NA Bocah Korban Selamat Serial Killer Wowon di Bekasi, Kini Mulai Sekolah dan Menunjukkan Keceriaannya
JAKARTA (5 Februari 2023)
- Kasus pembunuhan berantai oleh Wowon dan kawan-kawan di Bekasi, masih menjadi
perbincangan masyarakat. Pelaku diketahui menjadikan orang-orang dekatnya
sebagai korban.
Beranjak
dari kehebohan kasus tersebut, terdapat NA, bocah perempuan yang selamat dari
percobaan pembunuhan dengan racun. Bocah 5 tahun ini merupakan anak kandung
Wowon dan AM. Belakangan, AM ikut tewas menjadi korban keganasan Wowon.
Menanggapi
kasus ini, Kementerian Sosial melalui Sentra "Handayani" di Jakarta
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Bekasi, seperti kepolisian,
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bekasi, dan Dinas Pelindungan Perempuan
dan Anak Daerah (DP3A) Kabupaten Bekasi.
NA
merupakan salah satu dari empat orang dalam satu keluarga yang meminum kopi
beracun racikan Duloh -- rekan Wowon.
Insiden ini mengakibatkan AM dan kakak tiri NA, meninggal dunia. Melalui
pemeriksaan dokter, NA dinyatakan sehat.
Pihak
terkait di Bekasi menyetujui NA mendapatkan pelayanan lebih lanjut di Sentra "Handayani" di Jakarta. Mewakili Kepala
Sentra "Handayani" di Jakarta, Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Meerada Saryati
Aryani berpesan kepada para petugas untuk memberikan perlindungan secara
maksimal bagi NA juga tetap harus bisa menjaga kerahasiaan identitas anak.
"Segera
lakukan pemeriksaan psikososial bagi NA, pastikan apakah terdapat trauma di
diri anak? Penuhi semua kebutuhan dan hak-haknya, juga telusuri keluarga
besarnya", ujar Meerada di Bekasi, Minggu (5/2).
Saat
pertama datang, NA merasa sedih dan kesulitan beradaptasi dengan orang-orang
baru di sekelilingnya. Ditambah NA mengalami kesulitan dalam berbahasa
Indonesia, karena sehari-harinya ia bersama keluarganya berkomunikasi
menggunakan Bahasa Sunda.
Hingga saat
ini, NA masih belum mengetahui bahwa ibu dan kedua kakak tirinya tewas dan ayah
kandungnya merupakan seorang tersangka serial killer.
Namun, memasuki minggu ketiga, NA menunjukkan banyak perkembangan. Saat ini, ia sudah
berbaur dengan anak-anak lainnya. Sudah mulai memahami komunikasi dengan Bahasa
Indonesia dan bahkan sudah mulai menunjukkan minatnya.
NA
diketahui memiliki tingkat intelegensi di atas rata-rata anak seusianya. NA
pintar bercerita, senang mewarnai dan menggambar, serta memiliki daya tangkap
yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan saat NA diajarkan untuk membuat
bentuk-bentuk binatang yang dianalogikan dari sebuah huruf atau angka. NA hanya
butuh satu kali melihat cara pembuatannya, kemudian ia bisa meniru dan
mengembangkannya sendiri.
NA sudah
mulai ceria dan senang bermain sesuai dengan masa perkembangannya. NA sudah
bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) dan sudah mulai mudah berbaur dengan
teman-teman lainnya. Kini, ia menjalani rutinitas baru, yakni belajar mengaji.
Sentra
"Handayani" di Jakarta memenuhi semua kebutuhan dasar NA, mulai dari makanan,
susu, peralatan sekolah, hingga mainan. Bocah ini kian senang karena diberikan satu unit sepeda berwarna merah muda sesuai warna kesukaannya. Dengan mengayuh
sepeda, NA berbagi keceriaan bersama teman-temannya di komplek Sentra.
Hingga saat ini, Sentra "Handayani" di Jakarta masih akan terus memberikan perlindungan bagi NA, menelusuri keberadaan keluarga besar NA di Cianjur dan Bandung. Selanjutnya, akan didiskusikan terkait proses pengasuhan dan perawatan NA.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI