaan semakin semarak. Setelah empat jam berlangsung, para pemenang berkumpul untuk menerima hadiah berupa perlengkapan sekolah dan makanan serta snack anak.
Tawa ceria bocah-bocah Pringgabaya tampak saat mengikuti berbagai perlombaan, salah satunya Angel Putri Rinjani. "Saya sangat senang mengikuti lomba-lomba ini karena saya bisa bermain bersama teman-teman," ucap anak perempuan tersebut sambil tersenyum.
Begitu pula Muhammad Refka Alfatobi yang tampak sumringah saat berlomba balap karung bersama teman-temannya. Walaupun sempat terjatuh, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melompat-lompat hingga garis finish.
"Gak sakit kok. Senang banget. Besok-besok pengin main gini lagi," ucap Refka dengan mata berbinar.
Saat bermain Tebok Celeng, anak-anak yang ditutup matanya juga bersemangat untuk memecahkan tembikar yang ada di depan mereka, layaknya bermain pecah air saat lomba Agustusan.
"Aku bisa pertama. Tapi gak sengaja kena Refka tadi pas mukul. Sakit gak, ka? Maaf ya," kata Arif Darmaputra kepada Refka yang ada di sebelahnya.
"Kena pundak, gak papa, rif. Pokoknya hari ini seneng," kata Refka sambil tertawa bersama Arif.
Ditengah pesatnya kecanggihan teknologi dan dampak pandemi COVID-19, tak bisa dipungkiri bahwa anak-anak sudah semakin jarang bermain di luar rumah. Perlombaan permainan-permainan tradisional yang digelar dalam peringatan HAN 2022 sedikit mengobati rasa rindu akan kebersamaan dengan teman-teman.
"Selama masa pandemi, anak lebih banyak bermain sendiri, terutama bermain gim di HP sehingga interaksi antar individu berkurang. Dengan bermain, interaksi dan perilaku sosial anak meningkat karena mereka bisa saling mengenal dan bersosialisasi," kata Psikolog Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Richa Nurhayati.
Dua aspek tersebut, lanjut Richa, mendukung terpenuhinya hak anak untuk bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
"Sebagai individu yang masih sangat muda dan rentan terpengaruh oleh hal-hal sekitarnya, anak wajib dibimbing dan dijaga. Ini tugas kita bersama untuk melindungi dan mendukung kemajuan anak Indonesia," kata Richa.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI