Bertumbuh dan Menua Bersama Keluarga Sentra Terpadu Pangudi Luhur 1 Bekasi
BEKASI (2 Juli 2022)
- Keluarga adalah
ibarat tanah tempat bertumbuh dan berkembang. Berbahagia bagi kita yang dapat
bersama keluarga hingga sampai akhir hayat menjemput. Lalu bagaimana dengan
para oma-opa yang karena sesuatu hal, harus menghabiskan hari tua di lingkungan
Panti Wreda? Tinggal dan mukim di lingkungan Panti Wreda bagi para Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sampai ajal menjelang, tentunya bukan
merupakan harapan dan impian semua orang. Tinggal jauh dari lingkungan
keluarga, terpisah dari orang-orang yang dikasihi dan mengasihi, hidup bersama
dengan sesama lanjut usia PPKS dengan segala permasalahan masing-masing dalam
lingkungan tertutup tentunya bukan satu hal yang mudah.
Tidak mudah, karena
pada saat usia tua-badan mulai renta tergerus beragam jenis keluhan atas rasa
sakit dan penyakit, jauh dari jangkauan kehangatan keluarga terdekat,
menanggungkan rasa sakit sendirian dalam ketelantaran. Belum lagi siksaan atas
rasa sunyi dan sepi atas syndrome emptyness yang mendera hari-hari
panjang menghabiskan hari. Syndrom yang muncul atas hilangnya satu persatu atau
sekaligus anggota keluarga yang disayangi, entah karena anak-anak tumbuh dewasa
dan menikah kemudian keluar dari rumah, kematian, ketiadaan orang yang merawat
di hari tua atau sebab yang lain seperti ketelantaran. Ketelantaran karena
ketiadaan jaminan hidup dan penghidupan di hari tua, tidak adanya rumah tempat
untuk tinggal dan bermukim, terlantar sakit, serah diri dan berbagai sebab lain
yang menjadi latar keberadaan para lanjut usia (lansia), yang berada dalam
pengampuan Sentra Terpadu Pangudi Luhur 1 Bekasi (STPL 1 Bekasi).
Berbagai penyebab
dimaksud umumnya memunculkan kecenderungan yang disebut sebagai situasi batas,
suatu situasi yang tidak dapat dielakkan begitu saja. Suka tidak suka harus
diterima, sehingga acapkali memunculkan penderitaan. Jika lansia tidak mampu
memaknai penderitaan, maka yang diketemukan adalah kemarahan dan penyangkalan
atas nasib buruknya, yang akan menyulitkan diri dalam berinteraksi dengan
sesama penghuni fasilitas dan para pendampingnya. Sebaliknya, jika ia dapat
menemukan keindahan selama tinggal dan mukim di fasilitas STPL 1 Bekasi,
mengikuti berbagai kegiatan, akan berusaha menerima kondisinya saat ini dan
bagaimana memanfaatkan hari tuanya dengan berbagai aktifitas positif. Menemukan
esensi dirinya sebagai lansia yang sehat, kuat dan bermartabat.
STPL 1 Bekasi, yang
sebelumnya dikenal masyarakat dengan sebutan Panti Sosial Tresna Werdha Budhi
Dharma, atau panti jompo saat ini tengah memberikan system layanan rehabilitasi
sosial dan habilitasi sosial. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 1
tahun 2022, tentang Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian
Sosial, melayani PPKS sejumlah 64 orang terdiri dari 35 lansia perempuan dan 29
lansia laki-laki, yang beberapa diantaranya menjalani bed ridden karena telah
jompo dan sakit sehingga memerlukan bantuan care giver untuk upaya pemenuhan
kebutuhan hariannya. STPL 1 Bekasi merupakan tempat berkumpulnya para lanjut
usia menjalani rehabilitasi dan habitasi sosial.
Suatu upaya sinergis
dimana satu sama lain dapat saling memberikan dukungan ekologi sosial untuk
meningkatkan derajat kesejahteraan termasuk kesehatan fisik, psikologi dan
psikososial. PPKS dapat mengikuti beragam kegiatan rehabilitasi sosial dengan
kegiatan yang sarat makna dengan berbagai aktifitas fisik olahraga ringan
seperti senam jantung sehat, senam diabet, tai chi, berkebun dan berbagai
aktifitas bermanfaat.
Kegiatan seni
dijadwalkan secara rutin dengan berlatih paduan suara, menyanyi, menari, melukis,
membuat seni kriya yang dipamerkan dalam ruang khusus, yang juga dapat dibeli
atau dipesan. Uang hasil penjualan seni kriya dapat disimpan sebagai uang saku,
meningkatkan kepercayaan diri sebagai entitas lansia kreatif berdaya guna.
Bimbingan spiritual
dilakukan dengan pendampingan sesuai dengan ragam keberagamaan dan
berkeyakinan. Terdapat fasilitas mushola dan kapel yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Bagi yang menyukai tanaman hias dan sayuran juga disiapkan Taman
Lansia yang asri dapat digunakan dalam kegiatan berkebun.
Suasana sore hening
di akhir pekan di penghujung Bulan Juli, mendadak sontak pecah oleh hiruk pikuk
deru mobil menuju fasilitas STPL 1 Bekasi, yang terletak di area paling
ujung barat yang biasanya relative sunyi. Rupanya tengah ada kunjungan
cinta dari para anggota Indonesian Car Community (ICC) Bekasi yang
diketuai Bosep Suherman. Dalam kesempatan tersebut Suherman menyampaikan jika
ICC yang terbentuk 19 januari 2022 lalu, beralamat di Gramapuri Cibitung Bekasi
Jawa Barat, meski masih sangat muda namun sebelumnya telah melakukan kegiatan
berbagi di Jambi sekaligus promosi wisata.
Sesuai dengan visinya
my community my family, kali ini melakukan silahturahmi dengan para oma
dan opa dengan membawa bingkisan oleh-oleh bagi para oma dan opa. Hari-hari
sunyi dengan jarangnya kunjungan atau nyaris tidak ada kunjungan keluarga, sore
tadi menjadi lebih berwarna dengan canda tawa oma, opa dan pengunjung di taman
belakang fasilitas. Oma Lien menyampaikan bahwa dirinya senang sekali
dikunjungi, diajak ngobrol seperti bertemu cucunya sendiri.
Acara kemudian berlanjut saat opa Din mengajak menengok berbagai tanaman unggulan dan kebanggaan di taman lansia dan berfoto bersama dalam satu bingkai keluarga besar ICC dan STPL 1 Bekasi. Untuk menjadi sebuah keluarga tidak selalu harus dalam kesamaan darah dan keturunan. Ketulusan hati, berbagi perhatian dan cinta kasih bagi lansia terlantar esensinya lebih dari keluarga. Membantu para lansia dalam memperoleh pemenuhan hak rehabilitasi pikososial dan dukungan ekologi sosial dari masyarakat yang peduli. Kunjungan cinta dari ICC atau komunitas lain diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kita semua pada lansia, dan bersama-sama bergerak mewujudkan Lansia Indonesia yang lebih mandiri, sehat, dan sejahtera. Lansia sehat, Indonesia kuat!