Rawat Tiga Adik Balita, Siswa Madrasah Dapat Perhatian dari Kemensos
Penulis :
Annisa Nur Hanifah
Penerjemah :
Laili Hariroh
PALEMBANG (23 April 2024) - M. Rizky Aditya (11), seorang pelajar Madrasah Ibtidaiyah kelas V, menemukan secercah harapan. Warga Desa Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu Dua, Kota Palembang ini sangat berbahagia karena bisa bertemu dengan tim Kementerian Sosial dari Sentra Budi Perkasa di Palembang.
Rizky mendapat apresiasi dan bantuan dari Kemensos berkat perjuangannya menghidupi dan merawat tiga adiknya yang masih balita, Aysilla Daniah Hanum (5), Muhammad Dani Saddam (3), dan Muhammad Khalfi (2). Remaja yang akrab dipanggil Iky itu, selama ini bertanggung jawab terhadap adik-adiknya sejak ibunya meninggal Januari 2024 lalu karena penyakit liver dan jantung yang diderita sejak 2022. Sedangkan ayahnya, M. Ferdi Kradani (31) tinggal terpisah dengan Iky beserta adik-adiknya.
Setelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya tinggal bersama nenek mereka, Nenek Sa'adah. Mereka mengontrak rumah sangat sederhana di gang sempit di Desa Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu Dua, Kota Palembang dengan fasilitas yang sangat terbatas.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Nenek Saádah membuat keripik ubi, cireng dan stik kentang. Makanan ringan tersebut kemudian dijajakan Iky sepulang sekolah. “Biasanya berjualan setelah pulang sekolah jam 2 siang sampai jam 10 malam,” kata Iky. Ia berjualan berkeliling jalan dan gang di sekitar Universitas PGRI Plaju Palembang.
Meskipun Iky dan keluarga menghadapi berbagai keterbatasan, semangat dan keuletan mereka patut diacungi jempol. Iky, sebagai anak sulung, tidak hanya menjaga dan merawat adik-adiknya dengan penuh kasih saying, tetapi juga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya sekolah.
Tidak hanya itu, Nenek Sa'adah, sebagai tulang punggung ekonomi keluarga, menjalankan usaha pembuatan keripik dengan penuh semangat demi menghidupi keempat cucunya. Tidak pernah terdengar keluh kesah dari bibirnya. Semua dijalani dengan penuh keikhlasan.
Mengetahui hal tersebut, Kementerian Sosial melalui Sentra Budi Perkasa di Palembang mempertemukan kembali Iky dan ayahnya Ferdi yang telah lama terpisah. Diketahui Ferdi bekerja serabutan di Palembang. Sebelumnya Ferdi membantu menjaga parkiran. Terkadang dua hari sekali, terkadang tidak mendapat tugas menjaga parkir karena semuanya tergantung pemegang wilayah parkir. Dari hasil parkir tersebut Ferdi harus menyerahkan setoran Rp80.000 setiap harinya kepada pemegang wilayah, sehingga pendapatan bersih yang diterima Ferdi sekitar Rp100.000 – Rp120.000 setiap bertugas.
Mengetahui kondisi tersebut, Kemensos memberikan bantuan kewirausahaan kepada Ferdi untuk usaha berjualan bakso bakar dan keripik. Ferdi punya keinginan untuk bekerja, karena itu sebagai bekal untuk bekerja, Ferdi belajar las di Sentra Budi Perkasa di Palembang.
Tidak hanya Ferdi, nenek Iky juga turut diberikan bantuan kewirausahaan berupa penambahan alat untuk produksi makanan olahan, serta bahan pembuatan keripik ubi dan cireng agar bisa menambah penghasilannya. "Alhamdulillah sudah dibantu Kemensos, semoga usaha yang dijalankan bisa lancar,” kata Nenek Sa’adah.
Kemensos juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada Iky dan adik-adiknya berupa pemenuhan hidup layak seperti paket nutrisi, perlengkapan tidur, pampers untuk adiknya, serta pelunasan biaya kontrakan rumah dan air bersih selama Februari - Desember 2024 sebesar Rp5.500.000. Kemensos juga memberikan dua sepeda lipat untuk bersekolah anak ke- 9 dan ke-10 dari Nenek Sa’adah.
Kemensos juga melakukan pendampingan dengan mengurus akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak untuk adik Iky atas nama Muhammad Dani Saddam (3), dan Muhammad Khalfi (2).
Selanjutnya Kemensos bersama dengan pendamping sosial melakukan pendampingan dan memantau perkembangan kondisi Iky dan keluarga, serta melakukan monitoring kewirausahaan Ferdy dan Nenek Sa'adah.
نشر :