Penulis :
Humas Balai Mahatmiya
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
DENPASAR (3 November 2020) - Tim Reaksi Cepat (TRC) Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Sensorik Netra "Mahatmiya Bali turun ke lapangan guna merespon video yang sempat viral beberapa waktu yang lalu. Berdurasi 39 detik, video tersebut memperlihatkan seorang perempuan sedang menyuapi kue kepada dua orang penyandang disabilitas berat. Tampak satu pemuda itu tergeletak di lantai, sementara pemuda lainnya beralaskan tempat tidur kayu.
Merespon informasi tersebut, Kepala Balai Netra "Mahatmiya" Bali, Sutiono memberikan arahan dan tugas kepada Kepala Seksi Asesmen Advokasi Sosial (AAS), Mohammad Saibudin dan Pekerja Sosial Madya, Ni Putu Esti untuk segera melakukan penelusuran sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Berdasarkan hasil koordinasi dengan dengan Kabid Rehsos Dinas Sosial Provinsi Bali, Dayu Anggreni, Kasi Disabilitas Dinas Sosial Kota Denpasar, Koordinator Pendamping Penyandang Disabilitas Kota Denpasar dan TKSPD Kota Denpasar didapatkan informasi bahwa keluarga Nyoman Sadra pindah alamat tempat tinggal dari yang sebelumnya difasilitasi oleh Dinas Sosial Provinsi Bali di Bangunan PSTW Wana Seraya, ke lokasi yang baru yakni Banjar Jurang Asri, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Namun perpindahan itu tidak dilaporkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali, Dinas Sosial Kota Denpasar, PPD maupun TKSPD.
"Tidak ada informasi yang sampai ke Dinsos tentang kepindahan mereka, jadi kami mengalami kesulitan untuk menelusurinya," ujar Dayu.
Informasi tambahan berupa video viral itu adalah sebuah keluarga, terdiri dari suami istri dan dua laki-laki penyandang disabilitas berat serta satu perempuan menderita lumpuh layu. Setelah mendapatkan informasi, Tim Balai Netra "Mahatmiya" Bali segera mengecek kebenaran informasi video tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran kepada diketahui bahwa perempuan dalam video itu adalah Ibu dari kedua penyandang disabilitas berat.
Menurut Ni Nengah Sumerti (48), video itu dibuat atas dasar ingin menunjukkan kepada donatur yang memberikan kue bahwa kuenya sudah dimakan oleh anak-anaknya. Setelah video selesai direkam, lalu Sumerti mengirimkan video ke donatur melalui salah satu platform percakapan. Menurut Sumerti, dirinya tidak mengetahui jika video itu menjadi viral sampai tim melakukan klarifikasi. Ia hanya berniat mengirimkan video sebagai bukti ke donatur tanpa ada maksud tersembunyi.
"Video ini hanya saya tujukan kepada donator yang memberikan kue. Kuenya diantar oleh ojek online, saya suapi anak-anak saya dan direkam oleh cucu saya. Setelah itu saya kirim videonya ke donatur sebagai bukti bawah kuenya sudah dimakan," ungkap Sumerti.
Nyoman Sadra (55), ayah dari ketiga penyandang disabilitas tidak ada di tempat karena sedang bekerja di Kantor Pemerintah Provinsi Bali sebagai tenaga kontrak. Ini merupakan bentuk perhatian dari Gubernur Bali (Mangku Made Pastika) saat itu. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan pendapatan dari suaminya. Namun, cukup banyak donator yang membantu meringankan kebutuhan mereka.
Ketiga anak disabilitas dari Nyoman Sadra dan Ni Nengah Sumerti mendapatkan kegiatan rekreasi setiap hari Senin dan Kamis selama berada di bangunan PSTW Wana Seraya, namun semenjak 2 bulan belakangan ini, sudah tidak mendapatkan rekreasi karena akses ke tinggal baru yang susah dijangkau dengan kursi roda.
"Sebagai tindak lanjut, kami akan rekomendasikan kepada Dinsos Sosial Provinsi Bali untuk memberikan bedah rumah agar keluarga mempunyai tempat tinggal yang layak di daerah asal," pungkas Esti.
Dari Balai Netra "Mahatmiya" Bali memberikan bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi berupa beras, susu, biskuit, minyak goreng, makanan pendukung lainnya, serta pembersih pakaian. Selanjutnya akan dilakukan monitoring berkala kepada penyandang disabilitas tersebut. Balai Netra "Mahatmiya" Bali juga telah berkoordinasi dengan Sakti Peksos dan Dinas Sosial setempat untuk bersama melakukan perlindungan dan pendampingan bagi ketiga penyandang disabilitas.
نشر :