Pedagang Gorengan di Cirebon Bersyukur, Kemensos Bantu Renovasi Rumah dan Dirikan Warung Sembako
CIREBON (22 Agustus 2022) – Senyum Usriah mengembang. Silih
berganti, ada saja pembeli yang datang ke warung sembako miliknya. Warung
dengan berdinding batubata itu menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari gula,
beras, sabun cuci piring, sampai dengan snack untuk anak-anak.
Sedikit demi sedikit, omset dagang kecil-kecilan
ini terus berputar. Perempuan 48 tahun itu tak henti mengucap syukur. Warga RT
03 RW 02 Pesantren, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu
tak menyangka, rumah miliknya kembali berdiri, dan bahkan sekarang ada
warungnya.
“Ndak tau harus bicara apa,
Alhamdulillah Ya Allah. Saya, suami beserta anak-anak kini dapat hidup
dengan nyaman dan aman,” ucapnya penuh haru. Ibu beranak tiga itu masih ingat,
awal tahun 2021, rumah sederhana miliknya ambruk dilumat angin hujan badai.
Insiden itu menjadi pukulan berat. Dengan ekomoni
pas-pasan, sulit bagi Usriah merenovasi rumah. Jangankan renovasi, untuk
mendukung biaya hidup saja, sudah berat. Dengan hanya mengandalkan pemasukan
dari berdagang gorengan, dan tambahan sedikit dari usaha suaminya Tadi,
berdagang tempe keliling, bisa makan saja sudah syukur.
“Sempat sakit mikirin ini, ndak
tau harus bagaimana, bingung. Kami orang nggak mampu. Mau dirikan rumah
pake apa. Kasian anak-anak," katanya menjelaskan.
Namun keberuntungan masih berpihak kepada keluarga
ini. Nama Usriah masuk sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Kebetulan, pada bulan April 2022, Presiden Joko Widodo berkesempatan melakukan
kunjungan kerja ke Pasar Harjamukti, Kota Cirebon.
Presiden hadir untuk menyerahkan sejumlah bantuan
sosial (bansos) kepada masyarakat penerima manfaat. Bantuan yang
diserahkan antara lain Bantuan Modal Kerja (BMK) dan Bantuan Langsung Tunai
(BLT) Minyak Goreng kepada para peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Usriah adalah satu dari 100-an penerima bantuan
yang dihadirkan di Pasar Harjamukti. Seperti biasa, selama penyerahan bantuan,
Presiden juga berdialog dengan penerima manfaat. Tak terkecuali, ada dialog
kecil antara Usriah dan Presiden.
Saat itulah terungkap permintaan kepada Presiden
agar diberikan bantuan renovasi rumah untuk Usriah. Mendengar permintaan itu,
Presiden menginstruksikan agar jajaran kementerian terkait membantu Usriah.
“Saya tak menyangka, permintaan saya dikabulkan.
Seperti sekarang terlihat, rumah saya sudah diperbaiki dan malah dibangunkan
warung dan isinya,” katanya. Usriah menyampaikan terima kasih kepada Presiden
Joko Widodo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mendengar kesulitan
hidupnya dan datang dengan bantuan.
Atas arahan Mensos, Usriah dan keluarga menerima
bantuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS Rutilahu). Rumah
mereka telah direnovasi dengan jangka pembangunan selama kurang lebih 2 minggu
di bulan Mei 2022.
Adapun bangunan utama rumah terdiri dari tiga kamar
tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Rumah ini telah menjelma menjadi
hunian yang nyaman bagi lima orang anggota keluarga.
Selain itu, Usriah juga mendapatkan bantuan berupa
pembangunan warung dengan atap dan dinding permanen sebagai tempat usaha yang
menyatu dengan rumah utama. Kini Usriah dapat tinggal dengan nyaman sambil
berdagang di rumahnya. Total bantuan Kemensos kepada Usriah berupa renovasi
rumah, warung serta isinya sebesar Rp50 juta.
Usaha warung yang menjadi mata pencahariannya kini
mampu meningkatkan taraf perekonomian keluarganya. Usriah sehari hari berjualan
sembako dan barang kebutuhan rumah tangga untuk warga sekitar.
Sejak mulai beroperasi 3 Juni 2022, warung Usriah
sudah mampu memutar omset Rp200 ribu/hari. "Hasil keuntungannya
sekarang dapat menghidupi keluarga saya sehari-hari," ucap Usriah
sumringah.
Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto mengatakan
pembangunan Rutilahu sekaligus tempat usaha memperhatikan syarat kelayakan yang
disesuaikan dengan kondisi keluarga.
“Konsep pembangunan Rutilahu adalah rumah layak
huni yang wajib memenuhi syarat kesehatan dan keamanan bagi seluruh anggota
keluarga, sekaligus berfungsi sebagai rumah produktif. Rumah yang dapat
diperuntukkan bagi peningkatan perekonomian keluarga,” ucapnya.
“Jika ada anaknya, maka rumah tersebut harus ramah
anak. Jika ada lansianya, maka rumah tersebut juga harus ramah lansia, begitu
pun jika ada disabilitasnya,” kata Edi Suharto.
Program RS Rutilahu terus direalisasikan, tidak
saja di wilayah Kota Ciebon, Provinsi Jawa Barat namun menyasar seluruh
kabupaten dan kota di Indonesia. Hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah
untuk hadir di tengah-tengah masyarakat tidak mampu dalam memenuhi hak untuk
dapat memiliki tempat tinggal yang layak.