Redam Dampak Abrasi, Karang Taruna Muara Gembong Gerakkan Masyarakat
BEKASI, MINGGU
(23/05/2021)
- Kesadaran terhadap lingkungan menjadi motivasi besar Karang Taruna Kecamatan
Muara Gembong, Kabupaten Bekasi untuk melakukan penanaman pohon mangrove di sepanjang
garis pantai Desa Pantai Bahagia.
Mahmudi,
salah satu anggota Karang Taruna Muara Gembong mengatakan, abrasi yang terjadi
di kawasan tersebut juga menjadi alasan utama dia dan rekan-rekannya berbuat
hal yang positif.
“Mungkin
dengan cara menanam ulang pohon mangrove bisa mengurangi dampak abrasi, karena
memang setiap tahun itu luasnya semakin bertambah,” kata Mahmudi.
Ketua
Karang Taruna Desa Pantai Bahagia itu menjelaskan, penanaman ulang pohon
mangrove dimulai sejak bulan Oktober 2020. Berkat kerja sama dengan instansi
pemerintah lainnya, sebanyak 600.000 batang pohon manggrove ditanam di atas
lahan seluas 46 hektare.
“Anggaran
Rp1,3 miliar dari BPDAS Citarum-Ciliwung dan LMDH untuk program padat karya
penanaman mangrove ini,” kata Mahmudi. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Citarum-Ciliwung atau BPDAS Citarum-Ciliwung adalah unit pelaksana yang
bertugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi
pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Sementara
LMDH atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan merupakan lembaga masyarakat sebagai
wadah pengelolaan hutan bersama antara Perum Perhutani dengan masyarakat desa
hutan dan pihak yang berkepentingan.
Mahmudi
menceritakan, awalnya antusiasme para pemuda dan warga sekitar di kawasan
tersebut sangat minim. Namun, setelah 2 hari program tersehut berjalan,
antusiasme meningkat.
"Awal
itu saya pikir anak muda ini cuek, ternyata setelah dua hari mereka antusias. Malah
kebanyakan yang nanam ini (pohon Manggrove)ya anak-anak mudanya,"
lanjutnya.
Ditemui
terpisah, Rian Hafiz Fauzi, Ketua Karang Taruna Kecamatan Muara Gembong
mengatakan penanaman pohon mangrove menjadi salah satu solusi untuk para pemuda
di kawasan itu lebih aktif membantu lingkungan. Selain itu, warga setempat juga
bisa mendapatkan keuntungan lewat pemanfaatan pohon mangrove itu sendiri.
"Iya
solusi biar pemuda lebih aktif. Kedua,
mereka juga jadi lebih peduli dengan lingkungan, kesadaran lingkungan
itu lebih penting. Ketiga, ibu-ibu setempat jug bisa buka UMKM dengan
memanfaatkan daun mangrove yang bisa dijadikan bahan olahan makanan
ringan" kata Rian.
Rian
menyebutkan hal yang menjadi kebanggaan terbesar bagi para anggota karang
taruna ialah bisa berkontribusi menyejahterakan masyarakat di tengah pandemi
Covid-19.
“Pandemi
Covid-19 itu bisa menghasilkan hal yang positif. Ada solusi dari pemerintah, ya
tinggal kembali lagi ke SDM nya,” kata Rian.
Rian
juga menyebutkan sebanyak 2000 lebih warga yang kerja yang ikut andil dalam
penanaman pohon mangrove. Saat penanaman pohon manggrove, seluruh penduduk desa
merasakan dampaknya.
"Semua
kita bagi, kampung ini nyari bibit, kita bayar. Perkampungan yang lain bikin
ajir (bambu penahan pohon). Sampai ibu-ibu nya ikut mencari bibit. Ada satu
kelompok lagi yang khusus menyediakan tali dari pelapah pisang. Kemudian ada
juga yang mengolah buah mangrove yang sudah matang jadi olahan,” katanya.
Rian
dan anggotanya berharap, ke depan kesadaran terhadap lingkungan dikalangan
pemuda bisa terus meningkat, tidak hanya di Karang Taruna Muara Gembong, tapi
bisa juga diadaptasi di Karang Taruna lain.
Biro Hubungan
Masyarakat
Kementerian Sosial RI