Seniman Disabilitas Pembuat Miniatur 'Action Figure', Siap Pamerkan Hasil Karya kepada Perwakilan Negara Asia-Pasifik
JAKARTA
(19 Oktober 2022) - Jari jemari Wawang Sunarya seperti punya
mata. Mengepal-kepal limbah kertas. Dibentuk bulatan-bulatan. Tak butuh waktu
lama, hasil kerjanya berubah menjadi sosok boneka mungil, alias action figure.
Perlu
dicatat, pekerjaan itu dilakukan Wawang tanpa dituntun sketsa. Di tangan pria
40 tahun itu, limbah kertas tak dilirik, kini jadi barang bernilai tinggi.
Saat
ditemui, penyandang disabilitas fisik ini sedang serius menyiapkan action
figure. Ia persiapkan karyanya itu untuk dibawa ke arena pameran di Sentra
Terpadu "Inten Soeweno" di Cibinong pada 21 Oktober 2022.
"Ini, saya sedang siapkan beberapa miniatur action figure. Saya akan persembahkan di
pameran," katanya sambil meraih tongkat kruk sebagai alat bantunya
berjalan menuju meja dimana miniatur siap dijemur.
Pameran
yang dimaksud merupakan rangkaian acara
Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas dengan nama
High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and
Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-FRPD) yang digelar di Jakarta, pada 19-21 Oktober 2022.
Di
ajang internasional ini, sebanyak 53 delegasi negara anggota United Nation
Economic and Social Commision for Asia and the Pasific (UNESCAP) dan 9 negara
asosiasi terintegrasi secara hybrid. Para delegasi yang hadir akan melihat
hasil karya Wawang. Ini merupakan prestasi kesekian yang ditorehkan pria yang
akrab disapa Wawang.
Kehadirannya
di pameran menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia dalam
memenuhi hak-hak penyandang disabilitas untuk berkarya dan memiliki peluang
yang sama dalam dunia usaha.
Sebagai
alumni Sentra Terpadu "Inten Soeweno" di Cibinong milik Kementerian Sosial (Kemensos) tahun
2009, Wawang mendapat berbagai kesempatan kerja di beberapa perusahaan. Sambil
kerja, ia menekuni hobinya membuat
action figure.
Tahun
2012, ia mendapatkan tawaran dari seorang kawan untuk mengikuti pameran dan
bazaar. Tak disangka, keisengannya berbuah manis. Produknya laris manis. Sejurus,
muncul ide menekuni hobinya menjadi kegiatan usaha untuk memperbaiki ekonomi
keluarga.
Awal
mula membuka usaha pembuatan miniatur action figure, Wawang mendapat dukungan
modal usaha dari Kemensos sebesar Rp5 juta tahun 2012. Dukungan ini
membuatnya semakin percaya diri untuk memasarkan hasil karyanya di Srengseng,
Kembangan, Jakarta Barat dan di Kampung Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Harga
miniatur action figure ukuran kecil dibanderol Rp50-100 ribu. Action figure termahal yang pernah dijualnya
seharga Rp5 juta. Ini sesuai dengan tingkat kesulitan dan ukuran action figure
yang dipesan, mulai dari superhero dalam negeri, superhero luar negeri dan
karakter lainnya sesuai pesanan.
Pria
kelahiran Bogor ini memproduksi miniatur di hari kerja dan memasarkannya pada Sabtu dan Minggu. Selain di Kampung Betawi, produknya dipasarkan di Dinas Koperasi DKI Jakarta dan pernah dipasarkan di International Handycraft Trade
Fair (INACRAFT) di Jakarta Convention Center Senayan tahun 2016. Kini, pemasaran
dilakukan juga secara online melalui platform sosial media Instagram.
Usahanya
sempat collapse dihadang gelombang pandemi Covid-19. Wawang bingung karena usaha
inilah yang menjadi sumber utama penghasilannya.
Namun, Wawang enggan tumbang. Pandemi tak menghentikan langkahnya untuk terus
mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kesempatan pelatihan wirausaha.
Berkat semangat pantang menyerah, ia menyabet penghargaan peserta berprestasi
pada Event Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship yang digelar
oleh MayBank.
Selain
itu, usahanya juga masuk 10 besar nasional Difabisa tahun 2021 yang diinisiasi oleh
Astra Disability Connection Program dan mendapat tambahan modal untuk
pengembangan usahanya.
Selain
penghargaan bagi usahanya, Wawang juga merupakan atlet renang dan berhasil
mendapat juara III nomor 50M Gaya Dada S7 Putra di Kejuaraan Paraswimming se-Jawa
Barat tahun 2022.
Sederet
prestasi yang ia torehkan menjadi bukti bahwa disabilitas bisa berdaya.
"Saya cuma ingin membuktikan, kalau disabilitas bisa mandiri dan apa yang
mereka lakukan bisa saya lakukan juga," tuturnya.
Prestasi
dan keberhasilan usahanya pun membuatnya wara-wiri di berbagai stasiun TV guna berbagi pengalaman menginspirasi dan juga memotivasi.
Kemensos
terus mendukung pengembangan usaha Wawang dengan memberikan bantuan motor roda
tiga sebagai salah satu implementasi Program Indonesia Melangkah. Wawang akan
menjual hasil karyanya dengan keliling menggunakan motor roda tiga.
Ia berharap usahanya bisa semakin berkembang dan bisa memberdayakan teman-teman penyandang disabilitas lainnya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI