Penulis :
Humas Antasena Magelang
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Intan Qonita N
PACITAN (21 Januari 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Anak "Antasena" Magelang melakukan respon cepat terhadap informasi adanya anak yang mengidap penyakit meningitis di Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan Jawa Timur, Kamis, (21/1). Tim Respon Kasus Balai Anak “Antasena” meluncur ke lokasi untuk melihat langsung kondisi AZ, anak pengidap meningitis.
Berdasarkan pantauan di lokasi, saat ini AZ yang berusia 5,5 tahun hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan kondisi sadar dan sudah bisa membuka mata atau menggerakkan kepalanya, sementara untuk asupan makanan diberikan melalui selang. Informasi yang didapatkan dari Sukatno, ayah AZ, awalnya AZ sering mengeluh pusing dan sempat dibawa berobat ke mantri. Beberapa hari kemudian ketika bangun tidur AZ mengeluh pusing dan minta kepada ibunya untuk dipijat, namun kondisi AZ semakin buruk disertai dengan muntah dan kejang-kejang. Orang tua AZ kemudian membawanya ke Puskesmas dan oleh Puskesmas dirujuk ke RSUD Dr. Darsono Pacitan. Hasil pemeriksaan laboratorium AZ mengidap meningitis. AZ sempat dirawat di rumah sakit selama 14 hari dalam kondisi tak sadarkan diri sebelum dibawa pulang oleh orang tuanya.
Balai Anak Antasena selain memberikan pendampingan psikososial terhadap orangtua AZ, juga memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi AZ. Pendampingan psikososial dan pemenuhan kebutuhan dasar ini merupakan implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial atau ATENSI dari Kementerian Sosial. Bantuan yang diberikan terdiri dari 3 komponen. Komponen pemenuhan kebutuhan dasar berupa beras, minyak goreng, telur, gula dan teh. Komponen pemenuhan peningkatan gizi berupa susu, biskuit, wafer, dan sari kurma. Serta komponen perawatan kesehatan berupa selimut, popok, minyak kayu putih, minyak telon, celana dalam, karpet lipat, botol minum, bedak, shampo, sabun, dan tisu.
Djunaidi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha mewakili Kepala Balai Anak "Antasena" Magelang menyampaikan bahwa setelah Balai menerima informasi mengenai anak pengidap meninghitis langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berkompeten dan segera bergerak ke lokasi. "Balai segera bekerjasama dengan Dinas Sosial setempat dan menyiapkan kebutuhan AZ. Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat" jelasnya.
Kepala Desa Kasihan, H. Masduki mengucapkan terimakasih atas perhatian balai. "Terimakasih atas kepedulian kepada warga kami. Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat" katanya.
Sukatno menyampaikan bahwa AZ sebelum sakit termasuk anak yang aktif dan pintar. Tetangga sekitar merasa sedih karena biasanya berinteraksi dan merasa terhibur dengan ulah lucu AZ. "Saya berterima kasih atas jerih payah dan kepeduliannya terhadap anak saya. Semoga mendapat yang lebih baik dunia akhirat. Mudah-mudahan semua sehat jasmani dan rohani" ucapnya.
Saat ini Sukatno bekerja sebagai buruh tani dan menempati rumah sangat sederhana berupa rumah bilik beralas tanah. Sebelum AZ terkena meningitis ibunya juga bekerja sebagai buruh tani, namun saat ini harus selalu berada di rumah merawat AZ. Walaupun sebagai buruh tani, Sukatno sangat sadar akan pentingnya pendidikan, ini diperlihatkan dengan kemampuannya menyekolahkan anak pertamanya di bangku kuliah, sedangkan anak keduanya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Pelaksanaan respon kasus ini juga melibatkan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kabupaten Pacitan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Tegalombo, dan Kepala Desa Kasihan.
نشر :