Penulis :
Humas BRSPDSRW "Melati" Jakarta
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Yusa Maliki; Karlina Irsalyana
JAKARTA (24 Oktober 2019) – Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (BRSPDSRW) “Melati” Jakarta Pujiyanto, didampingi Pejabat Struktural BRSPDSRW “Melati”, menerima dan menyambut kedatangan Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Marjuki beserta rombongan untuk melaksanakan supervisi lembaga terhadap Para Mahasiswa Praktikum II Poltekesos Bandung bertempat di aula serbaguna Balai. Turut serta juga Wakil Direktur I, Kepala Prodi, dan Kepala Bagian Administrasi Akademik (BAAK), serta Kepala Laboratorium Pekerjaan Sosial Poltekesos Bandung.
Kegiatan supervisi seperti ini sangat diperlukan karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan praktikum dan target-target yang telah dicapai oleh para mahasiswa Praktikum II Poltekesos Bandung yang praktik di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya.
Mahasiswa yang hadir berjumlah sekitar 60 orang datang secara berkelompok dari 10 LKS yang berbeda, LKS tersebut diantaranya berkonsentrasi pada setting anak, disabilitas, lanjut usia serta tuna sosial/korban perdagangan orang. Para mahasiswa di masing – masing setting dituntut belajar melaksanakan praktik pekerjaan sosial berbasis intitusi menggunakan metode dan teknik mikro disiplin pekerjaan sosisal.
Sebagai tuan rumah kegiatan dan juga LKS yang menjadi tempat praktik mahasiswa Poltekesos Bandung, Pujiyanto turut memberikan testimoni dan pesan mengenai pelaksanaan praktikum khususnya di Balai “Melati”. Dalam sambutannya, Pujiyanto menyampaikan bahwa kegiatan praktikum di BRSPDSRW “Melati” cukup antusias dan cukup aktif terlibat secara langsung di dalam proses layanan dan rehabilitasi sosial kepada para penerima manfaat bekerja bersama-sama dengan para pekerja sosial, pengasuh, instruktur dan pegawai. “Kami melibatkan mereka di hampir seluruh kegiatan Balai mulai dari terapi fisik-kesehatan, terapi mental-spiritual, terapi psikososial, sampai dengan terapi penghidupan (vokasional),” ujar Pujiyanto.
“Tugas utama para mahasiswa praktikan adalah implementasi ilmu pekerjaan sosial yang telah didapatkan di kampus; melaksanakan tahapan penuh pekerjaan sosial di dalam memberikan layanan dan rehabilitasi sosial kepada penerima manfaat, mulai dari proses engagement (intake process) sampai dengan tahapan terminasi,” lanjut Pujiyanto.
Direktur Poltekesos Bandung dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Kepala Balai atas kesediaannya memberikan kesempatan mahasiswa untuk berpraktik dan kesediaannya memfasilitasi kegiatan supervisi ini. Ia juga menyampaikan komitmen Poltekesos Bandung untuk terus berkontribusi pada pengembangan praktik pekerjaan sosial, yang salah satu upayanya ditempuh melalui kegiatan praktikum ini. “Melalui praktikum diharapkan mahasiswa mampu menemukan dan menganalisis masalah real di lapangan untuk kemudian di rumuskan alternatif pemecahan masalahnya,” ujar Marjuki.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari mahasiswa mengenai progres praktikum yang telah dilaksanakan di setiap konsentrasi setting.
نشر :