Penulis :
Humas Dit. Rehsos Anak
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Ferenia Febi A; Karlina Irsalyana
BANDUNG (18 Juli 2020) - Perayaan menyambut Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Forum Nasional Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)/ Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) secara virtual diikuti oleh 300 peserta dengan mengusung tema "Mendengar Anak Asuh PSAA/LKSA Indonesia Bicara".
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat memberikan apresiasi kepada Fornas PSAA/LKSA yang tetap solid dan bekerjasama dalam menyambut HAN 2020 di tengah pandemi COVID-19. "Kemensos menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas komitmen perjuangan dari seluruh PSAA/LKSA yang telah berjibaku dalam memberikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia dalam situasi sulit saat ini," ungkap Harry.
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos, terus berupaya mensosialisakan pentingnya pengasuhan dan perlindungan anak terutama anak di luar asuhan orang tua sendiri. Penting bagi kita untuk menghindarkan anak-anak dari perlakuan salah bahkan eksploitasi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
"Akreditasi merupakan salahsatu upaya untuk standarisasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh PSAA/LKSA untuk meyakinkan masyarakat," jelas Harry. Selanjutnya, berbagai upaya untuk penguatan SDM berupa penguatan informasi melalui pertukaran pengetahuan dan pendampingan terhadap para pengelola PSAA/LKSA melalui modul dan tata cara yang telah ditetapkan.
Harry menambahkan, PSAA/LKSA sangat membanggakan kami karena di tengah situasi sulit ini tetap bisa melaksanakan pelayanan sosial bagi anak-anak, kebutuhan sekolah virtual dan ilmu agamanya. "PSAA/LKSA bahkan tidak terbatas melayani anak dalam lembaganya namun juga anak yang masih dalam asuhan keluarga mereka terpenuhi kebutuhan dasarnya," ungkap Harry.
Dalam kesempatan ini, Harry juga mengharapkan agar lembaga tetap antusias melaksanakan penjangkauan penguatan keluarga melalui Family Support dan perlu diperluas. "Pengasuhan anak di dalam keluarga perlu kita kembangkan dan teruskan, karena akan semakin banyak anak yang bisa terlindungi," harap Harry.
Perlu adanya skala prioritas anak yang harus diasuh di dalam panti adalah anak-anak yang sangat membutuhkan, misal tidak mempunyai orang tua samasekali, tidak ada keluarga kerabat, belum ada keluarga pengganti atau bahkan belum diadopsi.
"Masalah keterlantaran anak yang ditelantarkan wajib kita berikan perlindungan," tegas Harry.
Harry menambahkan bahwa saat ini, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak tengah mengembangkan Program Foster Care atau pengasuhan oleh orang tua asuh. Harry mengajak agar PSAA/LKSA berpartisipasi dalam program ini agar hak anak untuk diasuh dalam keluarga dapat terpenuhi.
Acara semakin menarik dengan mendengarkan cerita dan aspirasi dari anak-anak asuh perwakilan dari Forum Wilayah PSAA/LKSA se-Indonesia. Luh Anik dari LKSA Widyah Asih Bali menceritakan suka duka belajar di dalam dan di luar panti. "Maret sekolah kami di liburkan karena COVID-19, jadi kami dipulangkan tapi ada juga yang tetap di panti. Juli kami kembali ke panti, namun melakukan rutinitas yang berbeda karena harus mengikuti protokol kesehatan COVID-19," cerita Luh Anik.
Perwakilan anak dari LKSA Riyadhul Jannah Semarang, Rafi AK mengungkapkan cita-citanya. "Setelah merasakan kehidupan di tengah pandemi COVID-19 ini, saya jadi bercita-cita menjadi Ahli Bidang Teknologi di Universitas Diponegoro biar bisa jadi Doktor yang punya penemuan-penemuan baru," seru Rafi.
Sedangkan, perwakilan anak LKSA dari Sulawesi Selatan senada dengan yang disampaikan oleh anak LKSA dari Abepura Papua berharap bantuan dari Kemensos. "Sebelum adanya COVID-19, kami banyak mendapatkan donatur namun sekarang kami mohon pertolongan untuk biaya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang butuh HP/Laptop dan juga pulsa," harap Nurul.
Dirjen Rehsos, Harry menyimak semua cerita dan aspirasi anak-anak dengan perasaan haru dan bangga dengan semangat mereka. "Kalau misal dimungkinkan orang tua mengunjungi anak, tingkatkan intensitas. Kegiatan pertemuan orang tua dengan anak di panti harus ditingkatkan agar tanggungjawab orang tua tetap bisa terlaksana," pesan Harry.
"Sistem asrama ke depan diharapkan dalam bentuk cottage dengan sistem pengasuhan keluarga pengganti walaupun dalam lingkungan PSAA/LKSA. Anak-anak berada di dalam lingkungan keluarga pengganti karena pengurus sebagai orangtua. "Perlu ada upaya membangun Foster Care dalam lingkungan PSAA/LKSA sehingga sesuai kebijakan Kemensos," tegas Harry.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi hadir dalam acara meriah ini memberikan arahan tentang protokol kesehatan dalam masa pandemi COVID-19. "Kemensos kerjasama dengan Unicef telah membagikan Pedoman Melindungi Anak dari ancaman COVID-19 di Lingkungan Balai/Loka Anak, LKSA dan Lembaga Pengasuhan Anak Lainnya serta Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," kata Kanya.
"Anak-anak agar tidak terpapar COVID-19, maka kita harus tetap rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan jaga imunitas tubuh dengan makanan sehat," himbau Kanya.
Ketua Fornas PSAA/LKSA, Yanto Mulya Pibiwanto dalam arahannya memberikan pesan untuk anak-anak dan pengurusnya. "Untuk anak-anakku di seluruh Indonesia semoga tetap sehat dan patuhi aturan protokol kesehatan COVID-19. Bagi PSAA/LKSA kami mengharapkan untuk menjaga kesehatan dan tetap membimbing anak, jangan lagi ada kekerasan anak. Sayangi dan Bimbing anak-anak kita," pesan Yanto.
Sebagai tindaklanjut peringatan HAN secara Virtual hari ini, maka Kemensos akan menindaklanjuti aspirasi yang telah disampaikan anak-anak, peningkatan peran serta anak-anak di tingkat nasional semisal Forum Kader Anak PSAA/LKSA, serta penguatan kerjasama dengan kementerian/lembaga terkait pengasuhan dan perlindungan anak.
نشر :