Kemensos Berikan Perlindungan kepada 4 Jutaan Anak Yatim-Piatu
Balai/Loka Rehabilitasi Sosial serta UPT di bawah Kemensos disiapkan sebagai shelter perlindungan anak dan keluarga korban Covid-19
JAKARTA (24
Agustus 2021) – Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak
anak kehilangan orangtuanya sehingga mereka harus menjadi anak yatim, piatu
atau yatim piatu. Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan negara hadir
memberikan perlindungan kepada anak-anak tersebut.
Mensos Risma
menyampaikan, program perlindungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu
mencakup sasaran sebanyak 4.043.622 anak. Yakni terdiri dari 20.000 anak yang
ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh LKSA dan 3.978.622
anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.
“Saya pastikan anak yatim, piatu dan yatim piatu diberikan perlindungan.
Mereka tidak hanya diberikan dukungan terhadap kebutuhan fisik, tetapi juga
dukungan psikososial, pengasuhan dan keberlanjutan pendidikan mereka,” kata
Mensos dalam jumpa pers usai acara “Penyerahan Penghargaan Menteri Sosial untuk
Aparat Penegak Hukum yang Telah Berpartisipasi Aktif dalam Mengawal Program
Kementerian Sosial RI di Jakarta (24/08).
Kemensos telah merancang program bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang
orangtuanya meninggal akibat Covid-19 sebagai salah satu langkah strategis
untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski dalam situasi sulit.
Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas RI untuk
menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun.
Mensos
menyatakan, bantuan kepada setiap anak tidak sama. “Anak-anak tersebut
sebelumnya akan diasesmen. Untuk bentuk bantuannya akan disesuaikan dengan
hasil asesmen tersebut,” kata dia. Anak yatim dan piatu yang masih berada dalam
pengasuhan orangtuanya, misalnya, bisa diintervensi dengan bantuan Program
Keluarga Harapan (PKH).
Untuk memastikan mereka bisa melanjutkan pendidikan, bisa diberikan bantuan
pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Namun untuk itu, kata Mensos,
Kemensos tidak bisa bekerja sendiri. “Untuk merealisasikan kebijakan tersebut,
kami telah menjalin komunikasi dan bekerja sama dengan kementerian, lembaga
lain serta pemerintah daerah. Termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk bantuan KIP,” kata Mensos.
Kemensos juga
memberikan pelatihan vokasional dan kewirausahaan, bantuan sosial/asistensi
sosial dan dukungan aksesibilitas. Bantuan ATENSI anak tersebut tidak ditujukan
kepada anak-anak yang ditinggal orangtua karena Covid-19 saja, tapi juga
menyasar anak-anak yatim, piatu dan yatim piatu lainnya binaan Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan yang tinggal dalam keluarga tidak mampu.
Data dari Aplikasi SIKS NG per Mei 2021 dari 3.914 LKSA menunjukkan bahwa terdapat 191.696 anak berada dalam pengasuhan LKS Anak (Panti Asuhan/Yayasan/Balai). Dari jumlah tersebut sebanyak 33.085 anak yatim, 7.160 piatu, dan yatim piatu 3.936. dengan jumlah total 44.181 jiwa. Mensos juga sudah memerintahkan balai/loka rehabilitasi sosial serta UPT di bawah Kementerian Sosial menjadi shelter perlindungan anak dan keluarga korban Covid-19.