Kemensos Terus Dampingi Anak Korban Bencana di NTT

Kemensos Terus Dampingi Anak Korban Bencana di NTT
Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N

ADONARA (24 April 2021) - Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak selama hampir sebulan ini terus memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) secara langsung terhadap anak-anak yang terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Adonara Timur dan Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembagian wilayah dan jangka waktu penanganan pasca bencana selama sebulan merupakan arahan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat untuk mempermudah monitoring antar direktorat. Namun demikian, Kegiatan LDP tidak hanya dilakukan di wilayah ini saja melainkan juga dilakukan di wilayah lainnya yang terdampak bencana mengingat Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) di semua wilayah NTT selalu melakukan LDP.

Bencana banjir bandang yang terjadi di NTT menggoreskan pengalaman yang buruk bagi jiwa setiap anak. Banyak dari mereka yang merasa sedih dan terpuruk karena kehilangan rumah sebagai tempat tinggal, kehilangan tempat bermain serta kehilangan saudara bahkan orang tua yang mereka cintai.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh anak-anak untuk melupakan kejadian bencana banjir bandang yang terjadi sejak Tanggal 4 April 2021, namun anak-anak belum sepenuhnya pulih secara psikologis karena memori saat kejadian bencana masih terekam jelas di benak mereka. 

Sebagai upaya merespon hal tersebut, Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak bersama Tim dari Balai Anak Naibonat Kupang sesuai arahan Menteri Sosial RI terus melakukan kegiatan LDP melalui pendampingan langsung terhadap anak dan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemulihan trauma pada anak terdampak bencana diantaranya mengajak anak-anak bernyanyi, mendongeng, bermain sulap serta bermain games berhadiah. 

“Anak-anak disini kita ajak menggambar dan melukis bersama sebagai salah satu bentuk art therapy (terapi seni). Teknik art therapy ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan mental dan psikologis anak untuk dapat membantu mereka memulihkan diri pasca situasi bencana,” kata Tini selaku Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

‘’Kak, apakah gambar saya sudah bagus dan apakah warnanya sesuai? Saya membuat pohon dan rumput bewarna hijau agar saya dapat menjaga alam," tutur AR, salah satu anak yang mengikuti Kegiatan Art Therapy.

Pekerja Sosial juga melakukan kegiatan mendongeng kepada anak-anak di Posko SD Nelelamadike dan Posko Desa Nelelamawangi. Kegiatan ini dilakukan secara edukatif dan partisipatif agar anak-anak dapat menyimak serta merasakan cerita tersebut dalam diri mereka. Diakhir sesi mendongeng, Pekerja Sosial memberikan pertanyaan kepada anak-anak terkait isi cerita yang didongengkan. Bagi anak yang mampu menjawab, Pekerja Sosial memberikan hadiah berbentuk buku cerita yang telah disediakan.

Keseruan di posko pengungsian juga diwarnai dengan kehadiran Kak Seto dan Tim dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). Kementerian Sosial berkolaborasi bersama LPAI untuk menghibur anak-anak di lokasi pengungsian. Anak-anak merasa sangat gembira saat diajak bermain bersama oleh Kak Seto. Hal ini terlihat dari luapan kebahagiaan mereka.

“Kami sangat bahagia berada disini untuk menghibur anak-anak melalui kegiatan LDP. Harapannya anak-anak semuanya bisa kembali bangkit dan tersenyum,” ujar Kak Seto.

Selain melakukan LDP terhadap anak, Pekerja Sosial juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di lokasi pengungsian.

“Dari hasil koordinasi yang dilakukan, Kepala Posko Pengungsian menjelaskan hingga Tanggal 21 April 2021 jumlah posko yang tersisa tinggal 3 dari 5 posko diantarnya Posko MAN 1 Flores Timur Kampus II Desa Waiwerang, Posko SDI Nelelamadika dan Posko Nelelamawangi. Hal itu dikarenakan masyarakat yang terdampak dalam 2 posko lainya sudah kembali ke rumah mereka sendiri. Sedangkan 3 posko lainya masih menunggu status tanggap darurat selesai,” ujar Boymen, Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

“Kita sudah melakukan rapat dengan Dinas BPBD, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Bupati Kabupaten Flores Timur bahwa waktu tanggap darurat seharusnya sudah selesai hingga Tanggal 24 April 2021, tetapi diperpanjang hingga 1 Mei 2021. Selain itu dinas terkait juga sudah menyediakan lahan untuk pembanganun hunian tetap kepada masyarakat, tinggal menunggu arahan selanjutnya,” tutur Anselmus Yohanes selaku Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur.

Selama berada di lokasi terdampak bencana di NTT, Pekerja Sosial juga memiliki kesempatan untuk mendengar secara langsung cerita saat kejadian bencana dari para korban, salah satunya cerita dari seorang anak yang tersangkut diatas pohon pada waktu terjadi banjir bandang. 

“Malam itu saya sedang tidur di dalam mobil pick up, tetapi terbangun karena mendengar orang-orang berteriak banjir. Sehingga saya langsung memanjat pohon jambu," tutur RM, salah satu korban banjir.

Pekerja sosial beserta Tim dari Balai Anak Naibonat Kupang dan Sakti Peksos juga telah melakukan family tracing terhadap anak-anak yang terpisah dari orang tuanya. Dari hasil tracing ditemukan 2 orang anak yang terpisah dari orang tuanya. Hal ini sesuai dengan data yang disampaikan oleh Koordinator Posko. Setelah ditelusuri lebih lanjut, salah satu anak yang terpisah dari orang tuanya adalah anak yang tersangkut di pohon jambu yang berinisial RM.

Merespon hal ini, Pekerja Sosial dan Tim dari Balai Anak Naibonat Kupang melakukan rapid assessment. Dari hasil asesmen, diketahui bahwa RM terpisah dari orangtuanya sejak lama karena orangtuanya sudah bercerai, bukan karena bencana banjir bandang.

Saat ini, RM diasuh oleh pamannya yang berada tak jauh dari lokasi pengungsian. Pekerja sosial dan Tim dari Balai Anak Naibonat Kupang memberikan motivasi dan edukasi terhadap RM untuk mengembalikan semangat serta tekadnya untuk kembali sekolah karena semenjak 2 tahun lalu ia sudah berhenti sekolah dan bekerja sebagai kernek mobil.

Dengan adanya LDP yang dilakukan oleh Pekerja sosial dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Tim dari Balai Anak Naibonat Kupang diharapkan dapat mengurangi tingkat stress yang dimiliki oleh anak-anak di pengungsian serta seluruh keluarga dapat direlokasi dari pengungsian ke hunian tetap yang lebih layak.
نشر :