Penulis :
Fakhrudin
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Zahra Ainussyifa; Karlina Irsalyana
SEMARANG (21 Mei 2020) - Menteri Sosial, Juliari P. Batubara secara maraton melakukan kunjungan ke tiga wilayah di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka memantau penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST).
"Bapak ibu, saya hadir di sini untuk melihat langsung pelaksanaan pencairan Bantuan Sosial Tunai. Program yang inisiatifnya lahir dari Bapak Presiden Joko Widodo. Beliau hampir setiap hari menelepon saya menanyakan apakah bansosnya sudah dibagikan. Karena bansos inilah yang sangat ditunggu rakyat di masa pandemi COVID-19 ini," tutur Mensos dalam sambutannya di hadapan penerima BST, di Kota Surakarta, Kamis.
Menteri Ari, demikian ia biasa disapa, mengawali kunjungannya di Kota Semarang dengan mengunjungi Kantor Pos Semarang Selatan. Berlanjut ke Kota Surakarta mengunjungi Kantor Kelurahan Jagalan dan berakhir di Kabupaten Semarang mengunjungi Kantor Camat Ambarawa.
"Bansos Tunai ini adalah bentuk kehadiran negara pada saat pandemi COVID-19. Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban ekonomi Bapak dan Ibu semua," tutur Mensos.
Untuk mempercepat penyaluran bantuan, lanjutnya, seluruh kekuatan di daerah dikerahkan. PT Pos membuka layanan pencairan bansos tidak hanya di kantor pos terdekat, namun juga di kantor kelurahan dan balai desa. Aparat RT, RW, hingga kelurahan dan kecamatan juga aktif terlibat membantu mengkomunikasikan dan mengoordinir pelaksanaan pencairan di lapangan.
"Sehingga dengan demikian proses penyaluran berjalan baik dari sisi prosedur hingga penerapan protokol kesehatan," tegas Mensos.
Untuk diketahui jumlah total pagu penerima BST di Provinsi Jawa Tengah adalah 1.293.445 KPM. BST adalah bantuan berupa uang yang disalurkan melalui PT Pos dan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) dengan jumlah bantuan adalah Rp 600.000 setiap bulan selama tiga bulan yakni April, Mei dan Juni.
Di akhir sambutannya Mensos mengajak kepada seluruh pihak untuk bersama-sama bergotong royong mengatasi dampak ekonomi pandemi COVID-19.
“Kita yakin bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan sikap kegotongroyongan, setiap masalah dan setiap musuh kita hadapi bersama. Kali ini musuhnya tidak terlihat yakni COVID-19. Ini masalah bersama, bukan masalah pemerintah pusat, masalah pemerintah provinsi, masalah daerah. Untuk itu, mari akukan koordinasi dan bersinergi dengan baik untuk mengatasi masalah ini," kata Mensos.
Sementara itu ditemui saat mengambil BST di Kota Surakarta, Fransiska (57) yang seharinya membuka jasa laundry merasakan goncangan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Pendapatan yang diterima turun drastis karena banyak orang tidak lagi menggunakan jasa laundry.
"Saya bersyukur menerima bantuan pemerintah ini sehingga terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Terima kasih," tutur Fransiska seraya tersenyum.
Romlah (63) seorang ibu rumah tangga juga merasa terharu karena mendapat bantuan.
“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa, ya seneng ya terharu. Saya ucapkan terima kasih pada pemerintah yang telah membantu orang seperti saya," tutur Romlah sambil menitikkan air mata.
Ditemui di sela-sela kesibukan pencairan bansos, seorang pegawai PT Pos di Solo, Sulistiono (40) mengaku proses pencairan BST setiap harinya berjalan dengan baik dan lancar. Pihaknya telah mengatur antrean warga dengan menerapkan jarak sosial. Setiap penerima juga wajib menggunakan masker untuk mencegah penularan virus.
Mensos mengapresiasi kerja keras dari seluruh karyawan PT Pos yang bekerja secara cepat dan responsif dalam pencairan BST.
Turut mendampingi Mensos dalam kunjungan kali ini Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian dan Penyuluhan Sosial, Staf Khusus Menteri, Tenaga Teknis Menteri serta Sekretaris Ditjen PFM.
نشر :