Kemensos Berikan ATENSI kepada Pemulung yang Mengidap HIV di Kabupaten Gowa

Kemensos Berikan ATENSI kepada Pemulung yang Mengidap HIV di Kabupaten Gowa
Penulis :
Humas Balai Pangurangi Makasar
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

GOWA (20 Juni 2021) - Kementerian Sosial melalui Loka Karya Pangurangi di Takalar melakukan respon kasus terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Orang dengan Human Immunodeficiency Virus (ODHIV) yang merupakan pasangan suami istri berinisial “N” dan “S” yang bekerja sebagai pemulung di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Keadaan ekonomi yang memprihatinkan ini juga harus ditambah dengan kelahiran bayinya yang tidak bisa diberi Air Susu Ibu (ASI) oleh “S” karena berpotensi menularkan virus HIV kepada bayinya. Laporan ini disampaikan via contact centre Loka oleh Ibu Ria, pengelola program penanggulangan penyakit menular, Puskesmas Somba Opu dan Ibu Lili, Kader pendamping TB-HIV Kabupaten Gowa. 

Sesuai arahan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini bahwa seluruh Loka milik Kementerian Sosial harus segera merespon kasus ataupun permasalahan sosial yang ditemukan di masyarakat, oleh karena itu Penyuluh Sosial dipimpin Kepala Loka Karya Pangurangi Takalar, Pengalamen Surbakti langsung turun untuk melakukan asesmen terkait kondisi dan kebutuhan PPKS tersebut.

Qadriansyah, Penyuluh Sosial Loka Karya Pangurangi Takalar mengungkapkan berdasarkan hasil asesmen bahwa PPKS berinisial “N” sudah bekerja sebagai pemulung selama 2 tahun terakhir untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari istri dan 2 anak serta 1 bayi. “N” baru mengetahui statusnya setelah  istrinya “S” melakukan pemeriksaan sebelum persalinan pada tanggal 14 Juni 2021 dan hasilnya positif HIV. “N” dan juga kedua anaknya akhirnya ikut menjalani tes HIV dan hanya “N” yang dinyatakan positif. Baik “N” maupun “S” juga telah menjalani terapi ARV untuk menekan virus HIV dalam tubuh demi menjaga kondisi kesehatannya. 

“Setelah mengetahui statusnya, “S” tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena takut menularkan virus HIV yang ada dalam tubuhnya. Sebagaimana kita ketahui, virus HIV juga terdapat pada ASI pengidapnya. Dengan kondisi ini, “S” dan “N” bingung memenuhi kebutuhan asupan bagi bayi mereka, dimana secara ekonomi mereka juga sangat kekurangan karena hanya bekerja sebagai pemulung. “N” dan keluarga tinggal di gubuk yang berukuran 2X3 Meter yang berlokasi di pinggiran Sungai Je’neberang,” jelas Qadri. 

“N” pernah bekerja sebagai pekerja pada beberapa proyek sebagai tukang las, namun 2 tahun lalu berhenti karena proyek yang dikerjakannya telah selesai dan tidak pernah lagi mendapat panggilan. Dari situ lah awal mula “N” banting setir menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Assesmen kembali dilanjutkan untuk menggali kebutuhan “N”. Diketahui dengan kondisinya saat ini, “N” dan keluarga sangat membutuhkan pemenuhan kebutuhan bahan pokok sehari-hari serta perlengkapan dan susu untuk bayinya.

Hasil assesmen langsung ditindaklanjuti dengan pemberian bahan pokok dan tambahan nutrisi berupa 10 (sepuluh) kilogram beras, 4 (empat) liter minyak goreng, 2 (dua) kilogram tepung terigu, 3 (tiga) liter gula pasir, 1 (satu) bungkus kecap manis, 1 (satu) botol saus sambal, 6 (enam) kotak susu, 30 (tiga puluh) butir telur ayam ras, makanan siap saji berupa 4 (empat) kaleng sarden, 2 (dua) kaleng kornet, 1 (satu) dus mie instan, kebutuhan kebersihan diri berupa 4 (empat) buah sabun mandi, 1 (satu) renteng shampo dan kebutuhan bayi berupa 1 (satu) pack popok serta 4 (empat) kotak susu bayi. 

“Kami dari Puskesmas Somba Opu berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kemensos melalui Loka Karya Pangurangi Takalar kepada pasien HIV yang ada di wilayah kami terutama yang kurang mampu seperti “N” dan “S,” ungkap drg. Abdul Haris, Kepala Puskesmas Somba Opu, Gowa. 

Selanjutnya untuk akses terapi ARV, Loka Karya Pangurangi langsung berkoordinasi dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) pendampingan Orang dengan HIV/AIDS yaitu Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) Sulawesi Selatan melalui Iman, pendamping sebaya di Kabupaten Gowa agar dapat memberikan pendampingan bagi “N” dan “S” untuk memastikan kepatuhan terapi ARV mereka di layanan terdekat.  

“Mudah-mudahan dengan bantuan dan koordinasi yang kita jalin ini bisa membantu “N” dan keluarga. Loka Karya Pangurangi akan terus memonitor perkembangan “N” untuk memastikan layanan yang dibutuhkan dapat diakses serta nanti setelah semuanya siap dan istri “S” kembali sehat pasca melahirkan langsung mengikuti program ATENSI Residensial di Loka untuk mendapatkan penguatan psikososial dan pengembangan keterampilan vokasional untuk kemandiriannya” pungkas Pengalamen Surbakti, Kepala Loka Karya Pangurangi Takalar.  

“N” sekeluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan Loka Karya Pangurangi Takalar, Puskesmas Somba Opu dan pendamping sebaya dari YPKDS Sulawesi Selatan. “Saya tidak tahu harus berkata apalagi, sudah beberapa hari ini Kami bingung untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari kami terutama susu bagi bayi kami. Terima kasih sekali atas bantuan yang sudah diberikan, saya tidak menyangka bisa mendapatkan perhatian seperti ini. Sekali lagi terima kasih” tutup “N”.
نشر :