Penulis :
Humas Balai "Mahatmiya" Bali
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
PROBOLINGGO (1 Juni 2020) - Sebanyak 666 paket akan disalurkan ke provinsi berlabel zona merah berdasarkan data dari gugus tugas nasional penanganan COVID-19. Seiring dengan peningkatan secara signifikan kasus positif di Provinsi Jawa Timur, maka Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra "Mahatmiya" secara masif mendistribusikan bantuan sosial sembako ke wilayah tersebut.
Bertolak dari Balai Netra "Mahatmiya" Bali, empat pegawai bertugas untuk menyalurkan bantuan sosial sembako ke 13 titik sebaran yakni Kab. Banyuwangi, Jember, Bondowoso dan Probolinggo, Kab. Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek dan Kota Kediri.
Hari pertama disalurkan 90 paket ke Kab. Banyuwangi, 30 paket ke Kab. Jember, 25 paket ke Kab Bondowoso dan 32 paket ke Kota Probolinggo.
Menempuh perjalanan malam, akhirnya tim pun tiba di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banyuwangi pukul 02.00 WIB. Saat menyeberang di laut, ombak sangat bersahabat, seakan merestui perjalanan tim. Setelah melepas lelah kurang lebih empat jam, pagi hari tim disambut oleh Kepala Seksi Dinsos PPKB Kab. Banyuwangi, Hasmai.
Menggandeng lima penyandang disabilitas netra, ia bercengkrama dengan tim yang menjelaskan kembali maksud dan tujuan tim datang kesana. Sembari mengurus administrasi, beberapa orang terlihat mulai mengeluarkan sembako dari kontainer. Terhitung 90 paket sembako diturunkan, itulah jumlah yang tim serahkan kepada penyandang disabilitas netra terdampak COVID-19.
Simbolis penyerahan segera tim lakukan dengan Hasmai. Ia menyambut baik penyaluran yang dilakukan Kementerian Sosial melalui Balai Netra "Mahatmiya" Bali. Menurut Hasmai, penyandang disabilitas netra akan sangat terbantu dengan sembako ini. "Para penyandang disabilitas yang selama ini hidupnya pas-pasan dari hasil massage, kemudian terkena dampak COVID-19 sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya karena tidak adanya interaksi antar manusia," ujar Hasmai.
Ia juga menambahkan, saat pandemi sembako ini sangat bermanfaat bagi mereka. "Kami sangat bersyukur sekali atas bansos yang diberikan. Ini akan bisa melanjutkan perjalanan hidup mereka menghadapi situasi sulit seperti sekarang," ungkapnya.
Sementara itu penerima sembako, Karno Dewo merasa sangat terbantu. "Alhamdulillah, saya dapat sembako ini, terima kasih Kemensos telah ada untuk kami," pungkas Karno.
Perjalanan tim dilanjutkan menuju Kab. Jember. Membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 30 menit, akhirnya tim tiba di Yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan (YTPA) Jember. Disana tim diterima dengan hangat oleh Kepala Sekolah SLB-A TPA Jember, Arida Choirun Nisa. Terlihat di salah satu sudut sekolah, penerima bansos sudah menunggu tim cukup lama. Situasi perjalanan tidak bisa tim prediksi, terkadang lancar tetapi macet pun tak bisa dihindari.
"Saya mewakili Kepala Yayasan menyampaikan terima kasih atas bantuan sosial berupa sembako ini. Semoga ini bisa bermanfaat bagi anak-anak penyandang disabilitas netra," ungkap Nisa.
Bantuan sembako disalurkan sebanyak 30 paket. Lima diantaranya diserahkan langsung kepada penerima bantuan yang hadir saat itu. Sisanya akan disalurkan melalui pendamping atau diambil keluarga.
"Nanti akan kami komunikasikan dengan keluarga mereka, apakah akan diambil sendiri atau kami antar," pungkas Nisa.
Salah satu penerima bantuan, Zumar Fajar Rafi menyampaikan harapan agar Corona bisa cepat berlalu dan dia bisa beraktifitas seperti biasa.
Usai penyerahan, tim langsung menuju titik sebaran ketiga, Kabupaten Bondowoso. Penerima bantuan sudah berkumpul, namun belum menerapkan protokol jaga jarak dan beberapa diantaranya tidak memakai masker. Berbekal masker yang sudah disiapkan, tim membagikannya ke penerima bansos yang tidak memakai masker. Diwakili oleh Sekretaris Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Syaifudin Syuhri diserahkan sebanyak 25 paket sembako untuk penyandang disabilitas netra.
Dengan balutan kaos berwarna hitam polos, Syaifudin terlihat antusias menyerahkan bansos sembako ke disabilitas netra. "Kepedulian Kementerian Sosial terhadap mereka sangat saya apresiasi. Masa pandemi ini mereka kehilangan mata pencaharian sebagai penyedia jasa massage. Sembako ini akan sangat berarti untuk mereka," ungkap pria berkacamata itu.
Hal senada diungkapkan oleh penerima bansos, Sutikawati. Ia mengungkapkan terima kasih kepada pemerintah atas penyaluran sembako ini. "Saya sudah tidak bisa bekerja lagi semenjak tiga bulan yang lalu. Pasien yang biasanya datang sekarang pada takut," ungkap perempuan bermasker hitam tersebut.
Perjalanan tim dilanjutkan ke titik sebar terakhir, Kabupaten Probolinggo. Melalui jalan berliku, truk kontainer pengangkut sembako tim mengalami masalah. Tromol rem overheat! Membawa hampir delapan ton sembako disertai jalanan yang membutuhkan kepakeman rem membuat tromol rem 'nyerah'. Akhirnya tim harus menepi di sisi jalan, beratapkan bangunan bambu rapuh di tengah hutan belantara. Sekitar sejam mendinginkan tromol dan melepas lelah, tim melanjutkan memacu si kuda besi.
Suasana malam mulai menyelimuti Kabupaten Probolinggo saat tim tiba disana. Melalui Kabid Relinjamsos Dinsos PPA Kab. Probolinggo, Heny Ananto disalurkan 32 paket sembako yang berisi beras, biskuit regal, minyak goreng, mi instan, sarden, telur, sabun mandi cair dan sabun cuci yang bernilai Rp300.000 per paket.
Ananto menekankan ke penerima bantuan untuk menggunakan sembako ini dengan baik. "Saya harap sembako ini bisa membantu kebutuhan hidup sehari-hari Bapak/Ibu di masa susah seperti sekarang. Nanti ingat cap jempol untuk pertanggungjawaban bahwa sudah menerima paket sembako," pungkasnya.
نشر :