Gerak Cepat, Komisi VIII DPR RI Puji Langkah Kemensos Tangani Dampak Bencana Erupsi Gunung Merapi
JAKARTA (27 November 2020) - Kementerian Sosial bergerak cepat dalam penanganan
korban terdampak bencana erupsi Gunung Merapi. Sejak erupsi terjadi, Kemensos
telah menyalurkan bantuan logistik, mengaktivasi Tagana dan dapur umum lapangan
dengan total bantuan sebanyak Rp1.746.706.984.
“Kemensos sudah menempuh langkah-langkah
tanggap bencana. Kami menyiapkan kebutuhan pengungsi seperti tenda, logistik
dan dukungan psikososial. Kami dalam posisi mendukung upaya pemerintah daerah
dalam mengatasi dampak bencana. Total bantuan yang sudah kami salurkan senilai
lebih Rp1,7 miliar,” kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara di Jakarta hari
ini (25/11).
Bantuan Kementerian Sosial untuk penanganan
dan kesiapsiagaan Gunung Merapi kepada Pemprov DIY berupa Bantuan Logistik
sebesar Rp622.019.700 dan Tenda Serbaguna Keluarga sebanyak 10 unit senilai
Rp248.000.000. Sehingga total sebanyak Rp870.019.700.
Bantuan logistik untuk Pemprov DIY
berupa makanan anak sebanyak 600 paket, kasur sebanyak 500 lembar, matras
sebanyak 1000 lembar, selimut sebanyak 1000 lembar, dan paket sandang sebanyak
300 lembar.
Kemudian bantuan untuk Pemprov Jawa
Tengah berupa Bantuan Logistik sebesar Rp628.687.284 dan Tenda Serbaguna
Keluarga 10 unit senilai Rp248.000.000, sehigga total senilai Rp876.687.284.
Bantuan logistik Pemprov Jateng berupa
makanan anak sebanyak 712 paket, kasur sebanyak 500 lembar, matras sebanyak
1000 lembar, selimut sebanyak 1000 lembar, dan paket sandang sebanyak 300
lembar.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur
Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Syafii Nasution menyatakan, selain
tenda, Kemensos juga mengerahkan 349 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Termasuk, bantuan dukungan dapur umum kepada dinas sosial (dinsos) bagi petugas
dan relawan di posko utama Pakem serta di Balai desa Glagaharjo untuk
pengungsi,” kata Syafii.
Safii memastikan cadangan logistik di
gudang-gudang provinsi dalam kondisi siap. Sehingga, bila ada pengungsian akibat
bencana, logistik bisa disalurkan secara cepat bagi para korban.
Terkait pengungsi Merapi, kata dia,
sejauh ini penanganan bencana masih di skala kabupaten. Sehingga Kemensos dalam
posisi memberikan support kepada pemerintah daerah (pemda) sesuai dengan
regulasi manajemen penanggulangan bencana. Yakni Undang-Undang 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana.
"Namun bila dibutuhkan, bufferstock siap dimobilisasi," katanya. Menurutnya, untuk pemenuhan
kebutuhan dasar pengungsi, dinsos Daerah Istimewa Jogjakarta sudah menyiapkan
dapur umum lapangan untuk para pengungsi sampai dengan masa tanggap darurat
pada 30 November.
Hal ini sesuai surat keputusan tanggap
darurat Bupati Sleman. Selain itu, family kit juga telah dibagikan sesuai
dengan kebutuhan di lapangan. “Kebutuhan mendesak lainnya sudah diproses sesuai
keondisi di lapangan,” katanya.
“Kami juga memberikan perlindungan
sosial kepada kelompok rentan, ada beberapa pengungsi dewasa. Mereka ikut
mengungsi karena mengurus keluarganya yang lansia maupun balita.
Dalam kesempatan berbeda, Kemensos
bersama Komisi VIII DPR memberikan bantuan sebanyak 180 lembar alas tidur dan
selimut untuk pengungsi di Posko Pengungsian Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan,
Kabupaten Sleman, DIY.
Bantuan diserahkan oleh Wakil Ketua
Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily didampingi Kasubdit Kesiapsiagaan dan
Mitigasi Kemensos Iyan Kusmadiana kepada perwakilan pengungsi, Rabu (25/11).
"Bantuan ini merupakan bentuk
kepedulian bersama, antara Kemensos dan Wakil Rakyat di DPR RI kepada pengungsi
erupsi Merapi. Kami melihat penanganan pengungsi di sini sudah bagus, sehingga
kami memberikan bantuan alas tidur dan selimut agar pengungsi lebih
nyaman," kata Ace Hasan.
Menurut dia, dengan bantuan tersebut
diharapkan pengungsi yang mayoritas merupakan masyarakat kelompok rentan dapat
meringankan sebagian beban mereka dan membuka akses terhadap fasilitas
kesehatan dan air bersih. "Harapannya dapat membantu menjaga kesehatan
para pengungsi," katanya.
Dalam kesempatan sama, Iyan Kusmadiana
mengatakan bantuan yang diberikan tersebut mempertimbangkan kebutuhan yang
mendesak bagi pengungsi. “Masih banyak pengungsi yang tidur hanya beralaskan
tikar. Sehingga kami berikan bantuan berupa alas tidur yang lebih tebal dan
juga selimut," katanya.
Biro
Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI