Penulis :
UHH Setditjen PFM
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Lingga Novianto; Karlina Irsalyana
JAKARTA (21 Maret 2020) - Kementerian Sosial mengapresiasi sistem jemput bola yang dilakukan Dinas Sosial, Koordinator Daerah (Korda) Program Sembako bersama dengan Babinsa, Babinkantibmas dan Himbara mendatangi keluarga penerima manfaat (KPM) untuk mencairkan bantuan program Sembako.
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan sistem jemput bola yang dilakukan pemerintah daerah dalam pencairan program Sembako patut diapresiasi karena hal ini dapat meminimalisir penyebaran virus COVID-19 yang tengah mewabah saat ini.
“Ini ide kreatif yang dilakukan Pemda bersama Korda, Himbara dan Babinsa. Sistem ini untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 karena tidak ada kumpul-kumpul. Mereka mendatangi satu persatu KPM dan membawa sembako sesuai nama dan alamat KPM,” kata Mensos di Jakarta, hari ini.
Mensos mengaku mereka yang menyalurkan bantuan sembako ini juga dilengkapi dengan masker dan pelindung diri agar tidak terkena virus Corona.
“Mereka juga harus melindungi diri agar tidak terpapar virus COVID-19,” tambah mantan ketua IMI dua periode ini.
Sejumlah daerah yang telah melakukan sistem jemput antara lain kabupaten Pulang Pisau, kabupaten Lebak, Alor, Kabupaten Sumba Barat, dan Kota Denpasar.
Imam Nurhakim selaku Koordinator Daerah Kabupaten Lebak mengaku melakukan penerapan sistem jemput bola juga dibarengi dengan sistem bergilir dalam pencairan program sembako kepada KPM melalui e-Warong. Program Sembako yang diberikan kepada KPM berupa Beras 11 kg, Kacang Hijau 1/2 kg, Kentang 1 kg, dan Ayam 1 ekor ukuran 2 kg.
“Sistem ini memudahkan KPM dan kita bisa meminimalisir penyebaran COVID-19,” kata Imam.
KPM Desa Sajiramekar, Kecamatan Sajira, kabupaten Lebak, propinsi Banten Sukmariah mengaku senang karena dapat leluasa belanja keperluan sehari-hari di e-Warong tanpa harus khawatir penyebaran virus Corona.
“Saya senang karena tidak khawatir dengan penyakit yang saat ini menyebar (COVID-19). Saya bisa leluasa belanja sesuai kebutuhan,” kata Sukmariah.
Sistem jemput bola ini juga dilakukan didaerah yang tidak ada sinyal seluler seperti Desa Sei Bakau dan Desa Hambawang Di Kecamatan Sebangau serta Desa Cemantan di Kecamatan Kahayan Kuala.
“Di daerah-daerah itu saat ini terjadi banjir untuk itu para Koordinator Teknis Kesejahteraan Sosial (Korteks) harus menggunakan perahu guna menyalurkan bantuan tersebut,” kata M. Rosyid Ridho selaku Koordinator Daerah Pulang Pisau.
M. Rosyid Ridho mengaku tidak mudah dalam menyalurkan bantuan program sembako karena masih banyak KPM yang berada di daerah terpencil. Dengan didampingi aparat Bhabinkamtibmas, Babinsa dan bank penyalur dengan membawa mesin ADC luring (luar jaringan/offline).
“Menuju lokasi tiga Desa itu tidak mudah, kami harus naik mobil dulu menuju kecamatannya. Dari situ lalu bertukar lagi naik angkutan air, Kelotok, sebab tiga wilayah itu berada di Pinggir laut,” ujar Rosyid.
Hal yang sama juga dikisahkan Wira Saputra, Pegawai Bank Mandiri Pulang Pisau, saat kunjungan menggunakan Kelotok beberapa waktu lalu, pihaknya hampir saja tidak bisa Pulang dari lokasi penyaluran akibat di hantam badai dan ombak saat di perjalanan. Posisi juru kelotok yang kurang mahir dan kondisi hujan membuat perjalanan lama tertahan dan membuat terseret ke bibir pantai.
“Kami bersama Korda Pulpis, TKSK Sebangau dan Anggota Bhabinkamtibmas Sebangau sampai harus turun ke air ikut mendorong kelotok karena posisi air surut. Medan penyaluran saat itu benar-benar menguras energi. Tapi memang harus dilakukan sebab ada 120 orang KPM yang punya hak BPNT disana,” ujar Wira.
Seperti diketahui pemerintah memutuskan untuk menambah indeks bantuan sembako dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 setiap bulan kepada KPM selama 6 bulan kedepan sebagai bentuk perlindungan karena adanya COVID-19.
نشر :