Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Komisi VIII DPR RI, Berhasil Ikut Andil Turunkan Angka Kemiskinan
JAKARTA (4 September 2024) – Komisi VIII
DPR RI mengapresiasi kinerja Kemensos yang turut berperan dalam menurunkan
angka kemiskinan. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan
Syadzily, pada Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Sosial di Gedung
DPR RI, Senayan, Selasa (3/9). "Kami mewakili Komisi VIII DPR RI
mengapresiasi Kemensos karena di Tahun 2024 ini, angka kemiskinan lebih rendah
dibanding ketika sebelum Covid-19 terjadi," ucap Ace seraya menyebutkan
Kemensos turut berperan dalam menurunkan angka kemiskinan Indonesia, yang mana
sebelum terjadi Covid-19, angka kemiskinan Indonesia sebesar 9,22 persen. Namun
di tahun 2024, angka kemiskinan mampu dikurangi menjadi 9,03 persen.
Pada rapat kerja ini, Komisi VIII DPR RI juga
menyetujui usulan penambahan anggaran Kemensos pada pagu indikatif 2025.
Anggaran sebesar Rp9,61 triliun diusulkan Kemensos untuk membiayai program yang
belum teranggarkan yaitu bantuan permakanan bagi lanjut usia, permakanan bagi
penyandang disabilitas, serta bantuan ATENSI untuk anak yatim, piatu, dan yatim
piatu (YAPI). "Terima kasih atas dukungan bapak ibu, kami mengusulkan
tambahan anggaran sebesar Rp9,61 triliun," kata Menteri Sosial Tri
Rismaharini dalam kegiatan Rapat Kerja Komisi VIIl DPR RI dengan Menteri Sosial
RI dengan agenda Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2025 serta pembahasan isu-isu aktual, di Ruang
Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II Lantai 2, Jakarta Pusat, Selasa
(3/9).
Sebelumnya, pada pagu indikatif 2025, terdapat tiga
program yang belum teranggarkan dan beberapa kegiatan yang mengalami
pengurangan alokasi anggaran. "Pagu indikatif 2025 Kementerian Sosial
sebanyak Rp77.188.005.512.000,- atau turun 3,49% sekitar Rp2,79 triliun dari
pagu 2024," sambung Mensos Risma. Padahal selama ini, Kemensos banyak
menemukan lansia dan disabilitas terlantar yang bahkan sampai tidak bisa
melakukan apa-apa karena kondisinya. Hadirnya program permakanan lansia dan disabilitas
tersebut ditujukan sebagai bantuan bertahan hidup bagi mereka. "Karena
jika tidak ada ini, jangan sampai ada lansia dan disabilitas yang meninggal
karena kelaparan, ini harus kita perjuangkan," tegas Mensos Risma seraya
menyebutkan anggaran program tersebut sudah diajukan, namun pagu yang disetujui
tidak mengakomodasi program tersebut.
Mensos Risma juga memaparkan beberapa program dan
kegiatan Kemensos yang mengalami penurunan anggaran pada pagu indikatif 2025.
Penurunan anggaran tersebut meliputi kegiatan pemeliharaan pusat data, honor
dan dukungan operasional SDM PKH, Program Sembako, pengadaan alat bantu
disabilitas, perbaikan sarana dan prasarana UPT, pelatihan pemberdayaan
masyarakat, serta sertifikasi sumber daya kesejahteraan sosial dan akreditasi
lembaga kesejahteraan sosial. "Jadi sebetulnya kami sudah mengusulkan cuma
tidak disetujui, pagunya tidak dikasih," ucap Mensos Risma.
Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI
Fraksi PKB, MF. Nurhuda sempat menyayangkan pengurangan anggaran Kemensos pada
pagu indikatif 2025, karena mengingat berbagai program yang tidak teranggarkan
tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Soal anggaran untuk SDM PKH
ini kenapa ada pengurangan. Kami senang sekali kalau ibu mengusulkan kembali
anggaran ini," ucap Nurhuda disambut jawaban Mensos Risma yang mengatakan
Kemensos juga memperjuangkan untuk SDM PKH, namun porsi pagu anggaran yang
diberikan kepada Kemensos belum sesuai dengan usulan yang telah dibuat sehingga
diharapkan melalui DPR, usulan penambahan anggaran tersebut dapat
direalisasikan.
Nurhuda juga memberi perhatian pada program
permakanan lansia dan disabilitas, yang mana program tersebut sangat penting
untuk dilanjutkan. "Jangan sampai dihapus, karena kalau sampai ada lansia
yang meninggal karena kelaparan maka bisa menimbulkan masalah baru,"
sambung Nurhuda mengungkapkan pernyataan yang senada dengan yang disebutkan
oleh Mensos Risma di awal pemaparan materi.