Disabilitas Tak Lantas Patah Arang, 'Virus' Saparman Jadi Inspirasi Kehidupan
Penulis :
Intan Qonita N
BOGOR (13 Juni 2021) - Jelang peresmian Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Balai Ciungwanara pada Sabtu pagi. Tampak, seorang pria di antara penyandang disabilitas fisik lainnya duduk dengan santai.
Pria itu bernama Saparman. Seorang disabilitas fisik penerima bantuan ATENSI dari Kementerian Sosial (Kemensos), ia merantau dari ranah Minang untuk berjualan di Masjid Raya dan Alun-alun Kota Bandung.
"Setiap hari saya ke Masjid Raya dan Alun-alun berjualan berbagai makanan dan minuman ringan, seperti roti, kopi dan permen," ujar pria paruh baya ini.
Bagi Saparman, keterbatasan fisik tak lantas memadamkan semangatnya untuk mencari nafkah halal bagi keluarganya.
Juga, sebagai penyandang disabilitas tidak berarti patah arang, melainkan menjadi tantangan untuk berjuang demi kehidupan tanpa mengharapkan rasa iba dan belas kasihan dari orang lain.
"Putar otak, bagaimana cara saya bisa jualan keliling lalu terpikir untuk memodifikasi motor sesuai kebutuhan dan kondisi fisik," kata Saparman.
Tekun dan ulet bapak empat anak ini lambat laun membuahkan hasil, termasuk menjadi salah seorang penerima bantuan ATENSI bidang kewirausahaan Rp 20.500.000 berupa motor listrik roda tiga dan modal usaha.
"Dengan bantuan itu, saya sangat bersyukur dan alhamdulillah bisa menunjang usaha yang sedang dirintis," kata Saparman, haru.
Tak muluk-muluk, ia berharap bisa menambah satu unit motor lagi untuk keperluan usahanya, sebab motor listrik terbatas karena harus nge-cas usai dipakai enam jam.
"Satu unit motor listrik kekuatannya 6 jam dan harus di-cas ulang. Nah, dengan memiliki satu unit lagi motor dengan bensin agar bisa menempuh berjualan dengan jarak jauh," harap Saparman.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :