Penulis :
Humas Balai Anak "Melati" Jakarta
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Mellin Sindi P; Karlina Irsalyana
BOGOR (23 Juli 2020) – Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat memberikan arahan pada Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pegawai Balai “Melati” Jakarta disampaikan secara virtual melalui Zoom interaktif.
“Pandemi COVID-19 memberikan hikmah pada kita bahwa ternyata untuk mengadakan pertemuan, dialog, bimbingan teknis atau hal sejenisnya yang biasanya dilakukan secara tatap muka, saat ini bisa dilakukan secara virtual (virtual meeting) dengan memperhatikan kaidah protokol kesehatan tanpa menghilangkan esensi dari kegiatan tersebut,” tutur Harry.
Harry menyampaikan kesuksesan suatu organisasi karena bekerja didasarkan teamwork. “Kita bukan mencari Superman, tapi kita mencari super team” kata Harry mengutip pernyataan Menteri Sosial RI, Juliari Batubara.
“Yuk, kita bangun super team. Ketika sudah terbentuk super team, maka segala tantangan, kesulitan dan hambatan bisa diatasi bersama-sama, seperti peribahasa berat sama dipukul, ringan sama dijinjing,” kata Harry. Balai Melati tidak perlu galau menghadapi situasi yang sulit, asal bekerja secara teamwork atau super team.
“Bangunlah komunikasi yang intensif, baik horisontal maupun vertikal, antara atasan dan bawahan atau sebaliknya. Dari komunikasi kita sama-sama mengetahui apa yang bisa dikerjasamakan. Bekerjasamalah sebaik-baiknya berdasarkan komunikasi yang sudah terjalin dengan baik agar koordinasi bisa lancar” kata Harry. Manfaat koordinasi adalah komplementary, saling menguatkan dan sistem yang terintegrasi.
Komunikasi, kerja sama, koordinasi, integrasi bisa berlangsung akan lebih efektif kalau menggunakan berbagai media, tidak harus visual/tatap muka secara langsung, bisa gunakan media virtual, seperti memakai telepon seluler, Media Sosial, video calling. Media tersebut bisa digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas, sehingga kinerja organisasi bisa lebih maju.
“Bangun teamwork, sampai super team, perbaiki strategi komunikasi dan penggunaan teknologi komunikasi sebagai bagian instrumen dalam bekerja. Karena pandemi COVID-19, kita dipaksa menggunakan teknologi komunikasi pada saat ini, sehingga banyak konsekuensi logis yang dihadapi para pegawai seperti gagap teknologi,” terang Harry.
Generasi milenial diharapkan tidak gagap teknologi, bisa menjadi pioneer, inisiator, serta harus mempunyai kompetensi didalam bidang teknologi komunikasi. Diharapkan mereka bisa membantu pegawai lain yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi komunikasi. Menurut Harry, ketika muncul teknologi inovasi dan ketika teknologi menjadi instrumen utama menggerakkan organisasi, aktivitas, bisnis proses, itulah salah satu ciri lahirnya revolusi industri 4.0.
“Feedback-nya adalah mari kita tingkatkan kapasitas diri kita agar tidak tertinggal. Tidak ada kata terlambat untuk belajar bagi seluruh pegawai. Upgrading knowledge dan open minded mutlak menjadi proses pembelajaran bagi semua pegawai untuk memudahkan proses pelayanan dalam era adaptasi kebiasaan baru. Jangan bersikap skeptis terhadap perubahan," tutur Harry.
Harry menambahkan bahwa Balai Melati harus mampu menemukan formasi super team yang ideal. Segala fasilitas yang memungkinkan publikasi maksimal dalam pelayanan balai harus dipersiapkan dengan baik. Super team balai diharapkan mampu mengoptimalkan seluruh pelayanan publik.
Harry pun kembali mengungkapkan ketertarikannya terhadap bahasa isyarat bagi para penyandang disabilitas sensorik rungu wicara. “Coaching Bahasa Isyarat penting diselenggarakan secara continue di Balai Melati. Seluruh pegawai harus mampu memahami bahasa isyarat yang menjadi media komunikasi rutin dengan para penyandang disabilitas sensorik runguwicara,” tutur Harry.
Mengakhiri arahannya bagi seluruh ASN Balai Melati, Dirjen Rehsos berpesan agar ASN Balai Melati tetap semangat dalam bekerja dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Harry memastikan bahwa Balai Melati mampu memberikan pelayanan terbaik meski berada dalam masa sulit pandemi COVID-19.
نشر :