Sejuta Asa Dini Defitri Sang Perajut Tali Kur Masa Depan Gemilang
JAKARTA (5 Desember 2021) – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 merupakan tahun kedua dalam suasana pandemi Covid-19.
Dengan menjalankan protokol kesehatan, segenap rangkaian acara tetap khidmat dilaksanakan dan para penyandang disabilitas pun terlihat bahagia dan gembira.
Dari sekian banyak stan yang ada, di sebelah kanan pojok ruangan Gedung Aneka Bhakti (GAB), Komplek Kementerian Sosial Jakarta, ada stan unik yang menjajakan aneka kerajinan tangan berbahan tali kur.
Setiap pengunjung yang datang ke stan itu akan disuguhi pemandangan dari utas-utas tali berwarna-warni yang terhampar di atas pangkuan Dini Defitri.
Jari jemarinya begitu lincah dipadu sepasang mata awas yang mengaitkan simpul tali menjadi berbagai kerajinan tangan yang unik, bernilai seni dan juga ekonomi.
Dini –- karib ia disapa-- adalah seorang tuna rungu wicara Penerima Manfaat (PM) binaan Balai Besar “Kartini” Temanggung dan memulai mendapatkan bimbingan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di balai sejak September lalu.
Seusai mendapatkan bimbingan ATENSI tersebut, kini gadis berusia 20 tahun itu mahir membuat aneka jenis konektor masker, tas kain, gelang, serta dompet gawai pintar.
“Bahannya dari tali kur yang dikasih sama Balai. Untuk buat biasanya dari pukul setengah 8 pagi hingga 5 sore,” tutur Dini saat ditemui di Pameran HDI 2021 di GAB, Kamis (2/12) sore.
Wajah gadis itu sumringah, saat hasil kerajinan tangannya laku keras di sela-sela rangkaian HDI 2021. Tak canggung, ia dengan bangga memamerkan kemampuannya membuat gelang dari tali kur dan konektor masker yang hanya membutuhkan tidak lebih dari 15 menit.
“Dalam sehari Dini bisa menyelesaikan satu konektor masker. Kemarin dalam hitungan jam saja dan kalau tas bisa diselesaikan dalam seminggu,” terang Ambarina Murdiati, pekerja sosial Balai Besar “Kartini Temanggung yang menjadi pendamping Dini.
Kemampuan Dini membuat kerajinan tangan terlihat sejak usia belia. Sebelumnya gadis asal Salatiga ini pernah mengikuti kursus prakarya mengolah gelas plastik. Tapi kini ia sudah jatuh cinta untuk menggeluti kerajinan tangan dari tali kur.
“Sebelum mengikuti bimbingan ATENSI di Balai, setiap calon PM diasesmen untuk dilihat kemampuan dan keterampilannya. Dini terlihat bakatnya untuk membuat kerajinan tangan,” ucap Ambar.
Bimbingan ATENSI selama tiga bulan bagi PM yang berdomisili di Temanggung bisa menjalani bimbingan ATENSI daycare atau pulang pergi. Sedangkan, PM yang dari luar kota disediakan penginapan di dalam kompleks balai.
“Usai menyelesaikan bimbingan ATENSI, PM masih dibantu untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya mereka selama tiga bulan ke depannya,” kata Ambar.
Tepat pada 15 Desember ini, Dini menyelesaikan bimbingan ATENSI di Balai “Kartini” Temanggung dan ia pun tak sabar ingin segera pulang kampung untuk memulai lembaran hidup baru sebagai pengusaha muda kerajinan tangan.
“Usai diasesmen kemampuannya, Dini akan mendapatkan bantuan ATENSI yang mendukung perintisan usahanya yaitu tali kur dan mesin jahit portabel,” imbuh Ambar.
Ke depan, Dini ingin menjadi pengusaha muda yang membuat berbagai macam karya kerajinan tangan dari tali kur.
“Saya senang bisa ikut pelatihan di Balai. Dapat ilmu, ketemu teman-teman baru, juga menerima bantuan dari Kemensos untuk memulai usaha di rumah,” pungkas Dini.
Tak terasa mentari senja pun perlahan tenggelam ke singgasana peraduan malam. Banyak kisah inspiratif, asa dan doa dari para penyandang disabilitas agar nasib dan mimpi-mimpi mereka untuk Indonesia yang inklusi bisa terwujud dan bisa sejajar dengan warga negara yang lainnya tanpa diskriminasi.
Hadiah terindah Peringatan HDI 2021 yaitu dilantiknya Komisi Nasional Disabilitas (KND) oleh Presiden Jokowi di Istana yang akan bertugas sebagai ‘penggawa’ untuk berbagai upaya penghargaan, penghormatan, perlindungan atas hak-hak dasar penyandang disabilitas di seantero tanah air.
Tidak hanya ada sosok Gading, Eko, Dini dan nama-nama lainnya. Tapi anak-anak Indonesia diminta oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan berurai air mata bahwa kalian (anak-anak penyandang disabilitas) itu hebat dan luar biasa.
Tidak mudah menyerah, teruslah berjuang jangan takut, bermimpilah setinggi langit untuk meraih cita-cita yang menurut Putra Sang Fajar, Bung Karno, “Ketika engkau jatuh sekalipun di antara bintang-bintang yang indah.”
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI