Pasca Gempa Jatim, Kemensos Bentuk Dua KSB di Lumajang

Pasca Gempa Jatim, Kemensos Bentuk Dua KSB di Lumajang
Penulis :
Idamana Banjiwo
Editor :
Alek Triyono; Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

LUMAJANG (23 Mei 2021) - Kementerian Sosial terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dengan mempercepat pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di sejumlah lokasi yang terindikasi rawan bencana. 

Sesuai arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kemensos fokus melaksanakan kegiatan sebagai antisipasi kemungkinan ancaman Megathrust di pesisir selatan Pulau Jawa, melalui peningkatan kapasitas masyarakat, salah satunya melalui fasilitasi KSB. 

Pasca gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang tiga kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Malang, Lumajang, dan Blitar pada Sabtu (10/4) lalu, mendorong Kementerian Sosial untuk segera membentuk KSB di Kabupaten Lumajang. 

Dua kecamatan yang dipilih untuk pembentukan KSB adalah Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pasirian, dimana kedua kecamatan tersebut memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi mulai dari gempa bumi, longsor, hingga tsunami. 

Pembentukan dua KSB di Kabupaten Lumajang ini secara resmi dikukuhkan oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, pada Sabtu (22/5) di Lapangan Desa Bulurejo, Tempursari, Lumajang. Pembentukan KSB ini sebagai langkah pengurangan risiko bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. 

"Kabupaten Lumajang punya seluruh potensi bencana. Gempa kemarin, kita merasakan dampaknya. Kita punya potensi tsunami karena kita berada di jalur pantai selatan. Kita punya potensi erupsi gunung berapi dari Semeru. Saya berterimakasih dan  mengapresiasi keinginan warga untuk bersama-sama dengan kami, pemerintah dan masyarakat, kalau ada bencana kita siaga, kita siap," ujar Thoriqul Haq dalam sambutannya. 

Dalam satu kelompok KSB terdapat sekitar 60 warga yang ditunjuk menjadi anggota KSB. Mereka dibekali sejumlah pelatihan mitigasi bencana, seperti pemetaan potensi bencana, pemetaan sumber daya, pelatihan dasar pertolongan pertama dan evakuasi, keposkoan, hingga dapur umum. 

"Kami memberikan pelatihan teknik tentang kebencanaan, masyarakat membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) sendiri sehingga mereka tahu dan terorganisir siapa bagian evakuasi, siapa bagian dapur umum. Masing-masing punya koordinator sehingga jelas kalau ada bencana siapa berbuat apa," papar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kemensos, Iyan Kusmadiana.

Selain memberikan pembekalan dalam hal pengetahuan, Kemensos juga memberikan bantuan logistik, berupa peralatan masak, tenda, family kit, beras, makanan siap saji, dan sebagainya senilai 211 juta rupiah yang akan diletakkan dalam lumbung sosial sebagai logistik cadangan jika terjadi bencana. 

Sementara itu, Sutono, yang didapuk menjadi ketua KSB Kecamatan Tempursari mengaku senang dengan adanya pembentukan KSB di kawasan tempat tinggalnya. Menurutnya, dengan adanya pelatihan bencana, membuat masyarakat lebih siaga terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja. 

"Alhamdulillah, senang. Dari kemarin kami diajarkan pelatihan-pelatihan tentang kebencanaan. Jadi, mau gak mau, ya kami harus bisa menyiapkan diri kami. Tapi, tadi sudah dibagi-bagi tim dan sudah punya tugas masing-masing," terang Sutono. 

Pembentukan dua KSB di Kabupaten Lumajang ini menambah jumlah KSB di seluruh Indonesia menjadi 780 KSB. Kementerian Sosial akan terus melakukan pembentukan KSB baru di wilayah rawan bencana lainnya.   
نشر :