Mensos Juliari: Bansos Mampu Gerakkan Roda Perekonomian Rakyat
JAKARTA (16 Oktober 2020) - Menteri Sosial Juliari P. Batubara menegaskan hadirnya
program bantuan sosial (bansos) tidak memicu sifat konsumtif pada masyarakat.
Ia meminta agar tidak melihat dari seremoni penyerahan bansos kepada masyarakat
terdampak pandemi COVID-19.
Karena sebenarnya, bansos yang menyasar puluhan juta Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia sangat efektif menggerakan roda
perekonomian dari hulu ke hilir.
"Jangan hanya dilihat dari kegiatan penyalurannya. Tapi di
situ ada begitu banyak industri yang digerakkan, yang tentunya memberi
kemanfaatan ekonomi bagi begitu banyak elemen masyarakat. Tidak hanya
KPM," kata Mensos di Jakarta (16/10).
Bansos Sembako sebagian Bansos Khusus untuk menangani COVID, misalnya, terdiri dari beras, ikan kaleng, minyak goreng, dan mi instan.
"Yang artinya, setidaknya terdapat empat industri terdampak
positif dari hadirnya bansos," kata Mensos Ari.
Bansos Khusus lainnya, bantuan sosial tunai (BST) diberikan setiap
bulan selama tiga bulan kepada sembilan juta KPM dinilai efektif untuk menjaga
daya beli masyarakat di tengah kondisi krisis yang timbul akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
"Ada produsen ikan kaleng di Banyuwangi yang kesulitan
mencari karyawan saking tingginya permintaan untuk bansos. Bahkan, saya pernah
dikomplain pengusaha beras yang harganya naik gara-gara banyak order dari
bansos," kata Mensos Juliari.
Lebih lanjut, Juliari mencatat, mewabahnya pandemi COVID-19 di
Indonesia, menunjukan sifat asli masyarakat Indonesia, yakni saling berbagi dan
setia kawan. Arus bantuan tidak hanya berasal dari pemerintah, tapi juga sektor
korporasi hingga perorangan berlomba untuk berbagi.
"Saya berharap sifat kesetiakawanan sosial ini jangan cuma
pada saat bencana saja, tapi juga pada saat kondisi normal," tutup mensos.
Bansos reguler terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Program Sembako. Dalama rangka penanganan COVID-19, Bansos PKH diperluas kepesertaannya dari 9,2 juta menjadi 10 juta
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang semula menerima per tiga bulan menjadi
setiap bulan.
Program Sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) ada perluasan
target dan peningkatan indeks dari semula 15,2 juta KPM menjadi 20 juta KPM,
dengan indeks dari Rp150 ribu/KPM/bulan menjadi Rp200 ribu/KPM/bulan.
Untuk Bansos Tambahan, diluncurkan Bansos Beras (BSB) untuk 10
juta KPM PKH, dan Bansos Uang Tunai untuk KPM BPNT/Program Sembako Non-PKH
dengan indeks Rp500 ribu sekali salur kepada 9 juta KPM.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI