Kemensos RI Berikan LDP Bagi Keluarga Korban Tenggelamnya KRI Nanggala 402 di Bojonegoro
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Phalamarta Sukabumi
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
BOJONEGORO (26 April 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Disabilitas "Phala Martha" mengirimkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada keluarga korban tenggelamnya Kapal Republik (KRI) Nanggala 402. Tim LDP yang dipimpin oleh kepala Balai Phala Martha dengan 4 orang petugas yang terdiri dari pekerja sosial, pembimbing psikologis, dan perawat.
Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini memerintahkan jajarannya untuk menurunkan tim Layanan Dukungan Psikososial membantu keluarga korban tenggelamnya KRI Nanggala 402. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Balai Phala Martha dengan mengunjungi dua keluarga korban KRI Nanggala di Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Balai, Cup Santo menyampaikan turut berbela sungkawa kepada keluarga korban. "Mereka adalah pahlawan yang sedang bertugas menjaga samudra untuk kedaulatan negara", tuturnya.
"Semoga arwah para prajurit terbaik mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, keikhlasan dan kesabaran," imbuhnya.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah keluarga korban awak KRI Nanggala 402 bernama Kopda Khaerul Faizin di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Bojonegoro. Tim bertemu dengan Alifatuz Zuhria (33) Istri korban dan ketiga anaknya, FK (10), AG (8) dan AF (3).
Istri korban merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar swasta.
"Di kala saya sibuk, maka suami yang membantu saya mengurus rumah tangga. Dari mulai bersih-bersih, mencuci baju, menjaga anak, dan lainnya," ujar Alifatuz Zuhria.
"Kecintaan suami pada keluarga begitu besar. Ia juga sangat dekat dengan anak-anak, terutama si sulung FK," imbuhnya.
Kebaikan dan kenangan tersebut yang membuat keluarga korban larut dalam kesedihan.
Walaupun mencoba tegar, namun kesedihan tak dapat disembunyikan. Duka cita masih terasa sangat dalam, terlihat dari tangis istri korban yang tidak tertahan saat berbicara. Begitu pun dengan anak tertua korban yang bercita-cita menjadi seorang programer ini tak henti-hentinya menangis saat berinteraksi dengan Tim LDP.
Kemudian Tim LDP memberikan doa bagi korban dan dukungan mental psikologis terhadap istri dan anak-anaknya. Support diberikan demi menguatkan diri terhadap cobaan yang dihadapi keluarga. Tim juga mencoba memberikan alternatif fokus pemikiran keluarga dari kesedihan menjadi harapan masa depan anak-anak dan tantangan ke depan bagi keluarga.
Lokasi selanjutnya yakni berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro, rumah kediaman korban Serda Setyo Wawan. Tim bertemu dengan istri korban bernama Mellynda Dwi dengan kedua anaknya, AY (7) dan VA (3).
Keluarga serda Setyo lebih terlihat tegar, meskipun istri korban masih sangat berduka. Istri korban menyampaikan bahwa suaminya sangatlah baik dan penyayang.
"Beliau sangat senang membantu orang lain, saudara maupun tetangga," tutur Mellynda Dwi.
"Suami juga rajin berpuasa Senin Kamis dan selalu mengajak anak-anak untuk tidak meninggalkan shalat," imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.
Tim mencoba lebih menguatkan keluarga agar menerima semua yang telah terjadi, memberikan motivasi untuk bangkit dan fokus pada membesarkan anak serta meraih cita-citanya.
Dalam kegiatan tersebut Tim LDP Balai Pahala Martha bertemu terlebih dahulu dengan Arwan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro, untuk memberikan informasi terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan di tempat wilayah kerjanya.
Pada kunjungan ke keluarga korban, tim didampingi Kepala Dinas Sosial, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro, Camat Dander, Camat Tambakrejo, dan Kepala Desa Ngraseh juga turut memberikan layanan bagi keluarga korban KRI Nanggala 402.
نشر :