Kemensos dan Kitabisa.com, Bantu Balita dengan Atresia Ani di Sumenep
Penulis :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N/Karlina Irsalyana
Kemensos juga berikan bantuan kewirausahaan untuk toko kelontong orang tuanya
SUMENEP (29 Januari 2023) - Tubuhnya kecil mungil. Kedua matanya terlihat penasaran, seolah sedang mencari tahu apa yang terjadi di sekelilingnya. Dalam gendongan sang ibunda, Assyifa Aulia Susanti (3) mengamati orang-orang yang menghampirinya.
Awalnya ia nampak malu-malu, namun jika sudah berkenalan, Syifa tak ragu membalas gurauan. Senyumnya mekar saat disapa Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang hadir di ruang pertemuan di Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Mengenakan setelan baju dan celana ungu, bocah manis itu lepas dari dekapan ibunya dan berlarian kesana kemari, tertawa riang.
Tak akan ada yang menyangka bahwa Syifa terlahir tanpa anus (atresia ani). Kondisi ini baru diketahui orangtua Syifa saat usianya menginjak empat bulan.
"Waktu itu karena saya melahirkan di dukun bayi dan terdengar suara tangisan, saya pikir kondisinya normal tapi saat periksa ke dokter, baru diketahui kalau Syifa tidak punya anus," kata Susi Susanti (30), ibunda Syifa.
Selama 2 tahun 6 bulan, Syifa bertahan dengan kondisi tanpa anus dan hanya bisa BAB lewat kemaluannya.
"Perutnya besar menggembung karena BAB-nya hanya seminggu sekali. Selalu menangis kesakitan saat itu," kata Susi.
Rintihan dan tangisan Syifa sepanjang hari tentu mengiris hati kedua orang tuanya. Namun karena terhimpit kondisi ekonomi, orang tua Syifa perlu waktu lama untuk mengumpulkan ongkos berobat.
"Suami saya bekerja di Malaysia karena di kampung kami, Pulau Kangean, tidak ada pekerjaan," kata Susi.
Sesuai arahan Mensos, Sentra Margo Laras Pati sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kemensos melakukan respons cepat. Tim membantu penanganan medis yang dialami Syifa sejak Agustus 2022, antara lain memfasilitasi pengobatan dan opname, pendampingan dan penguatan keluarga, mempersiapkan kelengkapan administrasi, menemukan tempat tinggal sementara untuk keluarga selama operasi Syifa, dan memberikan bantuan ATENSI.
"Syifa sudah dioperasi dua kali dan akan dioperasi lagi bulan Maret nanti. Semoga proses pencernaan Syifa tidak ada gangguan lagi setelah operasi berikutnya," kata Mensos.
Mensos Risma menyatakan masyarakat dan media massa berperan penting dalam penanganan respon kasus kelompok rentan.
"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah berdonasi dan rekan-rekan media yang telah memberitakan Syifa sehingga dia bisa segera mendapatkan pertolongan medis," katanya.
Dalam kunjungan ini, Mensos Risma menyerahkan bantuan ATENSI senilai Rp12.350.000 berupa uang tunai sebesar Rp5 juta, bantuan kewirausahaan untuk toko kelontong sebesar Rp4,35 juta, dan bantuan sembako, bantuan perlengkapan sehari-hari, bantuan nutrisi, pakaian, mainan dan lain-lain sebesar Rp3 juta. Selain itu, bantuan donasi Kitabisa.com senilai Rp70.612.300 turut diserahkan.
"Terima kasih kepada Kemensos dan Kitabisa.com yang sudah membantu kami sehingga Syifa bisa diobati," kata Susi.
Turut hadir Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pengembangan SDM dan Programmer Kementerian Suhadi Lili, Direktur Rehabilitasi Sosial Kemensos Kanya Eka Santi, Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan jajaran, Kepala Sentra "Margo Laras" di Pati Jiwaningsih, dan perwakilan Kitabisa.com.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :