TNI Siap Bantu Kemensos Bangun Kawasan 3T dan Berikan Dukungan Penanganan Bencana
Penulis :
Anindya Tamara
Penerjemah :
Intan Qonita N/Karlina Irsalyana
JAKARTA (19 Februari 2023) - Negara melalui Kementerian Sosial diamanatkan oleh konstitusi untuk hadir memenuhi hak setiap warga negara, termasuk mereka yang tinggal di kawasan terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan perhatian serius agar negara hadir di kawasan ini, khususnya daerah perbatasan Negara Indonesia dengan berbagai program.
Di kawasan 3T, Kemensos tidak hanya hadir dengan program bantuan sosial, tapi juga dengan membangun fasilitas pendukung kualitas hidup untuk menopang pembangunan sumber daya manusia. Dalam pertemuan dengan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Mensos menyampaikan bahwa di kawasan 3T, Kemensos juga membangun berbagai fasilitas, diantaranya air bersih dan listrik yang direalisasikan melalui bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik.
Kepada Panglima TNI, Mensos menyampaikan Kemensos menghadapi berbagai tantangan selama melaksanakan tugas memenuhi hak-hak masyarakat di kawasan 3T dan perbatasan Indonesia dengan negara lainnya, misalnya Pulau Sebatik di Nunukan, Pulau Mapia di Biak, Pulau Laut di Natuna dan banyak daerah perbatasan lainnya. Tantangan datang, baik dari aspek transportasi, maupun keamanan.
“Tugas Kemensos itu ada di 3T, terdepan, terpencil, tertinggal. Itu 'kan saya juga pengen datangi, tapi saya berhadapan dengan kendala keamanan. Kemarin itu ada keluhan di kawasan mereka tinggal telah tergerus agresi. Mereka khawatir," ungkap Mensos Risma saat bertemu Panglima TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (17/2).
Mensos hadir untuk mendiskusikan upaya-upaya percepatan penyaluran bantuan dan berkolaborasi dengan program-program TNI untuk daerah 3T.
Selain terhambat dengan kendala keamanan, keterbatasan transportasi juga menjadi tantangan serius. Kemensos tidak hanya menyalurkan bantuan permakanan, tetapi juga fasilitas pendukung lainnya, termasuk pakaian, mesin atau alat penunjang lainnya, terutama jika terjadi bencana.
“Sekarang, saya tambahkan bantuan kalau bencana, ada pakaian. Dulu 'kan hanya dibantu dengan makanan. Saya ngga bisa kalo anak-anak itu, kasihan, kadang ngga bisa. Makanya, saya belikan pakaian anak, perempuan dan laki-laki," ucap Mensos.
Bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik juga harus didistribusikan segera untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat 3T. Untuk mengangkut air bersih dan solar cell, tentunya membutuhkan transportasi yang memadai.
“Kemarin itu juga ada yang bilang, 'bu kita ndak ada air'. Saya bilang oke pak saya bantu cuma kan gimana aku bawa ke sana barangnya. Kalo naik heli. Naik pesawat itu kan maksimal hanya memuat 2,2 ton. Jadi kan tidak mungkin," kata dia.
Kemensos memiliki keterbatasan dalam peralatan transportasi untuk memastikan bantuan bisa menjangkau kawasan 3T. Oleh karena itu, Mensos berharap dapat menjalin sinergitas Kemensos dan TNI, sehingga mengatasi berbagai tantangan di atas.
Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyambut baik upaya Kemensos dalam upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah perbatasan Indonesia.
TNI, yang juga memiliki program di daerah-daerah perbatasan dapat berkolaborasi dengan Kemensos untuk membangun daerah-daerah tersebut dengan menyiapkan material, serta mengerahkan anggota.
“Kita mix kan program Kemensos dengan TNI," kata Laksamana Yudo. Tidak hanya program-program untuk daerah perbatasan, TNI akan mendukung penyaluran bantuan ketika ada situasi tanggap darurat.
“Di kami, sudah kami tekankan pada jajaran. Jadi, ketika ada tanggap darurat itu ngga perlu ada perintah Panglima TNI. Jadi, langsung menyebar lakukan evakuasi dan SAR. Memang dulu mereka sering menunggu, belum ada perintah. Sekarang, saya perintahkan kalo ada tanggap darurat, tidak perlu menunggu perintah. Laksanakan, nanti baru saya perintahkan untuk legalitasnya, apalagi yang sifatnya mendorong logistik, kami siap bantu," Kata Laksamana Yudo.
Laksamana Yudo juga mengungkapkan siap membantu Kemensos untuk transportasi dalam pegantaran bantuan. “Bisa, nanti apa saja yang mau dibawa, kita fasilitasi dengan kapal perang. Tapi, kalo perjalanannya panjang, pake kapal saja, ada tempat tidurnya," kata alumni AAL 1988 itu.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :